7 Komplikasi Mematikan yang Bisa Muncul akibat DBD, Wajib Diwaspadai!

Walau jarang terjadi, komplikasi DBD harus diantisipasi

Demam berdarah dengue (DBD) menjadi salah satu penyakit yang kerap muncul di area tropis seperti Indonesia. Belakangan ini, penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti ini merebak di sejumlah wilayah Indonesia. Bahkan ratusan pasien di banyak daerah harus dirawat di rumah sakit karenanya.

Menurut "Pedoman Komprehensif Pencegahan dan penanganan demam dengue" terbaru dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), DBD memunculkan sejumlah gejala yang wajib diwaspadai. Di antaranya adalah demam, nyeri kepala hebat, nyeri di belakang mata, nyeri otot, mual, muntah, hingga ruam kemerahan pada kulit.

Kebanyakan DBD akan membaik dalam waktu 7 hari setelah gejala timbul. Akan tetapi, sebagian penderita DBD yang tidak ditangani dengan baik dapat mengalami masalah komplikasi yang lebih berat. Meski jarang ditemui, komplikasi dari DBD ini sebagian dapat menyebabkan kematian.

1. Sindrom syok dengue

7 Komplikasi Mematikan yang Bisa Muncul akibat DBD, Wajib Diwaspadai!Pemberian infus pada pasien syok dengue (unsplash.com/Stephen Andrews)

Syok merupakan kondisi di mana darah yang dipompa jantung tidak mencukupi kebutuhan organ tubuh. Pada demam berdarah, pembuluh darah dalam tubuh akan mengalami penipisan. Akibatnya, darah tidak bisa dialirkan ke dalam organ, melainkan lebih banyak terbuang ke rongga-rongga di sekitar organ. Keadaan ini sangat membahayakan karena menyebabkan kerusakan permanen pada tubuh.

Bila tidak ditangani dalam 24 jam, sindrom syok dengue bisa menyebabkan kematian. Menurut telaah sistematik di tahun 2013 berjudul "Factors Associated with Dengue Shock Syndrome: A Systematic Review and Meta-Analysis", sindrom syok dengue memiliki risiko kematian sampai 50 kali lebih besar dari demam berdarah biasa.

2. Penggumpalan darah

7 Komplikasi Mematikan yang Bisa Muncul akibat DBD, Wajib Diwaspadai!illustrasi darah yang menggumpal akibat infeksi virus dengue (pexels.com/Karolina Grabowska)

Mengutip literatur "Pathogenesis of Hemorrhagic due to dengue virus" dari Indonesian Journal of Tropical and Infectious Disease, sel-sel imun tubuh akan bereaksi ketika virus dengue bercampur ke dalam darah. Salah satu respon yang dihasilkan adalah membuat darah lebih kental melalui mekanisme koagulasi.

Masih dalam jurnal yang sama, gumpalan darah tersebut bisa menyebabkan sumbatan pada organ tubuh dan mengganggu aliran darah ke sana. Selain itu, sel-sel keping darah akan banyak tersita dalam proses koagulasi, sehingga dapat terjadi kekurangan keping darah (trombositopenia). Kondisi ini bisa menyebabkan perdarahan organ dalam tubuh.

Baca Juga: 3 Ciri-ciri DBD Sudah Menuju Sembuh, Perhatikan Ini!

3. Gangguan pernafasan akut

7 Komplikasi Mematikan yang Bisa Muncul akibat DBD, Wajib Diwaspadai!memberikan masker oksigen pada pasien sesak (verywellhealth.com/Brand X Pictures)

Seperti penjelasan dalam pedoman dengue dari WHO, pada kasus demam berdarah terjadi perpindahan darah dari pembuluh darah ke rongga-rongga di sekitar organ tubuh. Salah satunya pada rongga pembungkus paru. Penumpukan cairan di rongga paru ini disebut sebagai efusi paru.

Kasus efusi paru pada demam dengue bisa berakibat fatal. Dalam studi literatur yang dikerjakan International Journal of Contemporary Medical Research tahun 2020, tingkat kematian pasien demam berdarah dengan gangguan paru di Venezuela bisa mencapai hampir 70 persen dari total kasus.

4. Gagal ginjal akut

7 Komplikasi Mematikan yang Bisa Muncul akibat DBD, Wajib Diwaspadai!ilustrasi ginjal (unsplash.com/Robina Weermeijer)

Menurut WHO, gagal ginjal adalah salah satu tanda demam berdarah yang berat. Gagal ginjal ini bisa terjadi dalam waktu singkat. Penyebabnya adalah aliran darah menuju ginjal yang kian berkurang.

Dilansir Journal of Nephropathology, kasus gagal ginjal akut lebih sering ditemukan pada penderita demam berdarah yang sudah lanjut usia. Mereka yang menunjukkan tanda gagal ginjal akibat dengue memiliki risiko kematian yang lebih tinggi menurut data studi di Thailand, yaitu sekitar 33—60 persen.

5. Kerusakan otak

7 Komplikasi Mematikan yang Bisa Muncul akibat DBD, Wajib Diwaspadai!Ilustrasi otak (unsplash.com/Robina Weermeijer)

Dalam jurnal ilmiah Frontiers yang diterbitkan pada tahun 2017, kerusakan jaringan otak atau ensefalopati juga termasuk ke dalam gejala demam berdarah yang berat. Virus dengue bisa merusak lapisan pelindung otak dan menembus ke dalam saraf otak.

Selebihnya, kerusakan otak akibat virus dengue akan menimbulkan kelumpuhan, kejang, perubahan perilaku dan gangguan kesadaran. Bahkan pada studi kasus yang dilaporkan di tahun 2017, kasus kematian pasien demam berdarah akibat peradangan otak pernah terjadi. Dalam laporan tersebut, pasien mengalami kematian setelah terlambat ditangani.

6. Peradangan hati berat

7 Komplikasi Mematikan yang Bisa Muncul akibat DBD, Wajib Diwaspadai!mata kuning sebagai salah satu tanda hepatitis (verywellhealth.com/Media Production)

Menurut Journal of Venomous Animals and Toxins Including Tropical Disease, peradangan hati merupakan komplikasi tersering dari demam berdarah. Berdasarkan laporan di Srilanka sejak tahun 2011, 4 dari 10 pasien DBD yang meninggal dunia terbukti mengalami kerusakan hati.

Berdasarkan pedoman WHO, gejala yang bisa ditimbulkan dari gagal hati akibat demam berdarah dengue antara lain kuning, perut tidak nyaman, mual-muntah, nafsu makan turun dan air kencing berwarna gelap.

7. Kelahiran prematur dan keguguran

7 Komplikasi Mematikan yang Bisa Muncul akibat DBD, Wajib Diwaspadai!ilustrasi ibu hamil sedang mempersiapkan persalinan (pexels.com/Amina Filkins)

Demam berdarah bisa sangat berbahaya jika menyerang perempuan hamil. Sebab, ibu hamil yang terkena DBD berisiko tinggi untuk mengalami keguguran dan melahirkan secara prematur.

Selain membahayakan janin, DBD juga bisa mengancam keselamatan sang ibu. Dilansir laman Vinmec International Hospital, perempuan hamil berisiko lebih tinggi mengalami preeklamsia jika tertular demam berdarah. Masalah tersebut berpotensi menimbulkan kerusakan pada hati, ginjal, dan menimbulkan pendarahan yang lebih lama saat melahirkan.  

Meski kebanyakan dapat sembuh dengan sendirinya, penanganan kasus DBD harus dilakukan secara tepat dan cepat. Bisa terjadi kelalaian dalam penanganan, nyawa penderitanya pun bisa menjadi taruhan. Itulah kenapa, jika seseorang mengalami gejala DBD, segeralah periksa ke dokter agar penanganan bisa terlaksana lebih cepat. 

Baca Juga: 6 Ciri-ciri DBD pada Bayi, Jangan Abaikan Demam hingga Ruam!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Diana Hasna
  • Izza Namira
  • Delvia Y Oktaviani

Berita Terkini Lainnya