Mengenal Kodein, Obat Narkotika yang Bisa Meredakan Batuk Kronis

Manfaat suatu obat bergantung dari dosis pemakaiannya

Apa yang terlintas dalam benakmu ketika mendengar kata "narkotika"? Narkotika memang erat kaitannya dengan gejala ketergantungan dan proses rehabilitasi yang panjang. Tidak dimungkiri bahwa semua itu merupakan efek mematikan dari konsumsi obat-obatan terlarang.

Namun, dengan pengaturan dosis dan pengawasan ketat, obat-obatan terlarang itu bisa menjadi produk yang bermanfaat bagi kesehatan. Salah satunya adalah kodein atau codeine. Obat narkotika golongan opioid ini terbukti memiliki berbagai khasiat untuk meredakan batuk kronis. Simak terus penjelasannya di bawah ini!

1. Sudah ditemukan sejak dua abad lalu

Mengenal Kodein, Obat Narkotika yang Bisa Meredakan Batuk Kronisilustrasi obat batuk sirop yang mengandung kodein (flickr.com/Marco Verch Professional Photographer)

Badan Kesehatan Dunia (WHO) pernah merilis jurnal tentang kodein sekitar 50 tahun lalu. Dalam jurnal tersebut, diceritakan bahwa khasiat kodein sebagai obat batuk telah dipercaya sejak tahun 1834.

Namun, dengan berkembangnya penelitian dalam bidang obat-obatan, ditemukan berbagai golongan zat yang memiliki efek anti batuk yang setara. Sekarang, kodein pun tidak lagi dijadikan sebagai obat batuk pilihan pertama.

2. Bisa menghambat refleks batuk dari otak

Mengenal Kodein, Obat Narkotika yang Bisa Meredakan Batuk KronisBatuk adalah respons normal tubuh untuk membuang benda asing dari saluran napas. (pixabay.com/nastya_gepp)

Sebuah laporan dalam jurnal Acta Biomedica mengatakan bahwa batuk sebenarnya merupakan refleks normal tubuh. Ketika ada benda asing yang masuk ke dalam saluran napas, otak akan mengirim sinyal ke otot di sepanjang saluran napas untuk berkontraksi dan respons batuk pun muncul.

Kodein bisa dibilang memiliki cara kerja obat yang unik karena tidak bekerja langsung di sistem pernapasan. Dilansir publikasi StatPearls tahun 2021, zat kodein dapat berikatan dengan area pemicu batuk di otak bagian tengah. Lalu, menurut laporan dalam Journal of the Association of Physicians of India tahun 2015, otak tidak dapat mengirim sinyal batuk ke saluran napas, sehingga keluhan batuk berkurang.

Baca Juga: Bolehkah Pasien COVID-19 Isoman Minum Obat Deksametason?

3. Dipakai untuk kasus-kasus tertentu

Mengenal Kodein, Obat Narkotika yang Bisa Meredakan Batuk Kronisilustrasi penggunaan kodein untuk batuk kronis (freepik.com/DCStudio)

Seperti penjelasan sebelumnya, batuk sebenarnya merupakan respons normal tubuh untuk mengeluarkan benda asing di saluran napas. Mengurangi respons batuk memang dapat meredakan keluhan, tetapi juga menghambat proses alamiah tubuh dalam membuang benda asing. Oleh sebab itu, pemakaian kodein harus memiliki indikasi yang jelas.

Sebuah laporan berjudul "Mekanisme Kerja Obat Anti Batuk" dari Fakultas Kedokteran Universitas Lampung tahun 2021, kodein biasa dipakai dalam kasus batuk yang kronis yang tidak diketahui penyebab utamanya. Obat batuk golongan antitusif lainnya (misalnya dekstrometorfan) lebih dipilih untuk kasus batuk yang baru terjadi dalam waktu singkat.

4. Kurang aman untuk anak dan ibu hamil

Mengenal Kodein, Obat Narkotika yang Bisa Meredakan Batuk KronisKodein tidak boleh dikonsumsi oleh anak-anak dan ibu hamil. (freepik.com/karlyukav)

Badan Pengawas Obat dan Makanan RI (BPOM) mengeluarkan surat edaran tentang pemakaian kodein pada tahun 2016. BPOM mengingatkan bahwa kodein tidak cocok dikonsumsi oleh semua populasi usia. Anak-anak berusia di bawah 12 tahun, ibu hamil, dan ibu menyusui tidak disarankan untuk mengonsumsi kodein karena dianggap kurang aman.

Tulisan dalam publikasi StatPearls tahun 2021 menjelaskan bahwa ibu hamil yang mengonsumsi kodein secara rutin berisiko mengalami cacat janin, berat janin kecil, hingga kelahiran sebelum waktunya. Bayi di dalam kandungan juga bisa mengalami gejala ketergantungan narkotika sejak lahir (disebut sindrom abstinensia neonatus).

5. Khasiatnya sangat tergantung hitungan dosis

Mengenal Kodein, Obat Narkotika yang Bisa Meredakan Batuk Kronisilustrasi obat-obatan (unsplash.com/Simone van der Koelen)

Untuk mendapatkan khasiat anti batuk yang optimal, dosis yang dianjurkan, seperti yang tertulis dalam laporan dari Universitas Lampung tahun 2021, berkisar antara 15–120 miligram (mg) per hari.

Dosis tersebut bisa setara dengan empat tablet kodein 30 mg dalam sehari. Penghitungan dosis ini tentu harus dihitung oleh dokter yang berpengalaman dan tidak boleh dikonsumsi sesuka hati.

6. Tidak dijual secara bebas

Mengenal Kodein, Obat Narkotika yang Bisa Meredakan Batuk KronisKodein adalah obat yang hanya bisa didapat lewat resep dokter. (unsplash.com/National Center Institute)

Meski memiliki segudang manfaat, kodein masih termasuk obat golongan narkotika. Obat ini normalnya tidak didapat di apotek secara bebas. Konsumsi kodein secara sembarangan dapat menyebabkan gejala ketergantungan obat. Selain itu, efek samping yang bisa muncul meliputi sembelit, mual muntah, lemas, dan kehilangan gairah.

Mengutip kata-kata dari Paracelsus, seorang ahli toksikologi di zaman dahulu, setiap zat pada dasarnya bisa menjadi racun ataupun obat, tergantung dosisnya. Maka dari itu, dengan pengaturan dosis yang tepat, kodein bisa menjadi obat pereda batuk kronis yang aman dan ampuh.

Baca Juga: Apakah Obat Herbal Bisa Tangani Batuk COVID-19 Varian Omicron?

Leonaldo Lukito Photo Verified Writer Leonaldo Lukito

Berbagi Pikiran dan Rasa melalui Padanan Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya