Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pasien leukemia (freepik.com/freepik)

Leukemia limfositik kronis atau chronic lymphocytic leukimia (CLL) adalah jenis kanker darah yang memengaruhi sel darah putih yang disebut limfosit. Limfosit memainkan peran penting dalam sistem kekebalan tubuh, dengan membantu tubuh melawan infeksi. Mereka dibuat di sumsum tulang.

Pada pasien CLL, tubuhnya memproduksi limfosit abnormal yang tidak berfungsi dengan baik dan tumbuh terlalu cepat. CLL dimulai di sumsum tulang dan kemudian menyebar ke darah. Nantinya, penyakit ini bisa menyebar ke kelenjar getah bening, dan organ lain termasuk paru-paru, limpa, dan hati.

1. Penyebab

ilustrasi sel kanker (freepik.com/kjpargeter)

CLL terjadi ketika limfosit  yang sehat di sumsum tulang bermutasi atau berubah menjadi sel kanker yang berkembang biak dan mengeluarkan sel darah dan trombosit yang sehat.

Para ahli belum mengetahui apa yang memicu perubahan tersebut, tetapi mereka telah mengidentifikasi beberapa faktor risiko. Ini termasuk:

  • Riwayat keluarga: Orang-orang yang memiliki kerabat dekat (seperti orang tua, saudara kandung, atau anak-anak) yang mengidap CLL memiliki kemungkinan dua hingga empat kali lebih besar untuk memilikinya juga.
  • Usia: CLL merupakan jenis leukemia paling umum pada orang dewasa. Rata-rata orang berusia 71 tahun ketika didiagnosis keganasan ini.
  • Ras: Orang kulit putih lebih mungkin terkena CLL daripada ras lain.
  • Jenis kelamin: Laki-laki dua kali lebih mungkin terkena CLL daripada perempuan.
  • Paparan bahan kimia: Herbisida dan insektisida tertentu, termasuk Agen Orange yang digunakan selama perang Vietnam, telah dikaitkan dengan peningkatan risiko CLL. 
  • Limfositosis sel B monoklonal (MBL): Seseorang memiliki jumlah sel B identik yang lebih tinggi dari biasanya dalam darahnya. Jika memiliki kondisi ini, maka ada sedikit risiko seseorang mengembangkan terkena CLL. Selain itu, jika seseorang menderita MBL dan juga memiliki riwayat keluarga dengan CLL, ia kemungkinan berisiko lebih tinggi terkena kanker.

2. Gejala

Editorial Team

Tonton lebih seru di