Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi mahasiswa belajar (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Sebagai mahasiswa, pernah tidak kalian tersiksa karena harus menjaga sikap dan aktif di tengah diskusi meskipun kalian hanya ingin rebahan di kasur setelah semua tugas kampus, rumah, dan bahkan pekerjaan paruh waktu yang sebenarnya sudah membuat kalian lelah?

Padahal, jika sudah kehabisan energi, kalian akan kesulitan mengontrol emosi dengan baik, membuat keputusan yang tepat, apalagi menjaga prestasi akademis. Alhasil, mengacaukan semua rencana yang kalian susun dan harapkan.

Menurut penelitian, 92% mahasiswa memang rentan mengalami ego depletion.

Untuk lebih jelasnya, yuk, simak mengenai ego depletion yang telah dirangkum dari beberapa penelitian terkait dan juga laman Well Very Mind dan Tumonis Post.

1. Apa itu Ego Depletion?

ilustrasi mahasiswa fokus belajar (unsplash.com/Tim Guow)

Ego depletion didasari dari konsep mengenai kontrol diri yang dipandang sebagai sumber daya terbatas. Kenapa dinamakan ego depletion? karena berdasar dari dilema antara super ego dalam teori Freud.

Simpelnya, ego depletion atau penipisan ego adalah dilema antara ingin memenuhi hasrat kalian untuk bersenang-senang atau mengontrol diri kalian agar terus bekerja sesuai tuntutan diri dan orang lain. Tinggi rendahnya ego depletion akan berkaitan dengan kontrol dan regulasi diri.

2. Aktivitas apa saja yang menyebabkan Ego Depletion?

Editorial Team

Tonton lebih seru di