Sementara studi ini menjelaskan bahwa makan larut malam bisa meningkatkan risiko obesitas, ada beberapa kekurangan yang perlu diperbaiki. Pertama, studi ini minim partisipan dan dilakukan dalam durasi follow up yang cukup singkat.
Karena ditempatkan dalam skenario khusus, partisipan tidak mendapatkan kebebasan memilih makanan. Sementara skenario kontrol membantu peneliti melihat pengaruh waktu makan ke hasrat ingin makan, sulit untuk mengetahui pengaruh waktu makan bisa memengaruhi jumlah kalori masuk. Dan, praktiknya dalam dunia nyata bisa amat berbeda.
ilustrasi makan larut malam (pexels.com/KoolShooters)
Dalam studi selanjutnya, Frank dan Nina ingin merekrut lebih banyak partisipan. Penelitian selanjutnya dilakukan para peneliti karena tertarik untuk mencari tahu hubungan waktu makan, waktu tidur, dan keseimbangan energi.
Frank mengatakan bahwa studi ini memang menunjukkan dampak makan larut malam dan makan sesuai dengan waktunya. Namun, ia juga menyayangkan skenario kontrol yang berbeda di dunia nyata.
"..., tetapi di dunia nyata, banyak faktor ini dipengaruhi oleh waktu makan. Di studi besar, yang mana faktor ini tidak bisa dikontrol ketat, kita harus setidaknya mempertimbangkan pengaruh variabel perilaku dan lingkungan dalam mengubah faktor risiko obesitas," tanda Frank.
Cobalah untuk melakukan perubahan yang mudah yang bisa kamu lakukan, seperti tidak lagi makan 3 jam sebelum waktu tidur. Namun, kadang tidur dalam kondisi lapar malah bikin sulit tidur. Jika memang ingin makan saat larut malam, pertimbangkan untuk makan makanan tinggi protein dan serat untuk meningkatkan rasa kenyang.