Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Makanan ultra proses dalam kemasan.
ilustrasi makanan ultra proses dalam kemasan (unsplash.com/Denny Müller)

Intinya sih...

  • Makanan ultra proses (UPF) bisa memicu radang yang berpotensi memengaruhi kesehatan mental, meningkatkan hormon kortisol yang berkaitan dengan stres.

  • Tidak semua UPF harus dihindari sepenuhnya, contohnya susu UHT tanpa gula tambahan dan pewarna buatan masih aman dikonsumsi.

  • Cara paling mudah mengenali UPF adalah dengan membaca daftar ingredient pada kemasan, hindari produk dengan banyak istilah kimia yang asing.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Di tengah gaya hidup serba cepat, ultra-processed food (UPF) atau makanan ultra proses makin menjadi pilihan utama karena praktis dan mudah didapat. Mulai dari makanan cepat saji, camilan kemasan, hingga minuman manis, semuanya akrab dalam keseharian.

Namun, di balik itu, konsumsi UPF secara terus-menerus tak hanya berdampak pada kesehatan fisik, tetapi juga berpotensi memicu masalah kesehatan mental.

Untuk membahas topik ini lebih lanjut, IDN Times menghadirkan Esti Nurwanti, S.Gz, RD, MPH, Ph.D, ahli gizi dan scientist dalam program Health Talk yang disiarkan langsung di Instagram @idntimes pada Senin (8/12/2025).

Ia menjelaskan hubungan konsumsi UPF dan kesehatan mental, serta membagikan tips yang bisa dilakukan untuk membatasi konsumsi UPF. Yuk, simak!

1. UPF bisa memicu radang

UPF berpotensi memicu peradangan atau inflamasi dalam tubuh yang pada akhirnya ikut memengaruhi kesehatan mental. Menurut penjelasan Esti, konsumsi UPF bisa meningkatkan hormon kortisol yang berkaitan dengan stres, sehingga membuat seseorang justru makin mudah merasa tertekan.

"Jadi kalau kita stres sebenarnya baik, karena tugas atau banyak deadline, kadang kita cari yang manis-manis, entah itu cari kopi kekinian, atau donat, atau yang lain, itu malah nambahin stres," jelas Esti.

Untuk menurunkannya, Esti menyarankan asupan omega-3 dan omega-6, serta mengganti pilihan manis dengan alternatif yang lebih sehat seperti jus alpukat dengan gula minimal tanpa kental manis. Langkah ini bisa membantu menekan inflamasi sekaligus berdampak positif pada kesehatan mental.

2. Apakah UPF ada yang aman?

ilustrasi susu UHT (pexels.com/Pixabay)

Menurut Esti, tidak semua UPF harus dihindari sepenuhnya, karena ada juga jenis UPF yang relatif aman dikonsumsi jika dipilih dengan cermat. Salah satu contohnya adalah susu UHT yang proses pemanasannya bertujuan untuk membunuh bakteri sehingga aman dikonsumsi dalam jangka waktu lebih lama.

Namun, kunci utamanya adalah memastikan tidak ada penambahan gula berlebihan. Saat ini, sudah banyak produk susu UHT yang berlabel "no added sugar", sehingga lebih aman untuk dikonsumsi.

Selain itu, produk yang tidak mengandung pewarna buatan, pengawet tambahan, dan zat aditif juga masih tergolong aman. Ini karena pengawetan sudah dilakukan melalui proses UHT itu sendiri.

"Jadi kalau tidak banyak yang aditif itu oke, misalnya roti gandum kalau tanpa banyak yang aditif itu juga aman," ungkap Esti.

Esti menekankan bahwa UPF yang benar-benar perlu dibatasi adalah yang tinggi gula, garam, dan lemak, karena ketiga komponen inilah yang paling berisiko bagi kesehatan fisik dan mental. Oleh karena itu, kamu perlu lebih cermat membaca label gizi pada kemasan, memperhatikan jumlah gula, garam, lemak per sajian, serta memastikan tidak ada tambahan zat aditif yang berbahaya.

3. Cek komposisi produk

Menurut Esti, cara paling mudah mengenali UPF adalah dengan membaca daftar ingredient atau komposisi pada kemasan. Jika ada banyak istilah kimia yang asing di telinga, seperti maltodextrin, emulsifier, perisa identik, atau berbagai jenis pewarna buatan, itu menandakan produk tersebut sudah sangat terproses dan kaya akan aditif.

Sebaliknya, bahan dengan “bahasa normal” seperti gula, garam, dan tepung menandakan proses yang lebih sederhana. Makin panjang dan makin rumit istilah dalam daftar bahan, makin besar pula kemungkinan produk tersebut termasuk UPF yang sebaiknya dibatasi.

Mengurangi konsumsi UPF bukan berarti harus sepenuhnya menghindarinya, tetapi lebih bijak dalam memilih apa yang masuk ke tubuh. Dengan memahami kandungannya, kesehatan mental bisa lebih terjaga.

Editorial Team