Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Seorang perempuan melakukan juicing.
ilustrasi membuat jus (pexels.comYaroslav Shuraev)

Intinya sih...

  • Juicing adalah proses mengekstrak sari dari buah dan sayuran segar, bisa dilakukan dengan mesin juicer atau secara manual.

  • Manfaat juicing antara lain meningkatkan asupan nutrisi, membantu melawan peradangan, dan mendukung kesehatan kulit serta sistem imun.

  • Kekurangan dari juicing termasuk kalori berlebih, asupan gula tinggi, kekurangan serat dan protein, serta risiko membuat cepat lapar.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Buah dan sayuran adalah jenis bahan pangan yang bernutrisi. Kandungan vitamin dan mineralnya membantu tubuh tetap bertenaga, bahkan sebagian di antaranya terbukti dapat menurunkan risiko penyakit kronis seperti jantung dan kanker.

Di tengah tren gaya hidup sehat, muncul satu kebiasaan yang populer, yaitu juicing. Proses ini mengekstrak sari buah dan sayuran segar untuk diminum sebagai jus. Banyak orang melakukannya sebagai cara “detoks” atau untuk menambah asupan gizi harian.

Pendukung juicing percaya bahwa cara ini membantu tubuh menyerap nutrisi lebih baik. Namun, ada pula yang menyoroti sisi lain, bahwa ketika sari diperas, serat dan beberapa komponen penting justru tertinggal. Ditambah lagi, kandungan gula dalam jus bisa melonjak tinggi.

Yuk, pahami seputar juicing dan dampaknya bagi kesehatan, baik manfaat manfaat maupun risikonya.

Apa itu juicing, metode, dan tujuannya

Juicing adalah proses mengekstrak sari dari buah dan sayuran segar. Dalam proses ini, sebagian besar bagian padat, seperti biji dan ampas, akan terpisah, sehingga yang tersisa adalah cairan yang mengandung vitamin, mineral, dan antioksidan alami.

Cara membuat jus bisa beragam, mulai dari sekadar memeras dengan tangan hingga menggunakan mesin juicer. Ada dua jenis juicer yang paling umum:

  • Centrifugal juicer: bekerja dengan kecepatan tinggi, memotong dan memutar buah serta sayuran hingga menjadi bubur, lalu memisahkan sari dari ampas.

  • Cold-press juicer (atau masticating juicer): menghancurkan dan menekan bahan secara perlahan untuk menghasilkan sari sebanyak mungkin.

Meski berbeda cara kerja, tetapi kualitas gizi dari jus yang dihasilkan kedua metode ini relatif sama.

Secara umum, juicing digunakan untuk dua tujuan:

  • Cleansing atau detoksifikasi: makanan padat dihilangkan dan hanya jus yang dikonsumsi selama 3 hari hingga beberapa minggu. Sebagian orang percaya cara ini membantu tubuh “membersihkan” racun, meski hingga kini belum ada bukti ilmiah yang mendukung klaim tersebut.

  • Menambah asupan gizi: jus segar bisa menjadi pelengkap praktis dalam pola makan sehari-hari, membantu meningkatkan konsumsi vitamin dan mineral dari buah serta sayuran yang mungkin jarang dikonsumsi dalam bentuk utuh.

Manfaat juicing

Juicing memang bisa menjadi cara praktis untuk meningkatkan asupan vitamin, mineral, dan antioksidan. Namun, hingga saat ini belum ada bukti ilmiah yang kuat bahwa juicing lebih sehat dibandingkan mengonsumsi buah dan sayuran utuh. Meski demikian, juicing memang bisa membawa manfaat bagi kesehatan.

  • Meningkatkan asupan nutrisi

Buah dan sayuran merupakan sumber penting vitamin A, C, folat, kalium, serta berbagai senyawa nabati yang mendukung kesehatan dan melindungi tubuh dari penyakit kronis terkait penuaan.

Kamu bisa menikmati cold-pressed juice. Karena metode ini tidak menghasilkan panas, kandungan vitamin, mineral, antioksidan, dan rasa alami lebih terjaga. Karenanya, metode ini sering dianggap lebih padat nutrisi.

  • Mungkin dapat membantu melawan peradangan

Jus buah dan sayuran berwarna gelap, seperti sayuran hijau berdaun dan berbagai jenis beri, tinggi antioksidan. Senyawa ini berperan dalam mengurangi peradangan dan stres oksidatif, dua kondisi yang jika berlangsung kronis dapat memicu penyakit serius seperti penyakit jantung dan kanker.

Jenis jus yang dikenal memiliki sifat antiinflamasi kuat antara lain jus jeruk, ceri, plum, dan tomat.

Ada pula jus yang diperkaya dengan rempah seperti jahe dan kunyit. Kedua bahan ini mengandung senyawa bioaktif yang terbukti membantu menekan peradangan sekaligus mendukung proses penuaan sehat.

  • Kulitmu mungkin akan lebih sehat

Mengonsumsi jus bisa membantu memenuhi kebutuhan hidrasi. Kulit yang terhidrasi dengan baik tampak lebih segar, dan tanda-tanda seperti kerutan atau kulit kering akibat dehidrasi dapat berkurang.

Penelitian juga menunjukkan bahwa karotenoid berperan melindungi kulit dari kerusakan akibat paparan sinar matahari. Sayuran seperti wortel, bayam, dan ubi jalar kaya akan vitamin A serta karotenoid, sehingga jus dari bahan-bahan ini dapat meningkatkan asupan nutrisi penting bagi kesehatan kulit.

Selain itu, jus yang dibuat dari sayuran hijau berdaun, buah beri, jeruk, kiwi, dan stroberi kaya akan vitamin C. Nutrisi ini berperan dalam produksi kolagen, protein yang menjaga tulang tetap kuat sekaligus membuat kulit terasa halus dan kenyal.

Juicing memang bisa memberikan manfaat anti-aging, terutama bagi mereka yang kurang mengonsumsi buah dan sayuran utuh. Namun, hingga kini belum ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa jus lebih unggul dibandingkan makan buah dan sayuran secara langsung.

  • Mendukung sistem imun

Cold-pressed juice sering dianggap sebagai sumber padat nutrisi yang mendukung daya tahan tubuh. Di dalamnya terkandung berbagai vitamin penting, seperti vitamin A (banyak terdapat pada ubi jalar, bayam, dan melon; vitamin ini menjaga kesehatan kulit serta membran mukosa, yang berfungsi sebagai benteng alami melawan patogen), C (ada dalam buah jeruk, sayuran hijau, kiwi, dan stroberi; selain sebagai antioksidan, vitamin C juga membantu meningkatkan respons imun); E (ada dalam kacang-kacangan, biji-bijian, dan sayuran hijau; vitamin ini memiliki sifat antioksidan yang mendukung sistem kekebalan).

  • Meningkatkan fungsi kognitif

Buah dan sayuran—terutama sayuran hijau, cruciferous, serta yang berwarna merah dan kuning—dapat membantu menjaga kesehatan otak dan memperlambat penurunan kognitif. Kandungan karotenoid, flavonoid, polifenol, dan vitamin berperan mengurangi stres oksidatif serta peradangan di otak.

Penelitian menunjukkan konsumsi jus alami dalam jumlah sedang berkaitan dengan risiko penurunan kognitif yang lebih rendah, sedangkan minuman manis justru meningkatkan risikonya. Jus ceri juga terbukti mendukung fungsi otak.

  • Meningkatkan energi

Segelas jus dapat membantu menjaga hidrasi tubuh, kunci agar tetap berenergi. Bahkan dehidrasi ringan saja bisa membuat tubuh lelah dan lesu.

Jus dari sayuran hijau kaya akan vitamin dan mineral, mendukung peningkatan energi alami. Sementara itu, jus buah segar bisa menjadi pilihan tepat sebelum berolahraga: gula alami dan karbohidratnya memberi dorongan cepat untuk tenaga instan.

  • Mendukung kesehatan jantung

Beberapa penelitian menunjukkan jus jeruk, delima, seledri, dan ceri dapat membantu menurunkan tekanan darah.

Buah dan sayuran kaya beta-karoten serta vitamin C juga berpotensi mengurangi penumpukan plak di arteri.

Campuran jus buah dan sayur tertentu dapat menurunkan kolesterol serta tekanan darah berkat kandungan vitamin, mineral, dan antioksidannya yang membantu mengurangi peradangan dan mencegah pembekuan darah.

Jus bit, yang kaya nitrat, terbukti melebarkan pembuluh darah, memperlancar aliran darah, dan menurunkan tekanan darah sistolik.

  • Meningkatkan suasana hati

Mengonsumsi setidaknya lima porsi buah dan sayuran per hari, termasuk dalam bentuk jus, dapat mendukung kesehatan mental.

Buah jeruk, kiwi, sayuran hijau (terutama bayam), pisang, apel, wortel, dan mentimun dikaitkan dengan manfaat terbesar. Efek positif ini diyakini berasal dari kandungan vitamin C, vitamin B, karotenoid, dan kalium.

Kadar vitamin C yang tinggi berhubungan dengan suasana hati yang lebih baik, sementara kadar rendah dapat meningkatkan risiko depresi.

Kekurangan dari juicing

ilustrasi cold-pressed juice (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Risiko dari juicing dapat berbeda-beda, tergantung pada seberapa banyak jus yang diminum, seberapa sering, serta jenis buah dan sayuran yang digunakan:

  • Kalori berlebihan

Semua buah dan sayuran mengandung kalori, tetapi biasanya seimbang dengan serat dan jaringan lain. Dalam segelas jus (±240 ml), bisa terkandung sekitar 100–180 kalori. Jika tidak mengontrol porsi, asupan kalori berlebih dapat menyebabkan kenaikan berat badan.

  • Asupan gula terlalu tinggi

Sebagian besar kalori dalam jus buah berasal dari gula. Karena tidak ada serat yang memperlambat penyerapan, kadar gula darah bisa melonjak cepat setelah minum jus. Cara terbaik untuk menekan asupan gula adalah memilih jus yang berbahan dasar sayuran, bukan buah saja.

  • Kekurangan serat dan protein

Hanya mengandalkan jus dapat memicu kekurangan gizi, karena hampir semua jenis jus, termasuk jus sayur, sangat rendah serat dan protein. Padahal, serat penting untuk kesehatan pencernaan, sementara protein dibutuhkan untuk mendukung otot, tulang, dan darah.

  • Bikin cepat lapar

Sebagian orang menggunakan jus sebagai pengganti makan, atau sekadar camilan instan. Jus memang praktis, tetapi ada sisi kurang baiknya. Karena tidak perlu mengunyah, cairan jus langsung diserap lebih cepat oleh lambung. Ini berarti tubuh melewati mekanisme alami yang membantu kamu merasa kenyang. Tanpa proses mengunyah, bagian penting dari pengalaman makan dan pencernaan terlewat, sehingga rasa lapar bisa muncul kembali tak lama setelah kamu menghabiskan segelas jus.

Jus yang perlu diprioritaskan

Jika ingin memasukkan jus ke dalam pola makan, lakukan dengan bijak dan tetap seimbang.

Pilih jus dari beragam buah dan sayuran berwarna, seperti bayam, kale, jeruk, bit, wortel, anggur, dan lain-lain. Kombinasi ini memberi tubuh spektrum nutrisi dan senyawa nabati yang lebih luas.

Saat membuat jus sendiri, gunakan lebih banyak sayuran untuk menjaga kadar gula tetap rendah. Tambahkan sedikit buah hanya untuk rasa manis. Aturan praktis yang baik adalah rasio 3:1 antara sayuran dan buah.

Saat membeli jus kemasan, pilih yang 100% buah atau sayuran tanpa tambahan gula agar terhindar dari kalori berlebih sekaligus memaksimalkan manfaat kesehatan.

Referensi

Md. Mehedi Hasan et al., “Trends and Challenges of Fruit By-products Utilization: Insights Into Safety, Sensory, and Benefits of the Use for the Development of Innovative Healthy Food: A Review,” Bioresources and Bioprocessing 11, no. 1 (January 18, 2024), https://doi.org/10.1186/s40643-023-00722-8.

Irene Rossi et al., “Health Effects of 100% Fruit and Vegetable Juices: Evidence From Human Subject Intervention Studies,” Nutrition Research Reviews 37, no. 1 (September 1, 2023): 194–238, https://doi.org/10.1017/s095442242300015x.

"What Happens to Your Body When You Try Juicing?" Verywell Health. Diakses November 2025.

"Are There Health Benefits to Juicing?" WebMD. Diakses November 2025.

"Ask a doctor: Is juicing healthy?" Kaiser Permanente. Diakses November 2025.

"Juicing: Good or Bad?" Healthline. Diakses November 2025.

"What You’re Losing When You’re Juicing." Cleveland Clinic. Diakses November 2025.

Editorial Team