ilustrasi cek tekanan darah pada orang dengan hipertensi (pixabay.com/geraldoswald62)
Prosedur bedah bariatrik bekerja dengan memodifikasi sistem pencernaan, seperti lambung, terkadang juga usus kecil untuk mengatur berapa banyak kalori yang dapat dikonsumsi dan diserap. Itu juga dapat mengurangi sinyal lapar yang mengalir dari sistem pencernaan ke otak.
Jika dibandingkan dengan risiko hidup dengan kondisi obesitas, risiko dari operasi bariatrik sangatlah kecil. Beberapa risiko potensialnya antara lain:
- Sindrom dumping (pengosongan lambung ke bagian usus kecil lebih cepat daripada biasanya).
- Timbulnya batu ginjal.
- Berat badan tidak turun sesuai jumlah yang diinginkan.
- Berat badan kembali naik.
Namun, sebagian besar pasien yang menjalani operasi bariatrik yang berkomitmen untuk menurunkan berat badan secara berkelanjutan melaporkan peningkatan yang signifikan pada kesehatan mereka secara keseluruhan.
Mencapai berat badan yang lebih sehat dapat membantu mengatasi sleep apnea (gangguan tidur yang menyebabkan napas terhenti), menangani diabetes tipe 2, termasuk menormalkan tekanan darah, sehingga berpotensi hidup lebih lama dan lebih sehat.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa orang dewasa dengan obesitas yang menjalani prosedur penurunan berat badan memiliki risiko 32 persen lebih rendah terkena kanker dan risiko kematian akibat kanker sebesar 48 persen lebih rendah, dibandingkan dengan yang tidak menjalani prosedur penurunan berat badan (JAMA, 2022).
Obesitas meningkatkan risiko berkembangnya 13 jenis kanker berbeda yang secara keseluruhan menyumbang 40 persen dari seluruh kanker yang didiagnosis setiap tahunnya. Yang menonjol di antaranya adalah kanker endometrium.