ilustrasi heartburn (freepik.com/Jcomp)
Puasa merupakan salah satu perubahan gaya hidup yang dapat membantu mengurangi gejala GERD.
Umat Islam pada bulan Ramadan tidak makan, minum, dan merokok mulai terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Tidak merokok selama Ramadan dapat mengurangi gejala GERD.
Studi menunjukkan bahwa puasa intermiten selama 16 jam setiap hari selama empat hari dapat memperbaiki gejala regurgitasi dan heartburn.
Penelitian lain menunjukkan bahwa puasa intermiten dapat memperbaiki gejala regurgitasi dan heartburn.
Ada juga penelitian yang menemukan bahwa gejala GERD lebih ringan pada partisipan selama Ramadan dibanding pada bulan-bulan non Ramadan.
Namun, ada pula penelitian lain menunjukkan tidak ada efek pada gejala GERD.
Sebuah penelitian tahun 2023 menyelidiki pengaruh puasa Ramadan terhadap gejala klinis pada pasien GERD.
Temuannya, gejala GERD seperti heartburn dan regurgitasi berkurang secara signifikan selama dan setelah Ramadan, tetapi tidak ditemukan hubungan signifikan antara gejala GERD dan kebiasaan makan seperti jenis makanan, waktu makan, atau jumlah makanan.
Sebanyak 45,3 persen pasien GERD merasa puas dengan status kesehatannya selama Ramadan, sedangkan 34 persen merasa puas setelah Ramadan, tanpa perbedaan yang signifikan.
Hasilnya menunjukkan bahwa puasa Ramadan mungkin berdampak positif pada gejala GERD, tetapi penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengonfirmasi temuan ini dan memahami mekanisme yang mendasarinya.