ilustrasi bayi (pexels.com/Anna Shvets)
Vitamin E sangat penting untuk perkembangan sistem saraf. Dalam hal ini, defisiensi vitamin E dapat memiliki efek buruk, terutama pada bayi dan anak-anak.
Dijelaskan dalam laman Linus Pauling Institute, gejala neurologis ireversibel tidak jarang terjadi di antara anak-anak dengan kadar vitamin E rendah saat lahir. Masalah koordinasi dan gangguan refleks adalah dua akibat umum dari kekurangan vitamin E.
Bayi prematur yang kekurangan vitamin E juga menghadapi risiko lebih tinggi terkena anemia hemolitik, yaitu kelainan yang menyebabkan sel darah merah dihancurkan lebih cepat daripada produksinya.
Pada kondisi tersebut, sumsum tulang gagal menggantikan sel-sel yang hilang, yang menyebabkan banyak sel darah merah yang belum matang. Studi dalam The American Journal of Clinical Nutrition menunjukkan bahwa bayi yang diberi suplemen vitamin E mampu mengatasi beberapa derajat anemia dan menurunkan jumlah sel darah merah yang belum matang.
Akhir kata, dapatkan vitamin E dari berbagai sumber makanan untuk menjaga berbagi fungsi tubuh. Jika kamu mencurigai adanya defisiensi atau kekurangan vitamin E, bicarakan dengan dokter tentang suplementasi yang tepat.