ilustrasi mata (pexels.com/Kindel Media)
Saat ini, belum ada tes konklusif yang dapat digunakan dokter untuk mengidentifikasi penyakit Parkinson. Diagnosis didasarkan pada gejala dan pemeriksaan neurologis serta fisik. Tidak mengherankan, penyakit ini salah didiagnosis. Namun, itu dapat berubah.
RightEye, yang menerima izin Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) pada tahun 2018, melacak pengukuran gerakan mata (saat pasien menatap layar dan mengikuti perintah) untuk membantu mengevaluasi penyakit Parkinson. Penelitian telah menunjukkan bahwa orang dengan penyakit Parkinson umumnya mengalami tremor okular, biasanya pada tahap yang sangat awal sebelum gejala lain terlihat.
Dengan menggunakan teknologi pelacakan mata untuk mengidentifikasi tremor okular, metode ini dapat membantu mendiagnosis penyakit Parkinson untuk intervensi lebih awal.
Pemeriksaan mata yang komprehensif dapat mendeteksi berbagai masalah kesehatan, mulai dari diabetes dan tekanan darah tinggi hingga kanker dan penyakit autoimun.
Dengan melakukan pemeriksaan mata secara berkala, kamu dapat mendeteksi kondisi medis, jika ada, sejak dini, sehingga dapat dikelola dengan lebih baik dan mencegah komplikasi lebih lanjut dengan lebih baik.
Jangan remehkan manfaat pemeriksaan mata. Pemeriksaan mata bukan hanya untuk menjaga penglihatan tetap baik, tetapi juga untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan secara keseluruhan.
Referensi
"Surprising Health Problems an Eye Exam Can Catch." American Academy of Ophthalmology. Diakses September 2024.
"Health Problems That Can Be Detected Through an Eye Exam." AARP. Diakses September 2024.
"Hidden Health Problems That an Eye Exam Can Catch." Valley Eyecare Center. Diakses September 2024.
"What Diseases Can Be Detected in an Eye Exam?" Eduardo Besser, MD. Diakses September 2024.
"Health Conditions an Eye Exam Can Reveal." University of Utah Health. Diakses September 2024.