5 Efek Puasa Ramadan untuk Pasien Penyakit Ginjal Kronis

Dokter dapat menilai keamanan puasa untuk pasien

Intinya Sih...

  • Tidak semua pasien penyakit ginjal kronis bisa berpuasa. Ada tiga golongan manajemen risiko untuk mengetahui apakah pasien bisa berpuasa atau tidak.
  • Berpuasa dapat menyebabkan efek negatif seperti disfungsi tubular, kekurangan cairan, tetapi juga memiliki efek positif pada penurunan berat badan dan kesehatan mental.

Selama bulan Ramadan, umat Islam menjalankan ibadah puasa, yang mana muslim dewasa wajib menahan lapar dan haus sejak terbit fajar sampai terbenamnya matahari. 

Namun, untuk beberapa orang puasa bisa menjadi tantangan, menyulitkan, bahkan berisiko. Misalnya untuk pasien penyakit ginjal kronis.

Penyakit ginjal kronis (PGK) adalah kondisi ketika ginjal mengalami kerusakan dalam jangka waktu lama (setidaknya tiga bulan) dan kesulitan melakukan tugas-tugas penting mereka, dilansir National Kidney Foundation.

Tidak semua pasien PGK bisa berpuasa. Ada tiga golongan manajemen risiko untuk mengetahui apakah pasien bisa berpuasa atau tidak.

Mengutip dari laman Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia, pertama adalah golongan risiko rendah, yaitu pasien pasien PGK stadium 1–3 dengan fungsi ginjal di atas 60 persen dan kondisi ginjal stabil. Mereka masih boleh berpuasa.

Golongan risiko tinggi yakni stadium 1–3 dengan fungsi ginjal tidak stabil. Mereka sebaiknya tidak berpuasa.

Terakhir adalah risiko sangat tinggi. Dalam kategori ini adalah pasien yang didiagnosis stadium 4–5 belum dialisis, pasien hemodialisis dan continuous ambulatory peritoneal dialysis (CAPD), pasien PGK hamil, pasien PGK stadium 1–5 dengan gagal jantung. Mereka disarankan untuk tidak berpuasa.

Penting untuk berkonsultasi dengan dokter yang merawat terlebih dulu satu bulan sebelum puasa untuk dilakukan penilaian mengenai keamanan puasa.

Berikut ini efek-efek puasa yang bisa terjadi pada pasien PGK.

1. Munculnya risiko masalah tubular ginjal

5 Efek Puasa Ramadan untuk Pasien Penyakit Ginjal Kronisilustrasi ginjal (unsplash.com/Robina Weermeijer)

Saat memulai berpuasa, terjadi perubahan cara kerja akibat perubahan pola makan. Bagi orang yang sehat, ketika mulai berpuasa akan terjadi disfungsi tubular sementara yang kemudian membaik setelahnya (British Journal of Nutrition, 1990). Fenomena ini terjadi karena tubuh sedang menyesuaikan pada gaya hidup baru.

Pada pasien PGK, disfungsi tubular akan berbeda dengan orang yang sehat. Permasalahan ini muncul umumnya diakibatkan oleh kontrol kadar glukosa yang kurang baik.

Selain itu, kondisi ginjal yang sudah tidak sehat lagi menyebabkan tubular ginjal kesulitan beradaptasi saat terjadi perubahan. Ini bisa diketahui dengan melihat peningkatan zat N-acetyl-D-glucosaminidase (NAG) dalam urine atau kreatinin, yang cenderung meningkat pada orang-orang dengan PGK (Saudi Journal of Kidney Diseases and Transplantation, 2007).

2. Kemungkinan penurunan fungsi ginjal pada pasien PGK parah

5 Efek Puasa Ramadan untuk Pasien Penyakit Ginjal Kronisilustrasi ginjal (unsplash.com/ julien Tromeur)

Ketika berpuasa, kamu tidak makan ataupun minum selama belasan jam. Bagi individu dengan PGK pada fase parah, berpuasa bisa menimbulkan efek tertentu.

Tidak adanya asupan cairan dalam waktu laman bisa menyebabkan tubuh kekurangan bahkan kehilangan cairan, terutama pada pasien PGK di daerah yang panas dengan aktivitas fisik yang berat.

Kekurangan cairan bisa menyebabkan ginjal mengalami penurunan pada pasien PGK parah. Sayangnya, efek ini mungkin bersifat permanen (Saudi Medical Journal, 2017).

Baca Juga: Tren Penyakit Ginjal Meningkat, Termasuk Anak Muda

3. Penurunan berat badan

5 Efek Puasa Ramadan untuk Pasien Penyakit Ginjal Kronisilustrasi penurunan berat badan (pexels.com / SHVETS production)

Walaupun ada beberapa efek yang tidak diinginkan, puasa Ramadan juga memiliki efek positif untuk pasien PGK, khususnya pada mereka yang kondisinya tidak parah dan tidak ada penyakit berat lain.

Sebuah studi mencatat adanya penurunan berat badan antara 0,7–1,4 kg pada partisipan pasien PGK yang tidak parah dan tidak memiliki penyakit penyerta lainnya (Saudi Journal of Kidney Diseases and Transplantation, 2010).

Fenomena ini diyakini terjadi karena penurunan frekuensi makan selama Ramadan, yang menyebabkan penurunan asupan energi, hilangnya massa tubuh, dan lemak tubuh.

4. Pengaruh pada kesehatan mental

5 Efek Puasa Ramadan untuk Pasien Penyakit Ginjal Kronisilustrasi depresi (unsplash.com/ Gadiel Lazcano)

Sebuah studi menemukan, berpuasa memiliki pengaruh pada kesehatan mental pasien PGK. Partisipan studi melaporkan peningkatan kelelahan, depresi yang meningkat signifikan, kecemasan dilaporkan meningkat meskipun tidak drastis, serta penurunan fungsi kognitif (Journal of the Egyptian Society of Nephrology and Transplantation, 2019).

Sayangnya, belum ada penjelasan secara medis mengapa efek tersebut bisa muncul. Juga, kondisi ini akan berbeda-beda untuk setiap individu.

5. Penurunan tekanan darah meskipun tidak signifikan

5 Efek Puasa Ramadan untuk Pasien Penyakit Ginjal Kronisilustrasi tekanan darah (pexels.com/ cottonbro studio)

Sebuah penelitian bertujuan untuk mencari tahu efek berpuasa pada penderita hipertensi. Tekanan darah pada pasien hipertensi tanpa PGK dan dengan penyakit ginjal ditemukan mengalami penurunan (Saudi Journal of Kidney Diseases and Transplantation, 2020).

Perbedaannya, pada pasien PGK hanya mengalami sedikit penurunan, sedangkan pada pasien hipertensi tanpa PGK mengalami penurunan tekanan darah drastis.

Peneliti beranggapan perbedaan tersebut muncul karena pembuluh darah individu dengan hipertensi yang disertai PGK lebih kaku dan mengalami kalsifikasi. Jadi, tidak terjadi penurunan tekanan darah sebanyak individu dengan hipertensi tanpa PGK.

Walaupun tekanan darah tidak turun banyak, tetapi efek ini tetap positif untuk pasien PGK yang berpuasa selama Ramadan.

Melihat adanya efek positif dan negatif yang bisa terjadi, sebaiknya lakukan puasa dengan aman. Jika dinyatakan boleh berpuasa oleh dokter, ikuti semua saran dan pengobatan yang dianjurkan.

Baca Juga: 8 Komplikasi akibat Penyakit Ginjal Kronis, Apa Saja?

Masrurotul Hikmah Photo Verified Writer Masrurotul Hikmah

A girl with ADHD and still learn to manage it!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya