Ilustrasi COVID-19 di Tiongkok (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)
Jadi, mengapa begitu parah di China? The Conversation melampirkan beberapa alasan, seperti imunitas yang rendah di populasi China hingga vaksinasi yang kurang. Selain itu, data dari China juga perlu diwaspadai karena belum melewati ulasan sejawat (peer review).
Dalam laporan Reuters pada Desember 2022, ada dugaan bahwa China menutupi keparahan COVID-19 yang dihadapinya. Selain menyembunyikan angka kematian, diduga terjadi kelangkaan obat dan kasur rumah sakit akibat melonjaknya jumlah pasien COVID-19 di China.
Jika dibiarkan, The Economist memperkirakan sekitar 1,5 juta penduduk China bisa meninggal dunia akibat COVID-19 yang dipicu BF.7. Selain itu, laporan The Lancet lebih memberatkan karena angka tersebut melonjak dari 1,3 hingga 2,1 juta kematian jika China gegabah dalam menangani BF.7.
Selain itu, Outlook di India mengingatkan bahwa China telah menolak untuk menggunakan vaksin Barat yang umumnya menggunakan teknologi messenger ribonucleic acid (mRNA), sementara vaksin China umumnya memiliki efikasi rendah. Hal ini juga menjadi salah satu alasan mengapa kasus BF.7 bisa dahsyat di Negeri Tirai Bambu.