ilustrasi tanning bed (pixabay.com/Thomas G.)
Melanoma amelanotik tidak umum. Menurut penelitian dalam JAMA Dermatology tahun 2014, melanoma amelanotik jarang terjadi, mencapai sekitar 2 persen hingga 20 persen dari semua melanoma.
Meskipun penampilannya membuat jenis melanoma ini lebih sulit untuk dideteksi, tetapi penyebab melanoma amelanotik sama dengan bentuk lainnya yang mudah dikenali. Paling sering, perubahan genetik pada sel-sel di tahi lalat menyebabkan mereka berubah menjadi sel kanker, atau melanoma.
Semua sel tubuh mengandung DNA, bahan kimia yang mengontrol cara kerja gen. Ketika mutasi DNA menyebabkan gen berfungsi secara tidak normal, sel-sel dapat tumbuh tidak terkendali, menjadi kanker. Penyebab paling umum dari perubahan sel ini adalah paparan sinar ultraviolet (UV) dari matahari atau tanning bed, meskipun mungkin perlu waktu bertahun-tahun setelah paparan UV agar mutasi ini terjadi.
Jarang, mutasi genetik yang diturunkan mungkin juga berperan dalam menyebabkan melanoma. Melanoma yang diturunkan disebabkan oleh perubahan gen penekan tumor, mengganggu kemampuan mereka untuk mengontrol pertumbuhan sel dan akhirnya berkontribusi terhadap kanker.
Faktor risiko
Meskipun faktor risiko ini tidak berarti seseorang akan mengembangkan melanoma, tetapi ini berkaitan dengan peningkatan risiko semua bentuk kanker, termasuk melanoma amelanotik.
- Paparan sinar UV: Kerusakan DNA di sel kulit dari paparan sinar UV (baik UVA dan UVB), adalah faktor risiko nomor satu untuk semua jenis melanoma. Sinar matahari alami dan lampu tanning bed meningkatkan risiko kanker kulit jenis ini. Sering tersengat matahari (sunburn) selama masa kanak-kanak juga telah dikaitkan dengan perkembangan melanoma di dada, punggung, dan kaki.
- Tahi lalat: Jika kamu memiliki banyak tahi lalat atau memiliki tahi lalat yang tidak biasa, kamu berisiko lebih besar terkena melanoma. Selain itu, pasien dengan kondisi bawaan sindrom displastik nevus berada pada risiko tinggi mengembangkan melanoma selama hidup mereka.
- Kulit cerah: Pemilik kulit berwarna terang, berbintik-bintik, dan berambut pirang atau merah dengan mata biru atau hijau memiliki risiko lebih besar terkena melanoma. Ini terutama benar jika kulit cenderung terbakar dibandingkan dengan tanning bed saat terkena sinar UV.
- Ras: Melanoma 20 kali lebih mungkin terjadi pada orang kulit putih daripada orang kulit hitam, menurut American Society of Clinical Oncology (ASCO).
- Riwayat keluarga dan pribadi: Jika kerabat dekat memiliki riwayat melanoma, kamu berisiko lebih tinggi. Jika sebelumnya kamu pernah menderita melanoma atau jenis kanker kulit lainnya, kemungkinan untuk mengembangkannya lagi juga lebih besar.
- Sistem kekebalan yang melemah: Orang yang menggunakan obat imunosupresif atau memiliki sistem kekebalan yang lemah dari penyakit seperti HIV berisiko lebih besar terkena melanoma.
- Usia dan jenis kelamin: Risiko melanoma meningkat seiring bertambahnya usia, meskipun ini adalah salah satu kanker yang paling sering didiagnosis pada orang yang lebih muda dari 30 tahun. Pria berisiko lebih besar terkena melanoma setelah usia 50 tahun, sementara perempuan berisiko lebih besar sebelum usia 50 tahun.
- Xeroderma pigmentosum: Jika kamu memiliki kondisi bawaan ini, kemampuan untuk memperbaiki kerusakan DNA pada tingkat sel terganggu, sehingga meningkatkan risiko melanoma.