Mengantuk di Siang Hari dan Tiba-tiba Tertidur? Waspada Narkolepsi

Sedang menghadiri rapat atau mengikuti kelas kuliah, tiba-tiba diserang rasa kantuk hebat. Sulit untuk membuka mata, akhirnya kamu ketiduran dan terbangun karena dibangunkan seseorang. Bisa-bisa kamu dimarahi atau ketinggalan informasi penting!
Pernah mengalami kisah di atas, yang mana kamu sering ngantuk berat di siang hari atau tiba-tiba tertidur tanpa kenal waktu dan tempat? Hati-hati, karena itu adalah tanda narkolepsi.
Apakah narkolepsi berbahaya? Yuk, simak fakta-faktanya berikut ini.
1. Disebabkan oleh gangguan saraf yang memengaruhi pola tidur
Dilansir Medical News Today, narkolepsi adalah gangguan tidur yang ditandai dengan rasa kantuk berat pada pagi dan siang hari. Kondisi ini terjadi akibat gangguan saraf yang memengaruhi pola tidur, sehingga penderitanya bisa tiba-tiba tidur tak kenal waktu dan tempat.
Dalam siklus tidur yang normal, kamu akan masuk tahap awal tidur, lalu berlanjut ke tahapan tidur yang lebih dalam. Pada tahap itulah tahapan rapid eye movement (REM) terjadi. Butuh 60-90 menit untuk mencapai fase tidur REM.
Akan tetapi, pada orang-orang dengan narkolepsi, REM terjadi dalam 15 menit dalam siklus tidur dan terjadi sesekali selama jam bangun. Dalam fase REM inilah muncul mimpi yang jelas (vivid) serta paralisis otot.
Terdapat dua jenis narkolepsi:
- Tipe 1: narkolepsi yang disertai oleh rasa kantuk dan katapleksi (kelumpuhan histerikal yang tiba-tiba terjadi, biasanya dipicu bila seseorang mengalami emosi kuat seperti marah, kejutan, dan sebagainya). Atau bisa juga diartikan pingsan fisik meski tetap sadar.
- Tipe 2: narkolepsi yang disertai oleh rasa kantuk hebat di siang hari tanpa katapleksi.
Pada tipe pertama, narkolepsi terjadi akibat kerusakan di hipotalamus, yaitu bagian otak yang memproduksi neurotransmiter hipokretin atau oreksin dan berhubungan dengan tidur.
Berdasarkan National Institute of Neurological Disorders and Stroke (NINDS), narkolepsi tipe 1 tampaknya terjadi karena defisiensi hipokretin. Hipokretin dianggap dapat meningkatkan kesadaran dan mempertahankan tonus (tegangan) otot normal. Jadi masuk akal bila kondisi kurangnya hipokretin ini bisa menyebabkan kantuk dan kelemahan mendadak.
Sementara itu, narkolepsi tipe 2 bisa terjadi ketika trauma atau tumor menyebabkan kerusakan pada hipotalamus.
Ada satu hal lagi yang dikatakan dapat menyebabkan narkolepsi, yaitu genetik. NINDS menyebut bahwa kelainan ini ditemukan di antara anggota keluarga. Sebanyak 10 persen orang yang terdiagnosis narkolepsi dengan katapleksi memiliki kerabat dekat dengan kondisi tersebut.