Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi ibu mengendong bayinya.
Ilustrasi bayi. (IDN Times/Agung Sedana)

Intinya sih...

  • Sistem kekebalan tubuh bayi masih lemah. Tubuh mereka belum mampu melawan infeksi dengan efektif seperti orang dewasa.

  • Virus flu sangat mudah menular, apalagi pada bayi yang sering bersentuhan dengan banyak orang.

  • Gejala flu pada bayi meliputi hidung tersumbat, demam ringan, batuk, nafsu makan menurun, dan kesulitan tidur.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Influenza atau flu memang sering dianggap penyakit ringan yang bisa sembuh sendiri. Namun, bagi bayi, flu bukan hal sepele. Sistem kekebalan tubuh mereka yang masih berkembang membuat infeksi virus umum seperti flu bisa berujung pada komplikasi serius. Tak heran, banyak orang tua panik saat bayi mereka tiba-tiba pilek, batuk, dan rewel.

Di sisi lain, bayi baru lahir belum punya perlindungan tubuh yang kuat. Mereka bergantung pada antibodi dari ibunya, dan itu pun akan berkurang seiring waktu. Karena itulah, penting bagi orang tua untuk tahu mengapa bayi sangat rentan terkena flu, bagaimana cara penularannya, serta langkah pencegahan yang bisa dilakukan.

1. Sistem kekebalan tubuh bayi masih lemah

Anak-anak, terutama bayi, memiliki sistem imun yang belum matang. Tubuh mereka belum mampu melawan infeksi dengan efektif seperti orang dewasa. Orang dewasa sudah memiliki “memori kekebalan” dari vaksinasi atau paparan virus sebelumnya, sementara bayi belum. Itu sebabnya, mereka lebih mudah terserang flu dan lebih sulit pulih.

Setiap kali tubuh bayi terinfeksi virus, sistem imunnya belajar mengenali virus tersebut. Namun, karena ada begitu banyak jenis virus penyebab flu dan pilek, bayi bisa terkena berkali-kali dalam setahun. Beberapa virus bahkan tidak memberikan kekebalan jangka panjang sehingga infeksi bisa berulang.

2. Gejala flu pada bayi

Tanda-tanda awal flu pada bayi biasanya dimulai dengan hidung tersumbat atau berair. Lendir yang awalnya bening bisa menjadi kental dan berubah warna menjadi kuning atau hijau. Gejala lain yang umum antara lain:

  • Demam ringan.

  • Bersin dan batuk.

  • Nafsu makan menurun.

  • Bayi rewel dan sulit tidur.

  • Kesulitan menyusu karena hidung tersumbat.

Jika bayi tampak sesak napas, kulit membiru, atau tampak sangat lemas, segera bawa ke dokter anak.

3. Cara penularan flu pada bayi

ilustrasi balita sedang makan brokolo (freepik.com/freepik)

Virus flu sangat mudah menular, apalagi pada bayi yang sering bersentuhan dengan banyak orang. Penularan bisa terjadi melalui:

  • Udara: Saat orang batuk, bersin, atau berbicara di dekat bayi

  • Kontak langsung: Ketika seseorang menyentuh tangan bayi setelah menyentuh hidung atau mulutnya sendiri yang terinfeksi

  • Permukaan benda: Virus dapat bertahan di mainan, botol, atau kain hingga dua jam. Saat bayi menyentuh benda itu lalu mengusap wajahnya, virus bisa masuk ke tubuh.

4. Bahaya flu bagi bayi dan anak kecil

Kebanyakan anak bisa sembuh dari flu tanpa masalah, tetapi bagi bayi dan balita, flu bisa berbahaya, bahkan berpotensi fatal. Anak di bawah usia lima tahun berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi dibandingkan dengan anak yang lebih besar atau orang dewasa.

Risiko paling tinggi terjadi pada anak di bawah usia 2 tahun, dan terutama pada bayi di bawah enam bulan. Komplikasi yang mungkin muncul meliputi pneumonia, dehidrasi, gangguan pernapasan, infeksi telinga, hingga gangguan pada otak dan otot. Bahkan anak yang tampak sehat pun bisa mengalami komplikasi berat jika flu tidak ditangani dengan baik.

5. Cara mencegah flu pada bayi

Bayi di bawah 6 bulan memang belum bisa menerima vaksin untuk mencegah flu, tetapi ada banyak langkah sederhana untuk melindungi bayi:

  • Jauhkan bayi dari orang yang sedang sakit. Hindari tamu yang sedang batuk atau pilek.  

  • Cuci tangan sesering mungkin. Gunakan sabun dan air mengalir minimal 20 detik atau hand sanitizer berbasis alkohol.  

  • Bersihkan mainan dan permukaan benda. Pastikan barang yang sering disentuh bayi tetap higienis.  

  • Ajarkan etika batuk dan bersin. Tutup mulut dengan tisu atau siku bagian dalam, lalu cuci tangan.  

  • Pilih tempat penitipan anak yang bersih dan menerapkan aturan kesehatan ketat.

6. Bolehkah ibu menyusui saat sedang flu?

ilustrasi menyusui bayi (pexels.com/Greta Fotografía)

Boleh, bahkan menyusui bisa membantu melindungi bayi dari flu. Virus flu tidak menular melalui ASI. Justru, ASI mengandung antibodi yang membantu memperkuat daya tahan tubuh bayi. Jika ibu sedang sakit parah, ibu bisa memompa ASI dan meminta orang lain menyuapi bayi. Pastikan pompa ASI dicuci bersih sesuai petunjuk pabrikan.

Jangan khawatir jika produksi ASI sedikit menurun saat sakit karena ini hanya sementara. Saat kondisi tubuh membaik, produksi ASI akan kembali normal. Jika ibu terkena flu dalam dua minggu setelah melahirkan, dokter mungkin akan memberikan obat antivirus karena wanita pascamelahirkan berisiko tinggi mengalami komplikasi flu.

Flu pada bayi bukan hal yang bisa dianggap remeh. Tubuh mereka yang masih lemah membuat infeksi lebih cepat berkembang dan sulit dilawan. Dengan menjaga kebersihan, menghindari paparan virus, serta memberikan ASI secara rutin, risiko bayi terkena flu bisa diminimalkan. Kesehatan bayi adalah prioritas, dan langkah pencegahan yang sederhana bisa membuat perbedaan besar.

Referensi

"Flu in Babies and Toddlers." BabyCenter. Diakses pada Oktober 2025.

"Why Kids Under 5 Are Most at Risk for Flu Complications." Families Fighting Flu. Diakses pada Oktober 2025.

"Common Cold in Babies: Symptoms & Causes." Mayo Clinic. Diakses pada Oktober 2025.

Editorial Team