Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mengapa Tersetrum Bisa Berakibat Fatal? Ini Penjelasan Ilmiahnya!

ilustrasi kehilangan kesadaran (freepik.com/Freepik)
ilustrasi kehilangan kesadaran (freepik.com/Freepik)

Barang elektronik dan listrik merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Barang elektronik memerlukan listrik sebagai sumber dayanya. Jika tidak berhati-hati, seseorang bisa saja tersetrum ketika menggunakan barang elektronik. 

Tersetrum dapat terjadi ketika ada aliran listrik yang mengenai tubuh. Tersetrum dapat menimbulkan dampak yang serius pada tubuh. Pada beberapa kasus, sengatan listrik dapat menyebabkan kematian mendadak pada korbannya. Lantas, mengapa tersetrum bisa berakibat fatal? Berikut pembahasannya!

1. Penyebab seseorang tersetrum

ilustrasi stop kontak (unsplash.com/Neven Krcmarek)
ilustrasi stop kontak (unsplash.com/Neven Krcmarek)

Tubuh manusia mampu menghantarkan listrik. Jika ada bagian tubuh yang terkena arus listrik, aliran tersebut bisa masuk ke jaringan sehingga menyebabkan tersetrum. Menurut Department of Health, State Government of Victoria, Australia, ada beberapa penyebab seseorang tersengat listrik, antara lain:

  • Peralatan elektronik yang rusak
  • Kabel yang rusak
  • Peralatan listrik terkena air
  • Kabel listrik yang tumbang
  • Tersambar petir.

2. Tersetrum menimbulkan cedera dengan tingkat keparahan yang berbeda-beda

ilustrasi listrik tegangan tinggi (unsplash.com/Tim Mossholder)
ilustrasi listrik tegangan tinggi (unsplash.com/Tim Mossholder)

Sengatan listrik terjadi ketika seseorang menyentuh sumber energi listrik. Paparan energi listrik ini bisa saja tidak menimbulkan cedera sama sekali, atau sebaliknya, mengakibatkan cedera berat hingga kematian. Ada banyak faktor yang menentukan tingkat keparahan cedera akibat tersetrum, misalnya jenis arus, jumlah arus, dan jalur tubuh yang dilalui listrik.

Dilansir WebMD, luka bakar merupakan cedera yang paling umum yang terjadi akibat sengatan listrik. Listrik bertegangan rendah (kurang dari 500 Volt) dapat menyebabkan luka bakar ringan, atau bisa juga cedera yang lebih berat, tergantung dari faktor yang telah disebutkan sebelumnya. Sementara paparan listrik bertegangan tinggi atau lebih besar dari 500 Volt dapat menyebabkan kerusakan serius.

3. Aliran listrik bisa mengganggu kinerja sel saraf

ilustrasi sel saraf (freepik.com/vecstock)
ilustrasi sel saraf (freepik.com/vecstock)

Dilansir Health and Safety Authority, sel saraf dapat menghantarkan sinyal yang bertanggung jawab dalam mengatur banyak fungsi tubuh. Sel-sel saraf berkomunikasi satu sama lainnya dengan cara transmisi sinyal listrik. Ketika seseorang tersetrum, arus listrik yang masuk ke tubuh mengganggu fungsi normal sel saraf.  

Laman MSD Manual juga menjelaskan hal yang sama, bahwa tersetrum dapat mengganggu sistem kelistrikan yang ada dalam tubuh sehingga saraf berhenti mengirim impuls listrik atau mengirimnya secara tidak beraturan. Transmisi impuls listrik yang tidak normal ini memengaruhi berbagai organ tubuh, seperti otot, otak, dan jantung.

4. Mengapa tersetrum bisa berakibat fatal?

ilustrasi jantung (unsplash.com/jesse orrico)
ilustrasi jantung (unsplash.com/jesse orrico)

Menurut Britanicca, ada tiga cara sengatan listrik secara langsung menyebabkan kematian, yaitu melumpuhkan pusat yang mengatur pernapasan di otak, melumpuhkan jantung, dan fibrilasi ventrikel atau kejang otot yang cepat dan tidak terkendali. Fibrilasi ventrikel diyakini menjadi penyebab kematian paling umum akibat sengatan listrik.

Hal senada juga disebutkan Health and Safety Authority, bahwa 30 miliampere (mA) dapat menyebabkan kelumpuhan pernapasan yang dapat berakibat fatal. Ketika aliran listrik dihentikan, korban kemungkinan belum mampu mengendalikan otot-ototnya sementara. Tidak hanya otot rangka, otot diafragma yang mengendalikan paru-paru dan otot jantung seolah-olah berhenti oleh arus listrik.

Arus listrik yang relatif rendah sering kali mengganggu sinyal sel saraf sehingga jantung tidak berdetak dengan baik yang dikenal sebagai fibrilasi. Jantung yang mengalami fibrilasi menjadi lebih berdebar dan tidak efektif dalam memompa darah. Kematian akibat sesak napas dan henti jantung pada umumnya terjadi karena aliran listrik yang cukup kuat ke seluruh tubuh.

Tersetrum dapat berakibat fatal karena aliran listrik menyebabkan fibrilasi ventrikel sehingga jantung tidak memompa darah sebagaimana mestinya. Aliran listrik yang cukup besar mampu memengaruhi kinerja jantung dan paru-paru sehingga dapat berakibat fatal. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mayang Ulfah Narimanda
Izza Namira
Mayang Ulfah Narimanda
EditorMayang Ulfah Narimanda
Follow Us