ilustrasi jantung (unsplash.com/jesse orrico)
Menurut Britanicca, ada tiga cara sengatan listrik secara langsung menyebabkan kematian, yaitu melumpuhkan pusat yang mengatur pernapasan di otak, melumpuhkan jantung, dan fibrilasi ventrikel atau kejang otot yang cepat dan tidak terkendali. Fibrilasi ventrikel diyakini menjadi penyebab kematian paling umum akibat sengatan listrik.
Hal senada juga disebutkan Health and Safety Authority, bahwa 30 miliampere (mA) dapat menyebabkan kelumpuhan pernapasan yang dapat berakibat fatal. Ketika aliran listrik dihentikan, korban kemungkinan belum mampu mengendalikan otot-ototnya sementara. Tidak hanya otot rangka, otot diafragma yang mengendalikan paru-paru dan otot jantung seolah-olah berhenti oleh arus listrik.
Arus listrik yang relatif rendah sering kali mengganggu sinyal sel saraf sehingga jantung tidak berdetak dengan baik yang dikenal sebagai fibrilasi. Jantung yang mengalami fibrilasi menjadi lebih berdebar dan tidak efektif dalam memompa darah. Kematian akibat sesak napas dan henti jantung pada umumnya terjadi karena aliran listrik yang cukup kuat ke seluruh tubuh.
Tersetrum dapat berakibat fatal karena aliran listrik menyebabkan fibrilasi ventrikel sehingga jantung tidak memompa darah sebagaimana mestinya. Aliran listrik yang cukup besar mampu memengaruhi kinerja jantung dan paru-paru sehingga dapat berakibat fatal.