Saat lapar, tubuh mungkin mengalami kesulitan memasuki tahap tidur yang lebih dalam, seperti rapid eye movement (REM) dan tidur gelombang lambat, yang sangat penting untuk istirahat restoratif. Sebaliknya, tubuh tetap berada dalam tahap tidur yang lebih ringan atau mungkin lebih sering terbangun sepanjang malam.
Hal ini karena otak tetap waspada sebagian, memindai isyarat bahwa sudah waktunya makan. Jika simpanan energi tubuh terus terkuras, tubuh akan memprioritaskan bertahan hidup daripada istirahat total, bahkan di tingkat bawah sadar. Akibatnya, kamu mungkin terbangun dengan perasaan grogi atau kurang istirahat meskipun kamu sudah tidur sepanjang malam.
Rasa lapar berdampak besar pada kemampuanmu untuk tertidur dan tidur nyenyak dengan cara mengganggu keseimbangan hormon, menurunkan kadar gula darah, meningkatkan kewaspadaan, menyebabkan ketidaknyamanan pencernaan, dan mengganggu siklus tidur.
Untuk memastikan kamu mendapatkan tidur nyenyak, sebaiknya hindari tidur dalam keadaan perut kosong. Camilan ringan yang mengandung protein dan lemak sehat dapat membantu menstabilkan gula darah dan menahan rasa lapar, sehingga memberimu tidur malam yang nyenyak.
Referensi
"To Snack or Not to Snack: What Happens When You Go to Bed Hungry." Greatist. Diakses pada Oktober 2024.
"Hunger-Induced Insomnia: Why You Can’t Sleep When Hungry and How to Fix It." NeuroLaunch. Diakses pada Oktober 2024.
"How Lack of Food Affects Sleep." Sleepopolis. Diakses pada Oktober 2024.
"Trouble Sleeping? Some Bedtime Snacks Can Help You Sleep." WebMD. Diakses pada Oktober 2024.