9 Tips Tidur Nyenyak saat Dirawat di Rumah Sakit

- Tidur nyenyak membantu pemulihan dan membangun kekebalan tubuh saat dirawat di rumah sakit.
- Pasien bisa sulit tidur karena dibangunkan atau terbangun untuk pemeriksaan, pengobatan, atau kebisingan.
Saat di rawat di rumah sakit, tidur akan membantu tubuh memperbaiki diri dan membangun kekebalan. Beristirahat juga akan mengelola rasa sakit dengan lebih efektif.
Namun, rawat inap di rumah sakit bisa saja membuat pasien sulit tidur karena berbagai faktor. Berikut ini tips tidur nyenyak saat dirawat di rumah sakit.
1. Periksa protokol rumah sakit

Jika sedang dirawat inap, pasien mungkin akan dibangunkan beberapa kali. Misalnya sampel darah perlu diambil pada jam 4 dini hari.
Dokter atau perawat mungkin mampir sesekali atau beberapa kali untuk memeriksa tekanan darah dan tanda-tanda vital lainnya, atau pemberian obat.
Situasi-situasi tersebut membuat pasien tidak kondusif untuk tidur nyenyak karena akan terbangun beberapa kali.
Sebagai antisipasi, tanyakan beberapa hal kepada perawat, seperti:
- Jadwal kunjungan dokter. Berapa kali dokter akan mampir. Jika memungkinkan, tetapkan jam malam, sekitar jam 8, sehingga kamu punya waktu untuk menenangkan diri sebelum tidur.
- Manajemen obat. Beberapa obat resep dapat menyebabkan insomnia. Jika kamu minum obat yang mengganggu tidur, tanyakan kepada dokter apakah obat tersebut dapat diminum pada siang hari.
- Apakah pengambilan sampel darah dan/atau pemeriksaan tanda-tanda vital, jika perlu dilakukan, dapat dilakukan sebelum waktu tidur.
2. Ciptakan suasana kondusif untuk tidur
Jika memungkinkan, buat ruang rawat inap gelap, sejuk, dan tenang dengan menutup tirai, mematikan lampu, dan menutup pintu.
Apabila kamu berbagi ruangan dengan orang lain, coba koordinasikan kebiasaan tidur malam dengan pasien lain untuk membantu kamu dan pasien lainnya tidur lebih baik. Kebiasaan ini dapat mencakup mematikan perangkat elektronik, menggunakan earphone, atau membatasi pengunjung melewati waktu yang disepakati.
Mungkin juga bermanfaat untuk menggunakan masker tidur dan penyumbat telinga atau memutar suara yang menenangkan untuk menghalangi polusi cahaya dan suara tambahan.
3. Manfaatkan sleeping kit

Beberapa rumah sakit mungkin menyediakan sleeping kit, yang berisi penutup mata untuk menghalangi cahaya, penutup telinga untuk meminimalkan suara, dan herbal tanpa kafein untuk membantu relaksasi.
Jika tidak, kamu bisa membawa benda-benda tersebut dari rumah.
4. Saling menghormati
Semua pasien di rumah sakit sedang dalam masa pengobatan atau pemulihan. Jadi, pasien satu sama lain harus saling menghormati kebutuhan pasien lain, sesederhana tidak berisik atau bicara dengan suara pelan.
Pastikan untuk menaati jam besuk. Jangan biarkan orang-orang yang menjengukmu malah mengganggu istirahat pasien lain karena suara bising, jika kamu berbagi ruangan dengan pasien lain.
Berhati-hati juga saat mengambil barang di laci samping tempat tidur, merogoh isi tas, atau membuka ataupun menutup pintu.
5. Atur durasi tidur siang

Tidur siang juga dapat membantu pemulihan, atau ini perlu dilakukan karena efek mengantuk dari obat yang diberikan, atau karena dari penyakit itu sendiri. Akan tetapi, pastikan tidak tidur siang terlalu lama agar tidak mengganggu kualitas tidur malam.
Jika merasa perlu tidur siang, tidurlah lebih awal, jangan terlalu sore, dan atur alarm untuk membangunkan kamu setelah 30 menit.
6. Dapatkan kenyamanan
Membiasakan diri dengan lingkungan tidur yang baru bisa jadi sulit, terutama di rumah sakit. Untuk menciptakan lingkungan yang lebih nyaman, kamu bisa membawa barang-barang dari rumah, seperti piyama, jubah mandi, sandal favorit, bantal dan selimut, atau foto untuk dipajang di meja samping tempat tidur.
Juga, pastikan suhu kamar sejuk.
Diskusikan kebutuhanmu dengan tim perawatan untuk manajemen rasa nyeri untuk membantu tidur.
Jika kamu baru menjalani operasi dan merasa tidak nyaman, mintalah staf perawat untuk membantu menemukan posisi yang nyaman untuk beristirahat.
7. Cahaya matahari dan sedikit aktivitas

Mendapatkan sinar matahari yang cukup pada siang hari akan sangat membantu untuk tidur malam. Namun, ini bisa jadi sulit saat sedang dirawat di rumah sakit. Membuka tirai setiap pagi akan membantu tubuh tetap pada rutinitas yang baik.
Jika dapat menghabiskan waktu di area luar rumah sakit, ini dapat membantu tidur dan mengatur suasana hati. Pasien juga bisa melakukana aktivitas atau olahraga ringan.
Bicaralah dengan staf perawat untuk saran kegiatan terbaik untuk menunjang kualitas tidur malam.
8. Hindari stimulan yang berlebihan
Catatlah jumlah minuman yang mengandung kafein yang kamu konsumsi. Rutinitas rumah sakit mungkin membuat kamu minum lebih banyak minuman bersoda, teh, atau kopi daripada biasanya. Beberapa orang lebih sensitif terhadap efek stimulan dari kafein.
Ada beberapa pandangan yang berbeda tentang rentang waktu asupan kafein terakhir sebelum tidur. Beberapa mengatakan bahwa kafein harus dihindari setidaknya selama 3 hingga 7 jam sebelum tidur. Ada juga yang mengatakan bahwa tidak mengonsumsi kafein setelah makan siang adalah yang terbaik jika memiliki masalah tidur.
Banyak orang menemukan bahwa tidur mereka membaik dengan mengurangi kafein atau hanya minum kafein pada pagi hari.
9. Kurangi rasa khawatir

Kondisi tubuh yang tidak sehat bisa membuatmu cemas. Jika tidak dapat mengalihkan pikiran dari kekhawatiran, luangkan waktu (tetapi jangan melakukannya sebelum tidur) untuk membuat daftar hal-hal yang kamu khawatirkan.
Kemudian, tuliskan apa yang dapat kamu lakukan untuk menghentikan atau mengurangi perasaan tersebut. Sebagai contoh, kamu dapat memutuskan untuk membicarakan gejala yang dirasakan dengan dokter, perawat, atau orang yang menjagamu di rumah sakit.
Saat terjaga selama periode tidur, katakan pada diri sendiri bahwa kamu akan memikirkan kekhawatiran ini keesokan harinya. Cobalah untuk tidak mengkhawatirkan hal-hal yang tidak dapat kamu ubah.
Beberapa faktor pengganggu tidur nyenyak di rumah sakit mungkin tidak dapat dihindari
Dalam beberapa kasus, pasien mungkin sedang mengonsumsi obat tertentu, seperti antibiotik tertentu, yang harus diberikan saat tengah malam, tergantung kapan dosis pertama diberikan, dan tes darah untuk kadar beberapa antibiotik harus disesuaikan dengan dosisnya, yang mengakibatkan pengambilan darah perlu dilakukan tengah malam.
Jika dirawat untuk memeriksa serangan jantung, pasien mungkin juga diminta untuk menjalani tes darah terjadwal yang mungkin melibatkan pengambilan darah tengah malam.
Dalam kasus tertentu, tanda-tanda vital, seperti denyut nadi dan tekanan darah, harus dilakukan setiap empat jam untuk beberapa kondisi, yang mana ini juga dapat membangunkan pasien dari tidur.
Satu penelitian menunjukkan hal utama yang membuat pasien tetap terjaga adalah rasa sakit, diikuti oleh tanda-tanda vital dan tes, kebisingan, dan pengobatan.
Penelitian juga menunjukkan bahwa rutinitas rumah sakit dapat mengganggu tidur pasien, dan memiliki waktu tenang yang ditentukan, di mana tugas-tugas yang tidak penting diminimalkan dan lampu serta kebisingan diredupkan, dapat membantu.
Berikut adalah sebagian daftar hal-hal yang membuat pasien tetap terjaga, dan apa yang dapat dilakukan lakukan untuk mengatasinya.
- Nyeri. Nyeri lebih mudah dikendalikan sebelum memburuk. Jangan ragu untuk meminta obat pereda nyeri sebelum tidur, meskipun nyeri belum parah.
- Dibangunkan untuk mengukur tekanan darah. Tanda-tanda vital biasanya diukur setiap delapan jam. Sering kali, ini dilakukan antara pukul 11 malam dan tengah malam, setelah shift malam dimulai, tetapi sering kali dilakukan setelah pasien tertidur. Atau, shift malam dapat mengukur tanda-tanda vital pada pukul 6 pagi, saat pasien akan dibangunkan untuk rutinitas rumah sakit lainnya. Diskusikan dengan tim perawatan tentang waktu terbaik untuk melakukan ini.
- Pompa infus yang terus berbunyi. Ini biasanya terjadi karena aliran cairan infus tersumbat, paling sering karena infus dimasukkan ke lekukan siku. Jadi, setiap kali kamu menekuk lengan, pompa akan berbunyi "bip". Jika demikian, mintalah agar infus ditempatkan di tempat yang berbeda.
- Dibangunkan untuk diberi obat. Terkadang obat atau perawatan pernapasan mungkin dipesan setiap empat jam atau setiap enam jam, yang berarti perawat atau terapis pernapasan diharuskan membangunkan kamu bahkan ketika kamu sedang tidur. Tanyakan apakah ini bisa diubah menjadi empat kali sehari, bukan setiap enam jam, atau setiap empat jam saat terjaga, sehingga kamu tidak perlu dibangunkan dari tidur.
- Kebisingan. Banyak hal yang dapat membuat berisik di rumah sakit pada malam hari, seperti perawat atau staf, mesin pembersih, teman sekamar. Kamu selalu dapat meminta agar pintu ditutup dan menggunakan penyumbat telinga.
- Terbangun untuk buang air kecil. Ini mungkin terjadi karena pemberian obat diuretik setelah pukul 6 sore atau lebih, atau kamu dipasangkan cairan infus dengan kecepatan yang lebih tinggi dari yang sebenarnya kamu butuhkan. Jika ini yang terjadi, bicarakan dengan perawat apakah dokter dapat mengubah atau menyesuaikannya.
- Transfusi darah pada malam hari. Jika kamu memerlukan transfusi darah, sebaiknya jangan melakukannya saat tidur, karena perawat harus sering memantau tanda-tanda vital dan membuat kamu terjaga selama berjam-jam. Jika kamu memerlukan transfusi pada malam hari, tanyakan apakah transfusi dapat ditunda hingga siang hari.
Referensi
Sleep Health Foundation. Diakses pada Oktober 2024. Towards Better Sleep While in Hospital.
LIVESTRONG.com. Diakses pada Oktober 2024. 8 Ways to Get Better Sleep in the Hospital.
Mason, Noah R., Nicola M. Orlov, Samantha Anderson, Maxx Byron, Christine Mozer, and Vineet M. Arora. “Piloting I-SLEEP: A Patient-Centered Education and Empowerment Intervention to Improve Patients’ in-Hospital Sleep.” Pilot and Feasibility Studies 7, no. 1 (August 19, 2021).
Orlov, Nicola M, and Vineet M Arora. “Things We Do For No Reason TM : Routine Overnight Vital Sign Checks.” Journal of Hospital Medicine 15, no. 5 (April 27, 2020): 272–74.
Grossman, Mila N., Samantha L. Anderson, et al. “Awakenings? Patient and Hospital Staff Perceptions of Nighttime Disruptions and Their Effect on Patient Sleep.” Journal of Clinical Sleep Medicine 13, no. 02 (February 14, 2017): 301–6.
Soong, Christine, Lisa Burry, et al. “An Implementation Guide to Promote Sleep and Reduce Sedative-Hypnotic Initiation for Noncritically Ill Inpatients.” JAMA Internal Medicine 179, no. 7 (June 3, 2019): 965.
Harvard Health Publishing. Diakses pada Oktober 2024. Getting sleep in the hospital.