Mengurangi kebiasaan doomscrolling dan kecemasan akibat infodemic memang tidak mudah, apalagi pada era digital saat ini. Namun, dengan langkah tepat, kebiasaan ini bisa dikendalikan. Berikut beberapa cara yang bisa dicoba:
Tentukan jadwal khusus untuk mengakses berita, misalnya hanya pagi atau sore. Dengan begitu, kamu tetap bisa mengikuti perkembangan tanpa harus tenggelam dalam arus informasi yang tak ada habisnya.
Jangan asal percaya dengan berita dari media sosial atau sumber yang belum jelas kredibilitasnya. Lebih baik ambil informasi dari lembaga resmi, organisasi kesehatan, atau media kredibel.
Media sosial sering kali jadi pintu masuk utama doomscrolling. Kamu bisa mulai dengan unfollow akun yang terlalu sering membagikan berita negatif atau sensasional. Sebaliknya, ikuti akun yang memberikan konten edukatif, inspiratif, atau menenangkan.
Saat menggulir layar terlalu lama, tubuh biasanya memberi tanda-tanda seperti rasa cemas, lelah, atau stres. Hal itu dapat ditunjukkan dengan bahu terasa tegang, mata perih, atau jantung berdebar. Ada baiknya sadari sinyal ini, lalu berhenti sejenak untuk istirahat.
Dengan memahami risikonya, kamu bisa lebih bijak dalam mengelola konsumsi informasi sehari-hari. Semoga ulasan mengenal doomscrolling dan infodemic anxiety ini membantu, ya.