Unsplash.com/Gregory Pappas
Pada dasarnya, ketika kita ingin tidur kita akan melewati tahap tertentu dalam siklus tidur yang meliputi Rapid Eye Movement (REM) dan Non-Rapid Eye Movement atau NREM. Tahap REM merupakan tahap di mana sebagian besar mimpi terjadi.
Biasanya tahap ini dimulai sekitar satu setengah jam sesudah terlelap. Gerakan mata cepat saat terpejam merupakan indikasi ketika individu berada pada tahap REM.
Selain itu, gelombang otak, pernapasan, detak jantung, dan tekanan darah akan menyesuaikan seperti halnya ketika sedang terjaga. Sementara tahap tidur NREM terjadi di mulai dari tahap pertama yaitu peralihan dari keadaan sadar ke aktivitas tidur.
Pada tahap ini, napas akan lebih tenang, otot-otot mulai rileks, dan gelombang otak melambat. Tahap kedua merupakan waktu tidur ringan sebelum terlelap.
Otot-otot akan semakin rileks, pernapasan dan detak jantung lebih tenang, gerakan mata berhenti, dan aktivitas otak cenderung lambat dengan periode aktivitas listrik yang sporadis. Selanjutnya yakni tahap ketiga di mana kondisi badan sudah terlelap sepenuhnya.
Selama tahap ketiga, detak jantung dan pernapasan berada pada titik lambat seperti gelombang otak. Kaitannya dengan fenomena hypnogely umumnya terjadi ketika individu berada pada tahap REM.
Namun ada juga beberapa terjadi saat tahap NREM yang terkadang dikaitkan dengan parasomnia yaitu sejenis gangguan tidur yang menyebabkan gerakan abnormal, emosi selama tidur, dan persepsi tertentu.