Ilustrasi wanita sedang bersedih (Pexels.com/Engine Akyurt)
Penyebab terjadinya broken heart syndrome sebenarnya masih belum diketahui secara jelas. Terdapat dugaan bahwa lonjakan hormon adrenalin ketika seseorang mengalami emosi dapat menyebabkan kondisi ini. Di sisi lain, mekanisme dari hormon tersebut atau bisa jadi mekanisme lain masih belum diketahui secara jelas.
Broken heart syndrome diduga juga disebabkan oleh penyempitan pembuluh darah arteri besar atau kecil yang terdapat di jantung. Orang dengan broken heart syndrome bisa jadi memiliki struktur otot jantung yang berbeda.
Adapun beberapa faktor risiko yang menyebabkan seseorang memiliki kecenderungan untuk mengalami broken heart syndrome. Berikut adalah faktor risiko yang ada:
- Jenis kelamin wanita
- Usia di atas 50 tahun
- Orang dengan riwayat penyakit neurologis seperti, trauma kepala dan epilepso
- Orang dengan riwayat gangguan jiwa seperti, gangguan cemas dan depresi
Meskipun penyebab broken heart syndrome masih belum diketahui secara pasti, kondisi medis ini seringkali dipicu oleh emosi dan stress psikologi. Dilansir Cleveland Clinic , beberapa kondisi pemicu terjadinya broken heart syndrome antara lain sebagai berikut.
- Kematian orang terdekat atau kehilangan hal-hal yang berharga (contoh: pekerjaan, uang, perceraian, rumah, atau hewan peliharaan)
- Memperoleh berita buruk
- Kejutan ulang tahun
- Memenangkan lotre
- Berbicara di depan umum
- Kondisi marah besar
Selain disebabkan oleh kondisi psikis, broken heart syndrome juga dapat dipicu oleh stressor fisik seperti nyeri hebat, serangan asma, sesak nafas, kejang, demam tinggi, kadar gula darah yang rendah (hipoglikemi) , tindakan operasi, dan kehilangan banyak darah.