COVID-19 saat Hamil Bisa Sebabkan Masalah Pernapasan pada Bayi

Berhubungan dengan status vaksinasi COVID-19 ibu hamil

Terinfeksi COVID-19 saat hamil bisa menimbulkan risiko kesehatan pada bayi. Sebuah studi menemukan bahwa bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi COVID-19 memiliki tingkat gangguan pernapasan yang lebih tinggi.

Menurut studi yang diterbitkan dalam jurnal Nature Communications pada 24 Januari 2024 itu, gangguan pernapasan bisa terjadi saat lahir atau beberapa saat kemudian setelah keluar dari rahim ibu.

Baca Juga: Studi: Infeksi COVID-19 Bisa Memengaruhi Fungsi Seksual Perempuan

1. Studi melibatkan 221 ibu hamil

COVID-19 saat Hamil Bisa Sebabkan Masalah Pernapasan pada Bayipexels.com/Leah Kelley

Penelitian ini melibatkan 221 ibu hamil yang mengidap COVID-19, yang mana sebagian besar adalah perempuan berkulit hitam di Los Angeles, Amerika Serikat.

Hampir dari 200 bayi yang lahir antara April 2020 hingga Agustus 2022 dinyatakan negatif dari virus corona saat lahir.

Sekitar 17 persen dari mereka didiagnosis mengalami gangguan pernapasan—lebih tinggi dari rata-rata bayi baru lahir, yang diperkirakan berkisar antara 5 hingga 7 persen.

“Rata-rata lama rawat inap di rumah sakit untuk bayi-bayi ini adalah sekitar 24 hari,” kata Dr. Olivia Man, penulis utama penelitian tersebut, dikutip dari NBC News.

Para peneliti memeriksa struktur dan fungsi protein serta pengaruhnya terhadap sel untuk melacak seberapa serius masalah pernapasan yang berkembang setelah paparan COVID-19 di dalam rahim.

Peneliti menemukan tingkat gangguan pernapasan yang luar biasa tinggi pada bayi cukup bulan, yang lahir dari ibu yang terinfeksi COVID-19 selama kehamilan.

Studi menemukan bahwa 17 persen bayi yang terpapar dalam penelitian ini mengalami gangguan pernapasan, dibandingkan dengan 5–6 persen bayi yang tidak terpapar.

Di antara peserta yang tidak divaksinasi, sebanyak 16 persen mengalami COVID-19 yang parah atau kritis, dibandingkan dengan 4 persen dari mereka yang divaksinasi.

Sementara itu, 21 persen bayi dengan gangguan pernapasan dilahirkan dari ibu yang mengidap COVID-19 parah atau kritis. Hanya ada 6 persen bayi tanpa gangguan pernapasan yang dilahirkan dari ibu dengan penyakit parah.

2. Berhubungan dengan status vaksinasi

COVID-19 saat Hamil Bisa Sebabkan Masalah Pernapasan pada Bayiilustrasi vaksinasi (unsplash.com/Mufid Majnun)

Bayi-bayi tersebut setidaknya mendapatkan dua dari empat gejala, seperti:

  • Laju pernapasan lambat.
  • Kulit pucat atau kebiruan.
  • Lubang hidung melebar.
  • Dada tertarik setiap kali bernapas.

Masalah pernapasan ini berhubungan dengan status vaksinasi ibu saat terinfeksi COVID-19. Bayi yang lahir dari ibu yang tidak divaksinasi COVID-19 memiliki kemungkinan tiga kali lipat mengalami gangguan pernapasan dibandingkan dengan yang setidaknya sudah menerima satu dosis vaksin COVID-19 mRNA.

Hasil penelitian tidak hanya menunjukkan tingkat gangguan pernapasan yang lebih tinggi, tetapi juga mengamati lebih banyak kasus gangguan pernapasan pada usia kehamilan lebih tua ketika janin memiliki anatomi paru-paru yang lebih matang.

Para peneliti menyebut bahwa ada kekhawatiran mengenai konsekuensi jangka panjang bagi bayi setelah mereka dilahirkan.

Dilansir The Hill, ketika perempuan hamil tertular COVID-19, tubuhnya mungkin akan meningkatkan produksi sitokin—protein yang terlibat dalam respons imun—yang memicu peradangan. Hal ini juga dapat meningkatkan peradangan pada bayinya.

Para ahli kesehatan meyakini bahwa infeksi COVID-19 pada ibu hamil akan menular dari ibu ke bayinya, sebagai respons terhadap peradangan yang dialami ibunya. Konsekuensi jangka panjang belum diketahui, tetapi kemungkinannya mencakup asma.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menyatakan bahwa aman bagi ibu hamil untuk menerima vaksin kapan saja pada masa kehamilan karena akan membantu membangun antibodi yang melindungi bayinya terpapar virus.

Baca Juga: Penderita Long COVID Memiliki Respons Sistem Imun yang Tidak Seimbang

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya