Studi: Obat Diabetes Ini Kurangi Jumlah Virus COVID-19 dalam Tubuh

Mengurangi kemungkinan rawat inap atau kematian

Intinya Sih...

  • Metformin ditemukan dapat menurunkan viral load infeksi COVID-19.
  • Uji klinis menunjukkan efektivitas metformin pada pasien dewasa yang terinfeksi COVID-19.
  • Metformin dapat mengurangi kemungkinan rawat inap atau kematian akibat COVID-19.

Tim peneliti dari Universitas Minnesota, Amerika Serikat, menemukan bahwa obat yang biasa digunakan untuk mengobati diabetes, metformin, dapat menurunkan jumlah virus COVID-19 dalam tubuh dan menurunkan kemungkinan virus muncul kembali setelah pengobatan awal.

Viral load (VL) yang lebih tinggi—jumlah virus dalam tubuh seseorang—biasanya menunjukkan konsentrasi virus yang lebih besar, menjadi indeks dalam memahami tingkat keparahan infeksi dan memantau efektivitas pengobatan.

“Hasil penelitian ini penting karena COVID-19 terus menyebabkan penyakit, baik selama infeksi akut maupun berbulan-bulan setelah terinfeksi,” kata Carolyn Bramante, MD, peneliti utama dan asisten profesor di University of Michigan Medical School.

Baca Juga: Apa Itu Varian Baru COVID-19 FLiRT?

Peneliti lakukan uji klinis

Dalam uji klinis acak fase 3, para peneliti menguji metformin terhadap plasebo pada 999 orang dewasa yang terinfeksi COVID-19. Lebih dari 50 persen peserta penelitian telah divaksinasi dan pengobatan dilakukan ketika varian Omicron.

Mereka juga bukan populasi berisiko tinggi. Peserta berusia 30 tahun atau lebih, memiliki indeks massa tubuh 25 atau lebih tinggi (kelebihan berat badan), dan tidak memerlukan rawat inap karena infeksi COVID-19.

Para peserta diberi obat tersebut selama 14 hari, dan dilakukan tes usap hidung pada hari ke 1, 5, dan 10.

Kunci dari keberhasilan ini adalah pengobatan dini. Partisipan didaftarkan dalam waktu 3 hari setelah hasil tes positif, dan jika menunjukkan gejala, mereka datang lebih cepat, selama 7 hari atau kurang dari itu.

Kelompok yang diobati dengan metformin memiliki viral load sekitar empat kali lebih rendah dibandingkan dengan kelompok plasebo pada hari ke-10. Kelompok metformin juga mengalami peningkatan viral load lebih sedikit dibandingkan dengan kelompok plasebo.

Metformin mengurangi kemungkinan rawat inap atau kematian selama 28 hari sebesar 58 persen; kunjungan unit gawat darurat, rawat inap, dan kematian selama 14 hari dengan persentase 42 persen; dan durasi COVID-19 hingga 10 bulan sebesar 42 persen.

Mengapa efektif untuk infeksi COVID-19?

Studi: Obat Diabetes Ini Kurangi Jumlah Virus COVID-19 dalam Tubuhilustrasi minum obat (IDN Times/Novaya Siantita)

Studi yang diterbitkan dalam jurnal Clinical Infectious Diseases ini menjelaskan mengapa hal tersebut bisa terjadi.

Metformin mengurangi jumlah virus SARS-CoV-2 yang ada di hidung, yang kemungkinan menjadi penyebab mengapa obat ini mengurangi rawat inap dan jangka panjang dari COVID-19 dan menjaga agar jumlah virus tidak meningkat lagi.

Oleh sebab itu, para peneliti menyimpulkan bahwa metformin mungkin merupakan alat klinis dalam pengobatan rawat jalan yang dapat digunakan secara luas.

Meskipun mekanisme kerjanya belum diketahui, tetapi dikatakan bahwa obat diabetes ini kemungkinan menurunkan peradangan dan menghambat translasi virus.

Simulator komputer yang dikembangkan University of Michigan Medical School secara akurat memprediksi efektivitas metformin terhadap COVID-19—membantu mengarahkan arah uji klinis.

Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami cara kerja metformin pada orang-orang yang pernah mengidap virus tersebut sebelumnya.

Metformin adalah obat diabetes tipe 2

Studi: Obat Diabetes Ini Kurangi Jumlah Virus COVID-19 dalam Tubuhilustrasi diabetes (IDN Times/Novaya Siantita)

Metformin telah mendapat persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) sejak tahun 1994 untuk mengobati diabetes tipe 2.

Obat ini juga menangani diabetes gestasional, mengatasi masalah penambahan berat badan yang disebabkan oleh obat antipsikotik, mencegah diabetes tipe 2, dan mencegah sindrom ovarium polikistik (PCOS).

Ketika seseorang didiagnosis diabetes tipe 2, dokter biasanya menyarankan perubahan gaya hidup seperti memperbaiki pola makan dan meningkatkan aktivitas fisik. Metformin biasanya diresepkan sebagai monoterapi atau dikombinasikan dengan obat lain.

Metformin merupakan obat lini pertama untuk mengobati diabetes tipe 2 pada pasien dewasa dan anak berusia 10 tahun ke atas.

Metformin, yang tergolong obat biguanida, efektif menurunkan kadar glukosa darah dengan menurunkan produksi glukosa di hati, mengurangi penyerapan usus, dan meningkatkan sensitivitas insulin. Hasilnya, metformin secara efektif menurunkan kadar glukosa darah basal dan postprandial.

Baca Juga: 9 Tanda Awal Diabetes pada Usia Muda, Sering Banget Diabaikan

Referensi

Bramante, C. T., Beckman, K. B., Mehta, T., et al. (2024). Favorable antiviral effect of metformin on severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 viral load in a randomized, Placebo-Controlled Clinical Trial of coronavirus Disease 2019. Clinical Infectious Diseases/Clinical Infectious Diseases (Online. University of Chicago. Press). https://doi.org/10.1093/cid/ciae159.
Technology Networks. Diakses pada Mei 2024. Common Diabetes Drug Reduces the Chance of COVID-19 Reinfection.
CIDRAP. Diakses pada Mei 2024. Common diabetes drug lowers SARS-CoV-2 levels, clinical trial finds.
National Library of Medicine. Diakses pada Mei 2024. Metformin.

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya