Urine Terasa Panas, Apa Penyebabnya?

Bisa karena demam, infeksi, atau olahraga

Intinya Sih...

  • Suhu urine biasanya sama dengan suhu tubuh, rata-rata 37 derajat Celcius.
  • Perempuan hamil juga mungkin mengeluarkan urine yang lebih panas dari biasanya.
  • Kalau urine terasa panas disertai gejala lainnya, misalnya sensasi terbakar saat buang air kecil atau perubahan bau urine, kamu perlu waspada.

Seseorang bisa merasakan air seninya panas karena alasan tertentu. Misalnya, jika suhu tubuhnya lebih tinggi karena demam, olahraga, atau iklim yang lebih hangat bisa membuat urine terasa menjadi panas.

Berikut ini akan dipaparkan mengenai suhu urine yang normal dan apa yang menyebabkan urine terasa panas. 

Suhu urine yang normal

Menurut laman Healthline, suhu urine biasanya sama dengan suhu tubuh, jadi rata-rata suhunya adalah 37 derajat Celcius. Beberapa orang mungkin mempunyai suhu yang sedikit lebih panas atau lebih dingin.

Alasannya karena saat urine keluar dari saluran kemih yang disebut uretra, kulit yang disentuhnya bisa terasa hangat, termasuk di alat kelamin, tangan, atau kaki. Dalam suhu dingin, mungkin uap akan mengepul dari urine.

Saat air kencing lebih panas dari biasanya, misalnya usai berolahraga, tubuh membutuhkan waktu sekitar satu jam untuk kembali ke suhu normal yang terhitung setelah aktivitas tersebut.

Perempuan hamil juga mungkin mengeluarkan urine yang lebih panas dari biasanya. Ini karena suhu tubuh meningkat secara alami selama kehamilan karena metabolisme yang lebih cepat dari biasanya.

Kapan harus ke dokter jika mengalami urine yang terasa panas?

Urine Terasa Panas, Apa Penyebabnya?ilustrasi buang air (freepik.com/gpointstudio)

Ada perbedaan antara urine yang panas dari segi suhu dan urine yang terasa seperti terbakar saat buang air kecil. Gejala ini disebut dengan disuria.

Sensasi terbakar bisa menandakan adanya infeksi saluran kemih (ISK). Gejala lain yang terkait dengan ISK meliputi:

  • Hanya mengeluarkan sedikit air kencing, tetapi merasa ingin buang air kecil lebih banyak.
  • Urine tampak keruh.
  • Urine yang berbau tajam, busuk, atau keduanya.
  • Ada darah dalam urine.
  • Peningkatan frekuensi buang air kecil.
  • Rasa panas saat buang air kecil juga bisa menjadi tanda penyakit infeksi menular seksual (IMS) seperti klamidia atau gonore.

Apa pun penyebabnya, tanda-tanda disuria tidak boleh diabaikan. Temui dokter jika ini berlanjut lebih dari satu atau dua kali buang air kecil.

Jika urine terasa panas saat dikeluarkan, kamu bisa mengukur suhu tubuh dengan termometer. Jika suhu tubuh meningkat, urine mungkin juga terasa lebih hangat.

Meskipun biasanya kamu dapat mengendalikan demam dengan obat penurun demam yang dijual bebas, selalu temui dokter untuk mengetahui suhu tubuh lebih dari 39 derajat Celcius pada orang dewasa.

Selain itu, jika kamu demam 38 derajat Celcius atau lebih tinggi berlangsung lebih dari 10 hingga 14 hari, temui dokter.

1. ISK

ISK adalah salah satu penyebab paling umum urine terasa panas atau adanya sensasi terbakar saat urine dikeluarkan.

ISK terjadi ketika bakteri berbahaya, seperti E. coli, masuk ke saluran kemih.

ISK paling sering menyerang kandung kemih. Orang dengan ISK mungkin mengalami gejala berikut:

  • Rasa sakit yang membakar saat buang air kecil.
  • Sering ingin buang air kecil.
  • Keinginan kuat untuk buang air kecil bahkan setelah buang air kecil.
  • Urine berbau busuk.
  • Darah dalam urine.

Walaupun kadang bisa sembuh sendiri, tetapi dalam banyak kasus pengobatan ISK membutuhkan antibiotik. 

Jika tidak diobati, infeksi dapat menyebar ke ginjal atau area tubuh lainnya. ISK dapat menyerang siapa pun, tetapi lebih umum dialami oleh perempuan.

2. Infeksi lainnya

Urine Terasa Panas, Apa Penyebabnya?ilustrasi infeksi (vecteezy.com/nuttawan jayawan)

Salah satu cara tubuh melawan infeksi adalah dengan melakukan pemanasan. Inilah sebabnya mengapa kamu sering mengalami demam saat sakit. Jika suhu urine lebih tinggi dari biasanya, biasanya demam sedang terjadi.

Demam bisa disebabkan oleh infeksi di bagian tubuh mana pun, jadi penting untuk memantau gejalanya dan menemui dokter jika gejalanya tidak kunjung membaik atau disertai gejala lainnya yang tidak biasa.

Ketika urine terasa hangat secara fisik dan terasa panas saat buang air kecil, mungkin kamu mengalami ISK atau infeksi pada ginjal.

Menurut WebMD, bisa juga karena infeksi vagina, seperti infeksi jamur. Dalam kasus ini, kamu mungkin juga mengalami perubahan pada keputihan dan bau.

IMS juga dapat menyebabkan nyeri saat buang air kecil, seperti herpes, klamidia, dan gonore.

3. Cedera di dekat uretra

Uretra adalah organ seperti tabung yang membawa urine dari kandung kemih keluar tubuh.

Pada laki-laki, uretra dimulai dari kandung kemih dan berjalan melalui kelenjar prostat, perineum (ruang antara skrotum dan anus) dan melalui penis. Sementara itu, uretra anterior (depan) berjalan dari ujung penis melalui perineum. Uretra posterior (belakang) adalah bagian yang jauh di dalam tubuh, dilansir Urology Health.

Pada perempuan, uretra jauh lebih pendek, mulai dari kandung kemih hingga tepat di depan vagina. Ini terbuka di luar tubuh. Aliran urine yang normal tidak menimbulkan rasa sakit dan dapat dikontrol. Alirannya kuat dan urinnya jernih, tidak ada darah yang terlihat.

Urine bersifat asam. Artinya, jika terjadi kontak dengan luka, meski itu luka kecil, kamu bisa merasakan sensasi panas dan terbakar. Cedera di dalam atau sekitar uretra dapat menyebabkan urin terasa panas.

Orang yang mencukur alat kelaminnya mungkin mengalami luka kecil di dekat uretra. Cedera akibat gesekan saat berhubungan seksual, jerawat kecil, luka, dan goresan, bisa membuat urine terasa panas.

Cedera kecil biasanya hilang dengan sendirinya. Jika uretra sakit, timbul demam, atau terdapat luka besar, kamu harus menemui dokter.

4. IMS

Urine Terasa Panas, Apa Penyebabnya?Ilustrasi buang air kecil (unsplash.com/Giorgio Trovato)

IMS dapat menyebabkan masalah pada saluran kemih. Ini juga dapat melukai alat kelamin atau area sekitar uretra sehingga menyebabkan nyeri saat buang air kecil.

Siapa pun yang aktif atau pernah aktif secara seksual dapat tertular IMS, meskipun sebelumnya hasil tesnya negatif. Beberapa IMS tidak menunjukkan gejala dalam jangka waktu yang lama, sehingga orang tanpa gejala bukan berarti tidak mengidap IMS.

Klamidia adalah IMS yang umumnya menyebabkan rasa sakit seperti terbakar saat buang air kecil. Ini juga dapat menyebabkan keluarnya cairan dari vagina atau penis, dan pada laki-laki dapat menyebabkan testis membengkak atau sakit.

Dilansir Kids Health, IMS dapat menyebabkan gejala mirip ISK, seperti rasa terbakar, keputihan, sakit perut, dan menstruasi yang tidak teratur.

Namun, sering kali IMS hanya menunjukkan sedikit gejala, oleh karena itu penting bagi siapa pun yang pernah berhubungan seks untuk melakukan tes setidaknya setahun sekali. Juga, selalu gunakan kondom saat berhubungan seksual untuk mencegah IMS.

Apabila merasa terkena IMS, segera ke fasilitas kesehatan terdekat dan jalani tes. Jika positif, dokter akan segera memberikan pengobatan.

Baca Juga: Apakah Infeksi Saluran Kemih Bisa Sembuh Tanpa Antibiotik?

5. Interstitial cystitis

Dijelaskan dalam laman Mayo Clinic, interstitial cystitis merupakan kondisi kronis yang menyebabkan tekanan pada kandung kemih, nyeri kandung kemih, dan terkadang nyeri panggul.

Rasa sakitnya bisa ringan hingga parah. Kondisi ini merupakan bagian dari spektrum penyakit yang dikenal sebagai sindrom nyeri kandung kemih.

Ini adalah penyakit kronis yang kurang dipahami dan menyebabkan gejala seperti ISK. Kondisi ini lebih sering terjadi pada perempuan.

Orang dengan interstitial cystitis mungkin mengalami rasa terbakar saat buang air kecil atau sensasi tidak biasa lainnya, seperti perasaan bahwa urine panas.

Tanda dan gejalanya meliputi:

  • Nyeri di panggul atau antara vagina dan anus pada perempuan.
  • Nyeri antara skrotum dan anus (perineum) pada pria.
  • Nyeri panggul kronis.
  • Kebutuhan untuk buang air kecil yang terus-menerus dan mendesak.
  • Sering buang air kecil, sering kali dalam jumlah kecil, sepanjang siang dan malam (bisa sampai 60 kali sehari).
  • Nyeri atau ketidaknyamanan saat kandung kemih terisi dan terasa lega setelah buang air kecil.
  • Nyeri saat berhubungan seks.

Tingkat keparahan berbeda-beda untuk setiap orang dan beberapa orang mungkin tidak mempunyai gejala.

6. Nyeri pasca melahirkan

Urine Terasa Panas, Apa Penyebabnya?ilustrasi organ reproduksi perempuan (freepik.com/freepik)

Setelah melahirkan, banyak perempuan mengalami robekan pada area antara vagina dan anus, yang disebut dengan laserasi perineum. Robekan bisa terjadi di dekat uretra atau di dalam vagina.

Jika urine bersentuhan dengan luka tersebut, maka dapat menyebabkan rasa sakit dengan sensasi terbakar pada minggu-minggu setelah melahirkan. 

Menyemprot area tersebut dengan botol irigasi perineum hangat saat buang air kecil dapat mengurangi rasa sakit.

Gejala infeksi perineum meliputi:

  • Kulit merah dan bengkak.
  • Keluar cairan dari luka.
  • Nyeri.
  • Bau dari daerah tersebut.

7. Infeksi vagina

Infeksi vagina dapat mengiritasi jaringan vagina dan vulva. Ketika jaringan yang teriritasi ini bersentuhan dengan urine, maka jaringan tersebut mungkin terasa terbakar dan panas.

Temuilah dokter jika kamu mengalami sensasi panas atau terbakar saat buang air kecil. 

Gejala ini bisa disebabkan oleh infeksi, seperti:

  • Infeksi jamur vagina.
  • Vaginosis bakterialis.
  • Vaginitis.
  • Vulvodinia.

8. Perubahan vagina pasca menopause

Urine Terasa Panas, Apa Penyebabnya?ilustrasi perempuan menopause (freepik.com/bearfotos)

Setelah menopause, tubuh memproduksi lebih sedikit estrogen. Hal ini dapat mengubah jaringan vagina sehingga menyebabkannya menyusut dan melemah. Vagina juga mungkin terasa kering, sehingga membuat kulit dan jaringan lain terasa nyeri dan perih.

Saat urine bersentuhan dengan vagina atau uretra, mungkin akan terasa lebih panas dibandingkan sebelumnya karena perubahan ini.

9. Prostatitis

Prostatitis adalah pembengkakan, nyeri, dan peradangan pada prostat, sering kali disebabkan oleh infeksi bakteri. Laki-laki dengan prostatitis mungkin mengalami nyeri atau rasa terbakar saat buang air kecil, serta perubahan aliran buang air kecil.

Mereka mungkin juga mengalami mual dan muntah, atau nyeri saat ejakulasi.

Penting untuk mendiagnosis penyebab prostatitis, jadi kalau kamu curiga memiliki masalah prostat sebaiknya menghubungi dokter.

10. Epididimitis

Urine Terasa Panas, Apa Penyebabnya?ilustrasi buang air kecil (pexels.com/ROMAN ODINTSOV)

Epididimitis adalah peradangan pada epididimis, saluran melingkar di bagian belakang testis yang menyimpan dan membawa sperma. Pembengkakan ini dapat menyebabkan nyeri testis yang hebat.

Epididimitis dapat terjadi pada semua usia, meskipun paling sering terjadi pada usia antara 14 hingga 35 tahun.

Infeksi atau peradangan pada saluran ini dapat menyebabkan rasa terbakar yang menyakitkan saat buang air kecil. Bisa juga menyebabkan pembengkakan di sekitar testis, nyeri pada penis atau testis, dan demam.

Kondisi menyakitkan ini biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri atau pembedahan. Pengobatan biasanya dengan antibiotik dan istirahat.

Urine yang panas biasanya mencerminkan suhu inti tubuh. Jika kamu kepanasan karena demam, olahraga, atau cuaca panas, kemungkinan besar urine juga akan terasa panas.

Jika urine terasa panas merupakan satu-satunya gejala, tidak apa-apa untuk tidak langsung menemui dokter. Namun, temui dokter jika kamu mengalami:

  • Demam tinggi.
  • Sakit di punggung, karena ini bisa mengindikasikan infeksi ginjal.
  • Muntah yang tak terkontrol.

Temui dokter dalam satu atau dua hari apabila mengalami:

  • Rasa sakit saat buang air kecil.
  • Urine berbau tidak sedap.
  • Menjadi lebih sering buang air kecil.

Baca Juga: Urinalisis (Tes Urine): Tujuan, Jenis, Prosedur, Hasil

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya