Berkaitan dengan Hormon, Ini Bedanya Endometriosis dan PCOS

Keduanya memengaruhi organ reproduksi secara berbeda

Intinya Sih...

  • Endometriosis dan PCOS memengaruhi organ reproduksi perempuan secara berbeda.
  • Endometriosis adalah penyakit ketika jaringan mirip lapisan rahim tumbuh di luar rahim, menyebabkan nyeri panggul kronis. Sementara itu, PCOS adalah kondisi ovarium menghasilkan androgen dalam jumlah tidak normal.
  • Endometriosis dan PCOS terkait dengan ketidakseimbangan hormon dan dapat menyebabkan infertilitas (gangguan reproduksi).

Beberapa kondisi kesehatan dapat memengaruhi sejumlah perempuan, seperti endometriosis dan sindrom ovarium polikistik atau polycystic ovary syndrome (PCOS).

Keduanya terkait dengan ketidakseimbangan hormon dan dapat menyebabkan infertilitas (gangguan reproduksi). Namun, kondisi ini memengaruhi organ reproduksi perempuan secara berbeda.

Baik endometriosis maupun PCOS memiliki gejala yang serupa. Akan tetapi, endometriosis menyebabkan nyeri panggul kronis, sedangkan PCOS merupakan kelainan metabolik.

Untuk tahu lebih detailnya mengenai perbedaan antara endometriosis dengan PCOS, simak ulasan lengkapnya di bawah ini.

1. Pengertian

Berkaitan dengan Hormon, Ini Bedanya Endometriosis dan PCOSilustrasi endometriosis (flickr.com/Dr Poonam Bhojwani)

Endometriosis

Endometriosis adalah penyakit ketika jaringan yang mirip dengan lapisan rahim tumbuh di luar rahim. Ini dapat menyebabkan nyeri hebat pada panggul dan mempersulit kehamilan, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Endometriosis dapat dimulai pada periode menstruasi pertama perempuan dan berlangsung hingga menopause.

Dengan endometriosis, jaringan yang mirip dengan lapisan rahim tumbuh di luar rahim. Hal ini menyebabkan peradangan dan pembentukan jaringan parut di daerah panggul dan (jarang) di tempat lain di tubuh.

Endometriosis menyebabkan reaksi peradangan kronis yang dapat mengakibatkan pembentukan jaringan parut (adhesi, fibrosis) di dalam panggul dan bagian tubuh lainnya.

Beberapa jenis lesi yang telah ditemukan:

  • Endometriosis superfisial ditemukan terutama pada peritoneum panggul.
  • Endometriosis ovarium kistik (endometrioma) ditemukan di ovarium.
  • Endometriosis dalam ditemukan di septum rekto-vagina, kandung kemih, dan usus
    dalam kasus yang jarang terjadi, endometriosis juga ditemukan di luar panggul.

PCOS

PCOS adalah suatu kondisi ketika ovarium menghasilkan androgen dalam jumlah yang tidak normal, hormon seks pria yang biasanya dimiliki perempuan dalam jumlah kecil.

Dilansir Johns Hopkins Medicine, PCOS menggambarkan banyaknya kista kecil (kantung berisi cairan) yang terbentuk di ovarium. Namun, beberapa perempuan dengan kelainan ini tidak memiliki kista, sementara beberapa perempuan tanpa kelainan tersebut justru mengembangkan kista.

Ovulasi terjadi ketika sel telur yang matang dilepaskan dari ovarium. Hal ini terjadi agar bisa dibuahi oleh sperma pria. Jika sel telur tidak dibuahi, sel telur tersebut akan dikeluarkan dari tubuh selama menstruasi.

Dalam beberapa kasus, perempuan tidak menghasilkan cukup hormon yang dibutuhkan untuk berovulasi. Ketika ovulasi tidak terjadi, ovarium dapat mengembangkan banyak kista kecil. Kista ini menghasilkan hormon yang disebut androgen.

Perempuan dengan PCOS sering kali memiliki kadar androgen yang tinggi. Ini dapat menyebabkan lebih banyak masalah pada siklus menstruasi, dan itu bisa menyebabkan banyak gejala PCOS.

2. Penyebab dan faktor risiko

Berkaitan dengan Hormon, Ini Bedanya Endometriosis dan PCOSilustrasi PCOS (commons.wikimedia.org/BruceBlaus)

Endometriosis

Belum diketahui apa yang menyebabkan endometriosis, tetapi kemungkinannya karena hal-hal berikut ini: 

  • Menstruasi retrograde: Beberapa jaringan yang dikeluarkan tubuh selama siklus menstruasi mengalir melalui tuba falopi ke area lain di tubuh, seperti panggul.
  • Penyebaran sistem limfatik atau pembuluh darah: Jaringan endometrium dapat menyebar ke organ yang jauh dan tertanam melalui darah atau saluran limfatik (kelenjar dan saluran yang merupakan bagian dari sistem kekebalan).
  • Metaplasia selomik: Sel-sel tubuh di luar rahim mengalami perubahan menjadi jaringan mirip endometrium dan mulai tumbuh.
  • Sel induk: Ini menunjukkan bahwa sel induk tertentu mungkin bertanggung jawab untuk meregenerasi jaringan endometrium dalam siklus menstruasi, dan sel induk ini dapat menyebar ke bagian tubuh lain, menyebabkan endometriosis.
  • Pembedahan: Selama prosedur pembedahan tertentu, seperti operasi caesar atau histerektomi, mungkin terjadi perpindahan jaringan endometrium secara tidak sengaja.

Menurut National Institutes of Health, inilah beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko endometriosis:

  • Pubertas dini (menstruasi sebelum usia 11 tahun).
  • Riwayat endometriosis dalam keluarga (ibu atau saudara perempuan).
  • Periode siklus menstruasi bulanan yang pendek (siklus 27 hari atau kurang).
  • Pendarahan haid yang berat.
  • Infertilitas.
  • Kadar estrogen yang tinggi.
  • Penggunaan alkohol (peningkatan kadar estrogen).

PCOS

Meskipun alasan pasti penyebab PCOS belum sepenuhnya dipahami, tetapi para ahli sepakat bahwa PCOS merupakan kondisi endokrin kompleks yang memiliki banyak penyebab, termasuk faktor pola makan dan gaya hidup (The Application of Clinical Genetics, 2019).

Sel lemak juga melepaskan androgen, itulah sebabnya tidak jarang orang yang obesitas mengalami PCOS. Hiperandrogenisme juga menyebabkan resistansi insulin dan diabetes.

Selain itu, perubahan hormonal menyebabkan anovulasi, siklus menstruasi tidak teratur, dan kemungkinan infertilitas. PCOS adalah salah satu penyebab paling umum dari infertilitas perempuan, mempengaruhi 70 hingga 80 persen perempuan yang ingin hamil (Clinics, 2015).

Faktor risiko PCOS yang telah diketahui (Clinical Epidemiology, 2013) di antaranya:

  • Obesitas.
  • Diabetes.
  • Epilepsi.
  • Hiperandrogenisme.
  • Riwayat PCOS dalam keluarga.
  • Pubertas dini (sebelum usia 8 atau 9 tahun).

Baca Juga: 7 Pilihan Pengobatan untuk Perempuan dengan PCOS

3. Gejala

Endometriosis dan PCOS memiliki beberapa gejala umum, termasuk periode menstruasi yang berat dan infertilitas. Namun, ada beberapa perbedaan antara keduanya.

Endometriosis

  • Sakit perut.
  • Nyeri panggul kronis.
  • Sembelit.
  • Sering buang air kecil.
  • Pendarahan haid berat.
  • Infertilitas.
  • Sakit saat buang air besar.
  • Menstruasi yang menyakitkan.
  • Sakit saat buang air kecil.
  • Pendarahan rektum.
  • Urgensi buang air kecil.

PCOS

  • Diabetes dan resistensi insulin.
  • Kantung berisi cairan di ovarium.
  • Rambut tubuh dan wajah berlebih.
  • Infertilitas.
  • Siklus menstruasi yang jarang.
  • Kebotakan yang polanya seperti pria.
  • Memiliki ciri-ciri maskulin.
  • Kegemukan.
  • Jerawat parah.

Endometriosis terutama ditandai dengan nyeri panggul kronis dan nyeri haid yang berat. Ini juga dapat menyebabkan disfungsi kandung kemih, usus, dan seksual, menurut American College of Obstetricians and Gynecologists.

Tanda-tanda PCOS lebih bersifat sistemik. Selain jarangnya menstruasi, ketidakseimbangan hormon pada PCOS juga menyebabkan pertumbuhan rambut berlebih di wajah dan tubuh (hirsutisme), jerawat parah, dan pola kebotakan pola pria.

PCOS adalah kelainan metabolik. Penyakit ini umumnya muncul bersamaan dengan kelebihan berat badan, obesitas, diabetes, resistansi insulin, dan akantosis nigrikans, yaitu bercak kulit tebal, halus, dan gelap di leher dan lipatan kulit yang berhubungan dengan resistensi insulin.

4. Diagnosis

Berkaitan dengan Hormon, Ini Bedanya Endometriosis dan PCOSilustrasi perempuan menjalani USG (freepik.com/stefamerpik)

Endometriosis dan PCOS memerlukan beberapa tes untuk memastikan diagnosisnya. Endometriosis seringkali membutuhkan waktu lebih lama untuk didiagnosis dibandingkan dengan PCOS.

Endometriosis

Dijelaskan dalam laman Office on Women's Health, ini cara mendiagnosis endometriosis:

  • Pemeriksaan panggul: Mengidentifikasi massa, kista, dan area nyeri.
  • Tes pencitraan: USG panggul dapat membantu menemukan kista di ovarium, sementara magnetic resonance imaging (MRI) akan mengenali endometriosis dengan mengambil gambar organ dan jaringan.
  • Laparoskopi: Operasi yang memeriksa rongga perut untuk menemukan tanda-tanda endometriosis. Dokter bedah dapat mendiagnosis endometriosis dengan memvisualisasikan jaringan yang menyerang; namun, biopsi mungkin diperlukan untuk memastikan diagnosis.

Dokter mungkin memberi obat yang membantu menurunkan kadar estrogen. Jika perawatan tersebut meringankan gejalanya, kemungkinan besar kamu menderita endometriosis.

PCOS

Cara mendiagnosis PCOS adalah sebagai berikut:

  • Pemeriksaan fisik: Mengidentifikasi peningkatan indeks massa tubuh (IMT) dan tanda-tanda kondisi lain yang mungkin menyebabkan gejala PCOS.
  • USG panggul: Untuk menemukan kista ovarium.
  • Pemeriksaan darah: Memeriksa peningkatan kadar androgen, penyakit tiroid, diabetes, dan kadar kolesterol.

Dokter juga akan meninjau riwayat siklus menstruasi dan kesuburanmu.

5. Pengobatan

Pengobatan, pembedahan, dan perubahan gaya hidup dapat memperbaiki gejala dan kualitas hidup penderita endometriosis atau PCOS.

Endometriosis

Perawatan untuk endometriosis sering kali bertujuan untuk mengelola nyeri. Namun, mempertimbangkan keinginan perempuan untuk bisa hamil juga penting.

  • Obat-obatan: Pada awalnya obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) digunakan untuk mengurangi peradangan dan mengurangi ketidaknyamanan. Obat hormonal seperti Myfembree (relugolix, estradiol, dan norethindrone acetate) dan Orilissa (elagolix), dan obat non hormonal (aromatase inhibitor) dapat membantu mengurangi rasa sakit dan peradangan (Clinical Obstetrics & Gynecology, 2017).
  • Pembedahan: Pengangkatan rahim, saluran tuba, dan ovarium mungkin diperlukan untuk meringankan gejala endometriosis. Selain itu, pengangkatan jaringan endometrium dari organ lain (kandung kemih, usus besar) juga bisa menjadi pilihan. Sayangnya, tidak jarang endometriosis kambuh atau muncul kembali setelah operasi (Fertility and Sterility, 2017).
  • Gaya hidup: Sebuah penelitian menemukan bahwa memasak dengan bahan-bahan bersih, makan lebih banyak buah dan sayuran segar, dan mengurangi gluten dan produk susu memperbaiki gejala endometrium. Penelitian ini didukung oleh penelitian lain yang menunjukkan gaya hidup sehat dapat memperbaiki tantangan fisik dan mental akibat endometriosis (BMJ Open, 2020).

PCOS

Pengobatan PCOS dirancang untuk mengurangi gejala dan mengurangi dampak kesehatan jangka panjang yang ditimbulkannya, termasuk diabetes dan penyakit kardiovaskular. Berikut cara pengobatan PCOS:

  • Obat-obatan: Peningkatan kadar androgen menyebabkan komplikasi seperti resistansi insulin, diabetes, peningkatan kadar kolesterol, dan penyakit jantung. Kontrasepsi oral dan antiandrogen membantu meringankan gejala PCOS dan menurunkan kadar androgen (F1000Research, 2019).
  • Gaya hidup: Mengubah gaya hidup adalah pengobatan lini pertama untuk PCOS. Kehilangan 5 hingga 7 persen berat badan dapat menghasilkan siklus menstruasi yang teratur, sehingga meningkatkan peluang kehamilan. Kecemasan dan depresi lazim terjadi pada penderita PCOS. Gaya hidup yang lebih baik dan rasa sejahtera telah meningkatkan kualitas hidup penderita PCOS.

6. Pencegahan

Berkaitan dengan Hormon, Ini Bedanya Endometriosis dan PCOSilustrasi konsultasi dokter (pexels.com/MART PRODUCTION)

Endometriosis

Endometriosis adalah suatu kondisi idiopatik, artinya tidak diketahui penyebabnya. Juga, tidak ada cara khusus untuk mencegah endometriosis. Namun, menyadari gejalanya dan apakah kamu berisiko lebih tinggi dapat membantu kamu mengetahui kapan harus mendiskusikannya dengan dokter.

PCOS

PCOS tidak bisa dicegah, tetapi bukan berarti PCOS berada di luar kendali kamu.
Dengan mengelola gejala dan menentukan pilihan gaya hidup sehat, kamu bisa mencegah komplikasi yang timbul akibat resistansi insulin dan tekanan darah tinggi, seperti diabetes dan penyakit jantung.

Baca Juga: Kista Endometriosis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya