10 Risiko yang Perlu Kamu Tahu sebelum Menjalani Vasektomi

Sebagian besar ringan dan mudah diatasi

Mencegah atau menunda kehamilan bisa dilakukan menggunakan alat kontrasepsi. Perlu diingat bahwa kontrasepsi bukan cuma "tugas" perempuan.

Walaupun tidak banyak, tetapi ada pilihan kontrasepsi untuk pria. Salah satunya, yang sifatnya permanen, adalah vasektomi.

Vasektomi merupakan prosedur operasi minor yang aman, efektif, dan relatif terjangkau.

Ada dua jenis vasektomi:

  • Vasektomi konvensional: Prosedur bedah dijalankan dengan metode bedah konvensional. Dokter akan membuat sayatan pada kedua kantung buah zakar (skrotum) pasien agar dapat mengakses vas deferens (tabung yang menyalurkan sperma keluar dari testikel). Tabung ini kemudian dipotong agar sperma tidak mengalir ke luar testikel. Setelah itu, masing-masing sisi tabung yang dipotong, diikat atau disegel menggunakan panas agar menutup. Kondisi tabung yang telah dipotong dan diikat ini selanjutnya tidak akan mengalirkan sperma.
  • Vasektomi non bedah: Dokter akan menggunakan alat khusus untuk membuat lubang kecil di permukaan kulit skrotum untuk mencapai tabung vas deferens. Kemudian, dokter akan menarik tabung tersebut dan memotongnya. Bagian yang terpotong akan disegel atau diikat. Hal ini tidak akan membuat sperma mengalir dan keluar dari testikel.

Keamanan vasektomi

Vasektomi adalah prosedur medis yang aman dan relatif sederhana yang lebih dari 99 persen efektif mencegah kehamilan. Ini juga merupakan pilihan yang lebih sederhana dan kurang invasif dibandingkan dengan ligasi tuba pada perempuan.

Vasektomi, yang menghalangi pelepasan sperma saat ejakulasi, adalah salah satu cara paling hemat biaya untuk mencegah kehamilan. Ini adalah prosedur rawat jalan satu kali. Beberapa asuransi mungkin menanggung prosedur ini.

Vasektomi tidak mengganggu produksi testosteron, fungsi seksual, atau kemampuan buang air kecil.

Apabila kamu ingin menjalani vasektomi, ada beberapa potensi risiko, efek samping, dan komplikasi yang perlu kamu tahu agar bisa mengatisipasi apa yang akan terjadi.

1. Hematoma

10 Risiko yang Perlu Kamu Tahu sebelum Menjalani Vasektomiilustrasi prosedur vasektomi (freepik.com/brgfx)

Hematoma adalah kumpulan darah yang sebagian besar menggumpal yang terbentuk di organ, jaringan, atau ruang tubuh.

Dalam kasus vasektomi, ini bisa terjadi ketika pembuluh darah kecil mengalami pendarahan di skrotum. Dokter bedah akan memastikan untuk menghentikan semua pendarahan yang terlihat, tetapi terkadang bisa terjadi pendarahan setelah operasi.

Untungnya, ada beberapa langkah untuk mencegah komplikasi ini. Rekomendasi umumnya adalah menghindari aktivitas berat setidaknya selama lima hari setelah vasektomi.

Meskipun perdarahan dan hematoma lebih sering terjadi setelah vasektomi konvensional dibandingkan dengan vasektomi non bedah, tetapi komplikasi ini jarang terjadi. Hematoma terjadi pada kurang dari 1–2 persen vasektomi tanpa pisau bedah, dilansir New York Urology Specialists.

Jika hematoma terjadi, mungkin perlu waktu selama 3–4 minggu untuk sembuh. Jika hematoma cukup besar, mungkin perlu waktu beberapa bulan untuk pulih kembali.

Apabila hematoma cukup besar, mungkin bermanfaat untuk menghilangkan hematoma untuk mempercepat proses penyembuhan dan pemulihan.

Pendarahan yang signifikan sangat jarang terjadi, tetapi jika skrotum membengkak hingga seukuran jeruk atau lebih besar, kamu harus segera pergi ke unit gawat darurat rumah sakit.

2. Bengkak

Mengutip laman Healthline, beberapa memar dan bengkak di skrotum mungkin terjadi setelah vasektomi. Ini biasanya tidak perlu dikhawatirkan karena bisa teratasi dengan cepat.

Beberapa dokter mungkin menyarankan untuk melakukan kompres dingin, misalnya dengan es batu yang dibungkus handuk, ke skrotum dalam interval 10 hingga 15 menit.

Dokter juga bisa merekomendasikan obat antiinflamasi yang dijual bebas, seperti ibuprofen atau naproxen, untuk mengurangi peradangan.

Pembengkakan adalah upaya alami tubuh untuk penyembuhan setelah trauma akibat prosedur ini. Pakaian pendukung dan kompres es dapat membantu mengurangi pembentukan hematoma.

3. Infeksi

10 Risiko yang Perlu Kamu Tahu sebelum Menjalani Vasektomiilustrasi masalah pada skrotum (vecteezy.com/Suriyawut Suriya)

Komplikasi infeksi setelah vasektomi non bedah sangat jarang terjadi, dengan kemungkinan infeksi kurang dari 1 dari 100 (kurang dari 1 persen).

Ada dua jenis infeksi yang bisa terjadi:

  • Infeksi kulit di lokasi sayatan, dan infeksi yang lebih dalam di dalam skrotum di sebelah testis. Infeksi kulit atau infeksi luka biasanya muncul sebagai kemerahan lokal dan mungkin sejumlah kecil nanah, dan biasanya dapat diobati dengan antibiotik oral.
  • Infeksi yang lebih dalam biasanya muncul sebagai abses skrotum dengan nyeri skrotum, bengkak, dan terkadang demam. Kulit di atas skrotum juga bisa berubah menjadi kemerahan.

4. Granuloma sperma

Granuloma sperma adalah benjolan kecil yang terbentuk di skrotum setelah vasektomi. Dilansir UpToDate, granuloma sperma terjadi pada 15 hingga 40 persen pria yang menjalani vasektomi.

Ketika vas deferens dipotong, sel sperma yang "mengembara" bisa keluar. Sistem kekebalan merespons, yang dapat menyebabkan peradangan dan, pada akhirnya, terbentuknya massa kecil yang disebut granuloma sperma.

Massa tersebut bersifat jinak (bukan kanker). Granuloma sperma dapat menyebabkan ketidaknyamanan sementara, tetapi biasanya hilang dengan sendirinya.

Obat pereda nyeri dapat membantu. Jika sangat mengganggu, mungkin perlu diangkat melalui pembedahan.

Baca Juga: Hubungan Seks setelah Vasektomi, Apa yang Harus Dicermati? 

5. Nyeri pascaoperasi jangka pendek

10 Risiko yang Perlu Kamu Tahu sebelum Menjalani Vasektomiilustrasi nyeri penis (vecteezy.com/Nuttawan Jayawan)

Nyeri pasca operasi jangka pendek dapat disebabkan oleh pembengkakan kelenjar getah bening lokal, nyeri skrotum, atau nyeri saat ejakulasi, dilansir GoodRx Health.

Ini biasanya ringan dan diobati dengan obat yang dijual bebas seperti asetaminofen atau ibuprofen.

Kompres es dan mengenakan pakaian dalam yang mendukung juga bisa membantu.

6. Perubahan warna skrotum

Wajar jika terjadi perubahan warna kulit (hitam dan biru) di sekitar lokasi sayatan, satu atau dua hari setelah vasektomi. Beberapa pria akan mengalami perubahan warna skrotum sekitar empat hari setelah vasektomi.

Ini biasanya disebabkan oleh memar dan pendarahan pasca prosedur. Biasanya ini tidak serius atau berbahaya. Dalam kebanyakan kasus, ini akan hilang dalam beberapa hari.

Darah dari tempat vasektomi dalam akan muncul ke permukaan berupa tanda berwarna biru keunguan, makin gelap dan menyebar, kemudian berangsur-angsur menghilang.

Beberapa dokter mungkin menyarankan untuk melakukan kompres dingin di skrotum dalam interval 10 hingga 15 menit. Dokter mungkin juga merekomendasikan penggunaan obat antiinflamasi yang dijual bebas, seperti ibuprofen atau naproxen, untuk mengurangi peradangan.

7. Kegagalan

10 Risiko yang Perlu Kamu Tahu sebelum Menjalani Vasektomiilustrasi operasi (pixabay.com/Sasin Tipchai)

Tingkat kegagalan vasektomi lebih rendah dari 1 persen (Indian Journal of Urology, 2007). Pasca vasektomi, kamu memerlukan analisis air mani setelah prosedur untuk memastikan tidak ada sperma yang tercampur dengan air mani.

Dalam kasus yang jarang terjadi, tabung yang dipotong dapat membentuk jalur baru seiring berjalannya waktu. Hal ini dapat menyebabkan sperma mengalami ejakulasi, yang dapat menyebabkan kehamilan.

Apabila vasektomi gagal, ini biasanya terjadi pada tahun pertama setelah prosedur dan sering kali disebabkan oleh salah satu dari tiga ini:

1. Berhubungan seks terlalu cepat setelah operasi

Terkadang kehamilan terjadi tepat setelah vasektomi. Ini karena vasektomi tidak langsung efektif. Saat menjalani vasektomi, sperma yang sudah dalam posisi ejakulasi bisa hidup berminggu-minggu. Pria bisa mengeluarkan sperma hidup dan menyebabkan kehamilan selama waktu tersebut, dilansir MedicineNet.

Biasanya, dokter akan menjadwalkan janji temu lanjutan 90 hari setelah vasektomi untuk memeriksa sisa sperma. Jika tidak ada sperma dalam sampel air mani, vasektomi dianggap berhasil.

Jika masih ada sperma hidup, dokter akan meminta kamu kembali beberapa minggu kemudian untuk memeriksanya kembali.

Dalam banyak kasus, semua sisa sperma hilang pada kunjungan tindak lanjut kedua.

2. Rekanalisasi terlalu cepat

Dalam kasus yang jarang terjadi, ujung vas deferens yang terpisah dapat menyambung kembali. Jaringan parut di setiap ujungnya dapat bergabung dengan potongan tabung lainnya dan membuat tautan. Jika ada saluran terbuka di jaringan parut, sperma dapat melewatinya dan kamu mengeluarkannya lewat ejakulasi.

Ini paling sering terjadi dalam tiga bulan pertama setelah vasektomi. Dalam beberapa kasus, jaringan parut lama-kelamaan akan menutup dan menghalangi sperma sepenuhnya. Sementara itu, kamu memerlukan alat kontrasepsi lain untuk mencegah kehamilan. Dokter dapat melakukan vasektomi ulang untuk mengatasi masalah ini.

3. Kesalahan medis

Jika vasektomi sulit dilakukan karena anatomi pasien (obesitas, jaringan parut pada korda spermatika, kriptorkismus, vas deferens yang sangat tipis, dll.) maka vas deferens dapat terlewatkan. Atau jika vas deferens yang sulit tidak dibelah atau disumbat dengan tepat, maka sperma bisa tetap bertahan dalam ejakulasi setelah vasektomi.

Pengalaman dokter bedah persiapan optimal akan mengoptimalkan keberhasilan. Ada banyak pemeriksaan sebelum, selama, dan setelah prosedur untuk memastikan vasektomi dilakukan dengan benar dan aman.

Pemeriksaan menyeluruh sebelum operasi dapat mengidentifikasi potensi masalah dan membantu dokter mempersiapkan prosedur dengan tepat.

8. Epididimitis

Testis masih menghasilkan sperma, bahkan setelah ahli bedah memotong vas deferens. Tubuh biasanya menyerap kembali sperma, tetapi kadang sperma menumpuk. Ini dapat menyebabkan epididimitis, sejenis peradangan.

Epididimitis terjadi pada sekitar 1 persen pria setelah vasektomi. Meskipun infeksi dapat menyebabkan epididimitis, tetapi ini jarang terjadi setelah vasektomi.

Perawatan biasanya terdiri dari kompres panas dan pakaian dalam yang mendukung.

9. Vasovenous fistula

10 Risiko yang Perlu Kamu Tahu sebelum Menjalani Vasektomiilustrasi konsultasi dokter (pexels.com/cottonbro studio)

Vasovenous fistula adalah komplikasi vasektomi yang sangat jarang terjadi. Kondisi ini terjadi ketika banyak pembuluh darah menempel pada vas deferens yang kemudian mengalami cedera saat pria menjalani vasektomi.

Kondisi tersebut dapat mengakibatkan penggumpalan darah yang mengarah pada perkembangan fistula, atau hubungan abnormal antara vas deferens dan pembuluh darah di sekitarnya.

Gejala utamanya adalah darah dalam urine atau saat ejakulasi. Meskipun komplikasi ini sangat jarang terjadi, tetapi segera dapatkan bantuan medis jika mengalami gejala tersebut.

10. Sindrom nyeri pasca vasektomi

Vasektomi memiliki risiko masalah yang rendah. Namun, dalam beberapa kasus seorang pria mungkin mengalami rasa sakit yang melemahkan setelah prosedur, yaitu sindrom nyeri pasca vasektomi/post-vasectomy pain syndrome (PVPS). 

PVPS dilaporkan memengaruhi sekitar 1 dari setiap 1.000 orang yang menjalani vasektomi (Translational Andrology and Urology, 2017).

PVPS melibatkan nyeri kronis pada salah satu atau kedua testis yang masih muncul tiga bulan setelah prosedur.

Rasa sakitnya bisa berkisar dari rasa sakit yang jarang dan tumpul hingga rasa sakit yang tajam dan terus-menerus yang dapat mengganggu kehidupan sehari-hari. Bagi beberapa pria, rasa sakitnya cukup parah sehingga perlu pengobatan.

Merasakan rasa tidak nyaman setelah vasektomi adalah hal biasa, tetapi pria dengan PVPS merasakan nyeri yang tidak kunjung membaik setelah prosedur. Tanda dan gejala dari PVPS dapat mencakup:

  • Nyeri dan nyeri tekan pada skrotum.
  • Tekanan atau nyeri setelah ejakulasi.
  • Nyeri tumpul pada salah satu atau kedua testis.
  • Nyeri dan nyeri tekan di lokasi vasektomi.
  • Pembengkakan saluran kecil berbentuk C di belakang testis tempat penyimpanan sperma (epididimis).
  • Sakit saat berhubungan seks.

Segera temui dokter jika merasakan nyeri atau bengkak pada testis, keluarnya cairan dari penis, atau nyeri saat buang air kecil. Dokter mungkin dapat mengatasi penyebabnya dengan obat-obatan atau prosedur minor.

Jika mengalami nyeri skrotum yang parah, segera dapatkan perawatan darurat.

Berapa lama pemulihannya?

10 Risiko yang Perlu Kamu Tahu sebelum Menjalani Vasektomiilustrasi pria bersantai sambil membaca buku (pexels.com/Kampus Production)

Pemulihan setelah vasektomi bervariasi dari orang ke orang. Menurut WebMD, ini panduan umumnya:

1. Pemulihan pasca prosedur

  • Istirahat: Setelah prosedur, istirahatlah dan menghindari aktivitas berat setidaknya selama 48 jam.
  • Kompres dingin: Kompres dingin pada skrotum dapat membantu mengurangi pembengkakan dan rasa tidak nyaman.
  • Penanganan nyeri: Obat pereda nyeri yang dijual bebas seperti asetaminofen dapat meringankan rasa sakit atau ketidaknyamanan.

2. Aktivitas normal

  • Aktivitas ringan: Kebanyakan pria dapat kembali melakukan aktivitas ringan (misalnya bekerja) dalam 2 hingga 3 hari.
  • Hindari mengangkat barang berat: Menahan diri dari mengangkat beban berat atau olahraga berat selama sekitar satu minggu.
  • Aktivitas seksual: Tunggu setidaknya satu minggu sebelum melakukan aktivitas seksual.
  • Jangan mandi dan berenang: Hindari merendam area bedah di dalam air (misalnya mandi, kolam renang) selama sekitar satu minggu.

3. Pemulihan jangka panjang

  • Waktu penyembuhan: Diperlukan waktu sekitar 2 hingga 3 bulan agar area vasektomi dapat pulih sepenuhnya.
  • Tindak lanjut: Hadiri jadwal janji temu tindak lanjut untuk memastikan penyembuhan dan memastikan keberhasilan vasektomi.

Segera temui dokter jika mengalami efek samping ini setelah vasektomi

Kebanyakan pria mengalami ketidaknyamanan ringan dan memar setelah vasektomi. Namun, ada beberapa hal yang membuat kamu perlu segera menemui dokter. Inilah beberapa tanda umum komplikasi yang harus diwaspadai:

  • Pendarahan: Keluarnya cairan ringan bercampur darah selama 1 hingga 2 hari adalah hal yang normal. Temui dokter jika terjadi pendarahan lebih banyak dari yang diperkirakan.
  • Sakit parah: Jika rasa sakitnya parah dan ini tidak bisa diatasi dengan kompres dingin dan obat pereda nyeri yang direkomendasikan, beri tahu dokter.
  • Demam: Ini mungkin merupakan tanda infeksi. Segera hubungi dokter jika kamu mengalami demam.
  • Darah dalam urine: Ini adalah komplikasi yang sangat jarang terjadi terkait dengan vasovenous fistula. Jika kamu melihat darah dalam urine, hubungi dokter.
  • Pembengkakan parah: Dokter akan memberi tahu seberapa besar pembengkakan yang normal. Celana dalam jockstrap dan kompres dingin akan membantu mengurangi pembengkakan.

Vasektomi adalah metode kontrasepsi yang aman dan efektif. Namun, seperti halnya prosedur apa pun, ada beberapa risiko yang perlu kamu ketahui. Sebagian besar komplikasi bersifat ringan dan mudah diobati dan pemulihan biasanya cukup cepat.

Kalau kamu mempertimbangkan vasektomi, diskusikan risiko dan manfaatnya dengan dokter.

Baca Juga: Vasektomi: Prosedur, Keunggulan, Kekurangan, Pemulihan

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya