Jenis Skrining Pendengaran Bayi Baru Lahir

Penting dilakukan demi tumbuh kembang anak

Intinya Sih...

  • Bayi baru lahir perlu skrining pendengaran untuk mendeteksi gangguan pendengaran yang bisa memengaruhi tumbuh kembangnya.
  • Faktor risiko gangguan pendengaran pada bayi baru lahir dapat diidentifikasi, tetapi sebagian bayi dengan gangguan pendengaran tidak memiliki faktor risiko tersebut.
  • Skrining pendengaran mudah dilakukan dan penting untuk mengetahui kondisi pendengaran bayi sejak dini.

Bayi yang baru lahir harus diperiksa secara keseluruhan untuk memastikan kesehatannya, termasuk ada atau tidaknya gangguan pendengaran dengan skrining pendengaran.

Gangguan pendengaran dianggap sebagai cacat lahir yang paling umum. Perkiraan prevalensi gangguan pendengaran sedang dan berat pada bayi baru lahir normal adalah 0,1–0,3 persen, sedangkan prevalensinya adalah 2–4 persen pada bayi baru lahir yang dirawat di unit perawatan intensif bayi baru lahir.

Gangguan pendengaran permanen dapat memengaruhi tumbuh kembang bayi secara signifikan. Oleh sebab itu, mendeteksinya sejak dini dapat memberi bayi kesempatan yang lebih baik untuk mengembangkan keterampilan bahasa, bicara, dan komunikasi.

1. Pentingnya skrining pendengaran pada bayi yang baru lahir

Di beberapa rumah sakit sudah ada skrining pendengaran rutin, mengingat:

  • Gangguan pendengaran pada bayi dan anak sulit diketahui sejak awal.
  • Adanya periode kritis perkembangan pendengaran dan berbicara, yang dimulai dalam 6 bulan pertama kehidupan dan terus berlanjut sampai usia 2 tahun.
  • Bayi yang mempunyai gangguan pendengaran bawaan atau yang didapat yang segera diintervensi sebelum usia 6 bulan, pada usia 3 tahun akan mempunyai kemampuan berbahasa normal dibandingkan bayi yang baru diintervensi setelah berusia 6 bulan.

Ada faktor risiko yang diidentifikasi kemungkinan mengakibatkan gangguan pendengaran pada bayi  baru lahir, yaitu:

  • Riwayat keluarga dengan gangguan pendengaran.
  • Kelainan bawaan bentuk telinga dan kelainan tulang tengkorak-muka.
  • Infeksi janin ketika dalam kandungan (infeksi toksoplasmosis, rubella, sitomegalovirus, dan herpes).
  • Sindrom tertentu, seperti sindrom Down.
  • Berat lahir <1.500 gram.
  • Nilai Apgar yang rendah.
  • Perawatan di NICU.
  • Penggunaan obat-obatan tertentu yang bersifat toksik terhadap saraf pendengaran.

Kenyataannya, 50 persen bayi dengan gangguan pendengaran tidak mempunyai faktor risiko yang disebutkan di atas. Jadi, bila hanya menggunakan kriteria faktor risiko tersebut, maka banyak bayi yang mempunyai gangguan pendengaran tidak terdiagnosis. Maka dari itu, skrining pendengaran direkomendasikan untuk semua bayi baru lahir.

Skrining pendengaran bayi baru lahir hanya menunjukkan ada atau tidaknya respons terhadap rangsangan dengan intensitas tertentu dan tidak mengukur beratnya gangguan pendengaran ataupun membedakan jenis tuli (tuli konduktif atau tuli saraf).

Alat yang direkomendasikan untuk skrining pendengaran bayi adalah otoacoustic emissions atau automated auditory brainstem response, yang lebih jelasnya akan dipaparkan pada poin berikutnya.

2. Jenis skrining pendengaran bayi baru lahir

Jenis Skrining Pendengaran Bayi Baru Lahirilustrasi bayi baru lahir (unsplash.com/Christian Bowen)

Pemeriksaaan pendengaran bayi baru lahir tidak akan menimbulkan rasa sakit. Untuk mengetahuinya bisa dengan dua cara:

1. Otoacoustic emissions (OAE)

Ini merupakan cara untuk mengukur respons yang berasal dari organ telinga bagian dalam (koklea). Untuk tes ini, dokter akan menggunakan earbud kecil yang dipasang di telinga bayi, berisi mikrofon dan earphone.

Kemudian, suara akan diputar melalui earbud dan respons gema yang berasal dari organ telinga bagian dalam akan diukur. Jika bayi mendengar dengan normal atau mendekati normal, maka gema akan dipantulkan kembali di telinga bagian dalam yang diukur dengan mikrofon.

Jika bayi mengalami gangguan pendengaran yang signifikan, tidak akan ada gema atau gema yang diukur akan berkurang.

2. Automated auditory brainstem response (AABR)

Pengujian AABR mengukur respons yang datang dari organ telinga bagian dalam (koklea) serta batang otak pendengaran, saat suara merambat ke otak.

Untuk pemeriksaan ini, elektroda stiker ditempelkan di kepala bayi dan earphone kecil dipasang di dalam atau di sekitar telinga bayi. Suara diputar melalui earphone dan elektroda mengukur apakah ada respons yang datang dari telinga dan batang otak pendengaran bayi.

Jika bayi mendengar dengan normal, maka akan terdeteksi adanya respon. Jika bayi mengalami gangguan pendengaran yang signifikan, maka tidak ada respons yang terdeteksi.

Jika bayi berhasil menyelesaikan pemeriksaan pendengaran bayi baru lahir, hasilnya akan dinyatakan sebagai "pass".

Jika bayi tidak lulus pemeriksaan pendengaran bayi baru lahir dan pengujian lebih lanjut diperlukan untuk menunjukkan pendengaran yang sehat, hasilnya akan dinyatakan sebagai "refer", "fail", atau "did not pass".

Baca Juga: 10 Bahaya Mencium Bayi Sembarangan saat Momen Lebaran

3. Pemeriksaannya mudah dan tidak menyakitkan

Pemeriksaan pendengaran mudah dilakukan dan tidak menyakitkan. Faktanya, bayi sering kali tertidur saat pemeriksaan dilakukan.

Ini hal-hal yang perlu kamu tahu tentang pemeriksaan pendengaran pada bayi baru lahir:

  • Pemeriksaan pendengaran cepat, aman, dan tidak menimbulkan rasa sakit.
  • Terkadang bayi baru lahir diperiksa satu atau dua kali.
  • Pemeriksaan memakan waktu sekitar 10 menit.
  • Kebanyakan bayi tidur selama pemeriksaan pendengaran. Jika bayi berisik atau gelisah selama pemeriksaan, ini dapat memengaruhi hasilnya.
  • Kamu akan menerima hasil pemeriksaan pendengaran sebelum boleh pulang dari rumah sakit.

4. Dampak gangguan pendengaran pada anak

Jenis Skrining Pendengaran Bayi Baru Lahirilustrasi anak yang terlihat sedih (pexels.com/namo deet)

Memiliki informasi yang jelas dan akurat tentang pendengaran anak sangat penting, karena beberapa masalah pendengaran dapat menyebabkan:

  • Kesulitan memahami orang lain.
  • Keterampilan bicara dan bahasa yang tertunda.
  • Kesulitan belajar di sekolah.
  • Perasaan negatif tentang diri mereka sendiri.
  • Kesulitan menjalin pertemanan dan berhubungan dengan orang lain.
  • Tantangan dalam hubungan keluarga.

Skrining pendengaran sangat penting untuk dilakukan karena masalah pendengaran yang tidak terdeteksi dapat memengaruhi pembelajaran awal dan perkembangan bahasa yang menjadi landasan keberhasilan di sekolah dan kehidupan anak nantinya.

5. Bagaimana jika bayi tidak lulus skrining?

Bayi bisa tidak lulus pemeriksaan pendengaran karena beberapa hal, misalnya adanya vernix di saluran telinga, cairan di telinga tengah, atau karena gerakan atau tangisan selama pemeriksaan, dilansir Baby's First Test.

Namun, karena beberapa bayi memang bisa mengalami gangguan pendengaran, sangat penting bagi untuk datang ke janji temu lanjutan untuk menjalani tes konfirmasi.

Semua bayi yang tidak lolos pemeriksaan pendengaran bayi baru lahir akan dirujuk, atau diarahkan untuk mendapatkan perawatan, ke audiolog untuk evaluasi audiologi (pendengaran) yang lengkap.

Bayi yang tidak lolos pemeriksaan pendengaran bayi baru lahir adalah bayi yang pendengarannya tidak merespons pemeriksaan pendengaran bayi baru lahir. Audiolog akan melakukan beberapa tes untuk menentukan apakah ada gangguan pendengaran dan jika ya, tingkat dan jenis gangguan pendengaran.

Skrining pendengaran pada bayi baru lahir sangat penting, karena diagnosis dini masalah pendengaran adalah kunci perkembangan bahasa dan bicara anak. Jika masalah pendengaran terdeteksi, ada pilihan efektif yang dapat membantu bayi mengoptimalkan pendengarannya dan tetap pada jalur perkembangannya.

Baca Juga: Bagaimana Cara Mendeteksi Telinga Tuli pada Bayi?

Referensi

National Health Service. Diakses pada April 2024. Newborn hearing screening.
World Journal of Clinical Pediatrics, Juni 2023. Various aspects of hearing loss in newborns: A narrative review.
Ikatan Dokter Anak Indonesia. Diakses pada April 2024. “Skrining” pada bayi baru lahir, yang perlu diketahui oleh Orangtua.
American Academy of Audiology. Diakses pada April 2024. Newborn Hearing Screening.
Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada April 2024. Screening and Diagnosis of Hearing Loss.
Pediatrics, 2023. Hearing Assessment in Infants, Children, and Adolescents: Recommendations Beyond Neonatal Screening.
Baby'sFirstTest.org. Diakses pada April 2024. Hearing loss.

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya