Ini pun tidak benar. Menurut sebuah laporan dalam jurnal JAMA Neurology menunjukkan jika kematian akibat demensia lebih umum dari yang kamu kira. Dalam periode tahun 2000-2009, diperkirakan sebanyak 13,6 persen kematian berhubungan dengan demensia.
Selain itu, demensia disebut-sebut sebagai penyebab utama kecacatan pada lansia di seluruh dunia. Demensia bisa disebabkan oleh berbagai penyakit yang memengaruhi otak, seperti penyakit Alzheimer atau stroke.
Melansir keterangan dari Kementerian Kesehatan RI, untuk memperlambat timbulnya demensia, ada beberapa hal yang dapat dilakukan, yakni:
- Menurunkan atau menjaga kadar kolesterol dalam darah
- Menurunkan atau menjaga tekanan darah
- Mengendalikan diabetes
- Olahraga secara teratur
- Terlibat dalam kegiatan yang merangsang pikiran
- Peningkatan kualitas hidup
- Menerapkan pola makan sehat bergizi seimbang
Adapun tanda-tanda demensia yang bisa dikenali sebelum melaju ke tahap lanjut adalah:
- Penurunan daya ingat misalnya lupa nama, lupa tempat menaruh benda.
- Kebingungan, misalnya tersesat ketika ke luar rumah sendirian dan kadang tak bisa mengingat di mana dirinya atau bagaimana dia bisa sampai di sana.
- Kesulitan melakukan tugas-tugas yang lazim.
- Kesulitan mengerjakan kebiasaan sehari-hari, seperti makan, mandi, berpakaian, dan sebagainya.
- Perubahan kepribadian dan perilaku, seperti mudah marah, tersinggung, gelisah, atau jadi pendiam. Kadang bisa menjadi bingung, paranoid, atau ketakutan.
- Ketidakmampuan untuk mengikuti petunjuk.
- Adanya masalah dengan bahasa dan komunikasi, seperti tidak dapat mengingat kata-kata, nama benda-benda, atau memahami arti kata-kata umum.
- Memburuknya kemampuan visual dan spasial, seperti menilai bentuk dan ukuran suatu benda.
- Kehilangan motivasi atau inisiatif.
- Kehilangan pola tidur normal.
Itulah beberapa mitos seputar demensia dan berbagai penjelasan lainnya. Bila kamu, orang tua, atau orang lain yang kamu kenal mengalami gejala-gejala di atas, sebaiknya segera periksa ke dokter agar bisa diperiksa lebih lanjut.