ilustrasi sembuh dari covid (news.cgtn.com)
Ternyata, hasil analisis interim menunjukkan bahwa molnupiravir bisa mengurangi risiko perburukan COVID-19 yang memerlukan perawatan di rumah sakit dan kematian, dalam pengamatan selama 29 hari, hingga 50 persen.
Kesimpulan ini diambil dari membandingkan persentase subjek yang mengalami perburukan pada kelompok molnupiravir (7,3 persen atau 28 dari 385 orang) dengan kelompok plasebo (14,1 persen atau 53 dari 337 orang). Selain itu, tidak ada kematian dalam kelompok molnupiravir. Sementara pada kelompok plasebo, terdapat 8 kasus kematian akibat COVID-19.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa molnupiravir bisa mengurangi risiko rawat inap dan/atau kematian di semua subkelompok utama. Menurut Prof. Zullies, kemanjurannya tidak dipengaruhi oleh waktu timbulnya gejala atau faktor risiko yang mendasari.
Berdasarkan identifikasi terhadap varian virus yang menginfeksi subjek, 40 persen adalah virus varian baru, seperti Gamma, Delta, dan Mu. Dengan demikian, Merck mengklaim molnupiravir menunjukkan kemanjuran yang konsisten pada seluruh varian virus.