5 Fakta Cognitive Dissonance, Ketidaknyamanan dengan Diri Sendiri

Adanya konflik antara dua atau lebih cara berpikir

Apakah kamu pernah merasa bingung atau tidak nyaman ketika ada sesuatu yang bertentangan dengan apa yang diyakini atau dipercayai? Misalnya, kamu tahu bahwa merokok itu berbahaya, tetapi tetap dilakukan. Atau, kamu yakin dirimu adalah orang baik, tetapi pernah berbohong atau menyakiti orang lain. Kondisi tersebut dinamakan cognitive dissonance.

Cognitive dissonance adalah istilah psikologi untuk menjelaskan kondisi mental yang dialami seseorang ketika ada konflik antara dua atau lebih cara berpikir. Cara berpikir tersebut bisa berupa keyakinan, nilai, sikap, atau perilaku yang saling bertolak belakang.

Cognitive dissonance bukanlah hal yang menyenangkan karena membuat seseorang merasa tidak konsisten atau tidak sejalan dengan dirinya sendiri. Oleh karena itu, seseorang cenderung berusaha mengurangi cognitive dissonance dengan berbagai cara, seperti menyangkal, merasionalisasi, atau mengubah cara berpikirnya. Berikut adalah lima fakta cognitive dissonance yang perlu kamu ketahui.

1. Cognitive dissonance pertama kali diperkenalkan oleh Leon Festinger

5 Fakta Cognitive Dissonance, Ketidaknyamanan dengan Diri Sendiriilustrasi menangis (pexels.com/MART PRODUCTION)

Teori cognitive dissonance pertama kali dikemukakan oleh psikolog sosial, Leon Festinger, pada tahun 1957. Festinger tertarik untuk meneliti bagaimana orang-orang bereaksi ketika keyakinan mereka ditantang oleh bukti empiris.

Salah satu studi terkenal yang dilakukan oleh Festinger adalah tentang sekelompok orang yang percaya bahwa dunia akan berakhir pada tanggal 21 Desember 1954. Ketika ramalan itu tidak terjadi, Festinger dan rekan-rekannya mengamati bagaimana anggota sekte itu mengatasi cognitive dissonance. Peneliti menemukan bahwa sebagian besar dari anggota sekte tidak mengubah keyakinan mereka, tetapi malah mencari alasan untuk mempertahankannya, seperti mengklaim bahwa doanya telah menyelamatkan dunia.

Baca Juga: 4 Jenis Stroke yang Perlu Diketahui, Catat!

2. Cognitive dissonance bisa mempengaruhi kesehatan fisik dan mental

5 Fakta Cognitive Dissonance, Ketidaknyamanan dengan Diri Sendiriilustrasi menangis (pexels.com/Keira Burton)

Cognitive dissonance tidak hanya berdampak pada cara berpikir seseorang, tetapi juga bisa mempengaruhi kesehatan fisik dan mental mereka. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa cognitive dissonance bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah, denyut jantung, dan hormon stres.

Selain itu, cognitive dissonance juga bisa menurunkan kepercayaan diri, kepuasan hidup, dan kesejahteraan psikologis seseorang. Orang yang mengalami cognitive dissonance sering merasa cemas, bersalah, malu, sedih, atau marah.

3. Cognitive dissonance bisa memicu perubahan positif

5 Fakta Cognitive Dissonance, Ketidaknyamanan dengan Diri Sendiriilustrasi pasangan (pexels.com/SHVETS production)

Meskipun cognitive dissonance sering dianggap sebagai sesuatu yang negatif, tetapi ada juga sisi positifnya. Cognitive dissonance bisa menjadi motivasi bagi seseorang untuk mengubah perilaku atau keyakinan mereka yang tidak sehat atau tidak rasional.

Misalnya, seseorang yang merokok bisa mengalami cognitive dissonance ketika mengetahui bahwa rokok berbahaya bagi kesehatannya. Jika ia ingin mengurangi ketidaknyamanan ini, ia bisa memilih untuk berhenti merokok atau mengurangi konsumsi rokoknya. Demikian pula, seseorang yang ingin hidup sehat bisa mengalami cognitive dissonance ketika ia tidak berolahraga atau makan makanan bergizi. Ia bisa memilih untuk mengubah gaya hidupnya agar sesuai dengan tujuannya.

4. Cognitive dissonance bisa pengaruhi keputusan dan perilaku konsumen ketika transaksi

5 Fakta Cognitive Dissonance, Ketidaknyamanan dengan Diri Sendiriilustrasi bisnis online (pexels.com/Vlada Karpovich)

Cognitive dissonance juga bisa terjadi dalam konteks konsumsi. Orang yang membeli barang atau jasa bisa mengalami cognitive dissonance, ketika mereka merasa tidak puas dengan pilihannya atau menemukan pilihan yang lebih baik setelahnya. Untuk mengatasi cognitive dissonance ini, konsumen bisa melakukan hal-hal berikut:

  • Mencari informasi yang mendukung pilihan mereka dan mengabaikan informasi yang menentangnya;
  • Membatalkan, mengembalikan, atau menukar barang atau jasa yang mereka beli;
  • Membuat ulasan positif atau merekomendasikan barang atau jasa yang mereka beli kepada orang lain;
  • Menghindari atau mengurangi kontak dengan barang atau jasa yang mereka beli.

5. Cognitive dissonance bisa diminimalkan dengan beberapa cara

5 Fakta Cognitive Dissonance, Ketidaknyamanan dengan Diri Sendiriilustrasi psikolog (pexels.com/SHVETS production)

Cognitive dissonance adalah fenomena psikologis yang sulit dihindari, tetapi ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi atau mengelolanya. Beberapa cara tersebut adalah:

  • Menjadi lebih sadar akan cara berpikir dan berperilaku sendiri, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya;
  • Menjadi lebih terbuka terhadap informasi baru dan perspektif yang berbeda, serta bersikap kritis terhadap sumber dan validitasnya;
  • Menjadi lebih fleksibel dan adaptif terhadap perubahan situasi dan kondisi;
  • Menjadi lebih jujur dan bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan orang lain;
  • Menjadi lebih toleran dan empati terhadap orang-orang yang memiliki cara berpikir atau berperilaku yang berbeda.

Cognitive dissonance adalah fenomena psikologis yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam konteks pribadi maupun sosial. Cognitive dissonance bisa berpengaruh pada kesehatan, keputusan, dan perilaku seseorang. Dengan menyadari dan mengelola cognitive dissonance dengan baik, seseorang bisa menjadi lebih konsisten, terbuka, fleksibel, dan bertanggung jawab.

Baca Juga: 5 Sebab Confirmation Bias Dapat Merugikan Kesehatan Mental Kamu

Muhamad Aldifa Photo Verified Writer Muhamad Aldifa

Menulis disaat senggang

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Debby Utomo

Berita Terkini Lainnya