Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Lansia mendengarkan musik dengan headphone.
ilustrasi lansia mendengarkan musik (freepik.com/freepik)

Intinya sih...

  • Mendengarkan musik secara rutin setelah usia 70 tahun menurunkan risiko demensia hingga 39 persen.

  • Bermain alat musik juga berkaitan dengan penurunan risiko gangguan kognitif dan demensia.

  • Musik dapat menjadi strategi yang mudah dan terjangkau untuk mendukung kesehatan otak dan memperlambat penurunan kognitif seiring bertambahnya usia.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Di banyak rumah, musik bukan hanya latar belakang, tetapi bisa menjadi teman setia. Bagi sebagian orang, mendengarkan musik memberi kenyamanan. Namun, siapa sangka kebiasaan ini, saat dilakukan saat usia lanjut, bisa berdampak lebih besar?

Penelitian dari Monash University menunjukkan bahwa mendengarkan musik secara teratur setelah usia 70 tahun berkaitan dengan penurunan risiko demensia hingga 39 persen.

Studi ini melibatkan lebih dari 10.800 orang lansia dan menyajikan bukti kuat bahwa kebiasaan musik dapat menjadi cara mudah, terjangkau, dan menyenangkan untuk menjaga kesehatan otak.

Penelitian yang dipimpin oleh mahasiswa Emma Jaffa dan Profesor Joanne Ryan ini memantau partisipan yang rutin mendengarkan musik serta mereka yang bermain alat musik. Hasilnya, tak hanya pendengar musik yang mendapatkan manfaat, tetapi juga mereka yang bermain alat musik tampak menikmati penurunan risiko demensia hingga 35 persen.

Lebih jauh lagi, mereka yang "selalu" mendengarkan musik menunjukkan kemampuan kognitif yang lebih baik, termasuk memori episodik, jenis ingatan yang kita gunakan untuk mengenang kejadian sehari-hari.

Musik dapat menjadi bagian dari gaya hidup untuk mencegah demensia

Penelitian ini didasarkan pada data dari studi besar bertajuk ASPREE dan sub-studinya ALSOP, yang dipublikasikan dalam International Journal of Geriatric Psychiatry. Para peneliti menjelaskan bahwa musik bisa jadi strategi mudah untuk menjaga kesehatan otak seiring bertambahnya usia, meski hubungan sebab-akibat belum dapat dipastikan.

Pentingnya temuan ini kian terasa di tengah naiknya angka kasus demensia, seiring bertambahnya usia harapan hidup global. Dengan belum ditemukannya obat yang benar-benar menyembuhkan demensia, mencari cara alternatif untuk mencegah atau menunda kemunculannya menjadi sangat krusial.

Mengutip laman Monash University, Profesor Joanne Ryan, penulis senior studi ini, mengatakan: “Dengan belum adanya pengobatan untuk demensia, menemukan strategi untuk mencegah atau memperlambat penyakit ini sangat krusial. Bukti menunjukkan bahwa penuaan otak tidak hanya dipengaruhi oleh usia atau faktor genetik, tetapi juga bisa dipengaruhi oleh lingkungan dan pilihan gaya hidup seseorang.”

Ia menambahkan, langkah sederhana seperti mendengarkan atau memainkan musik bisa menjadi intervensi gaya hidup yang efektif untuk mendukung kesehatan kognitif.

Referensi

"Music can stave off dementia by up to 40 per cent, Monash study finds." Monash University. Diakses November 2025.

Emma Jaffa et al., “What Is the Association Between Music‐Related Leisure Activities and Dementia Risk? A Cohort Study,” International Journal of Geriatric Psychiatry 40, no. 10 (October 1, 2025): e70163, https://doi.org/10.1002/gps.70163.

Editorial Team