Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Studi: Rutin Jalan 3.000 Langkah, Risiko Alzheimer Bisa Menurun

Seorang laki-laki berjalan kaki.
ilustrasi jalan kaki (pexels.com/Adones Bentulan)
Intinya sih...
  • Berjalan 3.000–5.000 langkah per hari dapat menunda penurunan kognitif hingga tiga tahun; 5.000–7.500 langkah hingga tujuh tahun.
  • Aktivitas fisik membantu memperlambat penumpukan protein tau, yang terkait langsung dengan gejala Alzheimer.
  • Peneliti menegaskan bahwa perubahan gaya hidup sederhana bisa jadi kunci dalam mencegah Alzheimer di tahap awal.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Menambah sedikit langkah setiap hari bisa memberi manfaat besar bagi otak. Sebuah studi baru menunjukkan bahwa berjalan kaki 3.000–5.000 langkah sehari dapat memperlambat perkembangan penyakit Alzheimer pada orang yang berisiko tinggi mengalami penyakit tersebut.

Studi yang diterbitkan dalam jurnal Nature Medicine oleh tim dari Mass General Brigham ini menemukan bahwa aktivitas fisik berkaitan dengan melambatnya penurunan fungsi kognitif pada lansia yang memiliki kadar amyloid-beta tinggi, protein yang sering dikaitkan dengan Alzheimer.

Rata-rata, orang yang berjalan 3.000–5.000 langkah per hari mengalami penurunan kognitif tiga tahun lebih lambat dibanding yang jarang bergerak. Sementara itu, mereka yang rutin melangkah 5.000–7.500 kali sehari menunjukkan perlambatan hingga tujuh tahun.

Sebaliknya, individu dengan gaya hidup sedenter mengalami penumpukan protein tau lebih cepat di otak, disertai penurunan fungsi berpikir dan aktivitas harian yang lebih tajam.

Gaya hidup aktif bantu otak tetap tajam

Seorang perempuan berjalan kaki.
ilustrasi jalan kaki pagi hari (pexels.com/Center for Ageing Better)

Penelitian ini membantu menjelaskan mengapa sebagian orang yang berisiko Alzheimer tampak tidak menurun secepat yang lain,” ujar Jasmeer Chhatwal dari Departemen Neurologi Mass General Brigham, mengutip rilis.

“Faktor gaya hidup tampaknya berpengaruh pada tahap awal Alzheimer. Artinya, perubahan gaya hidup bisa memperlambat munculnya gejala kognitif jika dilakukan sejak dini.”

Tim peneliti menganalisis data dari 296 peserta berusia 50–90 tahun dalam Harvard Aging Brain Study. Semua peserta memiliki fungsi kognitif normal di awal penelitian.

Dengan pemindaian otak PET, mereka mengukur kadar awal protein amyloid-beta dan tau, dua biomarker utama Alzheimer, serta mencatat jumlah langkah menggunakan pedometer yang dipasang di pinggang. Para peserta menjalani penilaian kognitif tahunan selama dua hingga 14 tahun (rata-rata 9,3 tahun). Sebagian di antaranya juga menjalani pemindaian PET berulang untuk memantau perubahan tau.

Hasilnya, jumlah langkah yang lebih tinggi berkaitan dengan laju penurunan kognitif dan penumpukan tau yang lebih lambat, terutama pada mereka yang memiliki kadar amyloid-beta tinggi sejak awal. Analisis statistik menunjukkan bahwa manfaat aktivitas fisik terutama didorong oleh perlambatan akumulasi tau tersebut.

“Kami senang data dari Harvard Aging Brain Study bisa membantu memahami pentingnya aktivitas fisik dalam menjaga kesehatan otak,” ujar Reisa Sperling, ahli saraf sekaligus peneliti utama studi tersebut.

“Temuan ini menunjukkan bahwa kita bisa membangun ketahanan kognitif bahkan sebelum Alzheimer berkembang. Ini kabar baik bagi upaya mencegah demensia akibat berbagai faktor.”

Ke depan, para peneliti berencana menelusuri aspek aktivitas fisik mana yang paling berpengaruh, apakah intensitas, durasi, atau pola aktivitas dalam jangka panjang. Mereka juga akan mempelajari mekanisme biologis yang menghubungkan olahraga, penumpukan tau, dan kesehatan kognitif.

“Kami ingin memberi keyakinan pada masyarakat bahwa mereka bisa melindungi otak dengan tetap aktif bergerak,” kata Wai-Ying Wendy Yau, penulis utama penelitian. “Setiap langkah berarti, bahkan peningkatan kecil dalam aktivitas harian bisa menjadi kebiasaan yang berdampak besar bagi kesehatan otak.”

Referensi

"Walking 3,000-5,000 steps a day may delay Alzheimer’s." The Harvard Gazette. Diakses November 2025.

Wai-Ying Wendy Yau et al., “Physical Activity as a Modifiable Risk Factor in Preclinical Alzheimer’s Disease,” Nature Medicine, November 3, 2025, https://doi.org/10.1038/s41591-025-03955-6.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us

Latest in Health

See More

Hari Imunisasi Sedunia 10 November 2025: Sejarah dan Tema

10 Nov 2025, 11:59 WIBHealth