Necrotizing Fasciitis: Penyebab, Gejala, Pengobatan

Intinya sih...
- Necrotizing fasciitis adalah infeksi langka yang mematikan pada kulit dan jaringan di bawahnya. Menyebar cepat, mengancam jiwa, dan menyebabkan kematian jaringan.
- Necrotizing fasciitis umumnya disebabkan oleh bakteri streptokokus grup A, jenis bakteri yang sama yang menyebabkan radang tenggorokan.
- Jika didiagnosis dan diobati sejak dini, sebagian besar pasien akan selamat dari necrotizing fasciitis dengan jaringan parut minimal.
Necrotizing fasciitis atau fasciitis nekrotikans, juga dikenal sebagai flesh-eating bacteria/bakteri pemakan daging atau flesh-eating disease/penyakit pemakan daging, adalah infeksi langka pada kulit dan jaringan di bawahnya.
"Necrotizing" artinya kematian jaringan, sedangkan "fasciitis" mengacu pada peradangan fascia (jaringan di bawah kulit).
Necrotizing fasciitis adalah bentuk infeksi jaringan lunak nekrotikans. Infeksi yang mengancam jiwa ini memengaruhi kulit, otot, dan jaringan lunak serta menyebabkan bercak-bercak jaringan mati.
Infeksi ini menyebar dengan cepat dan agresif pada orang yang terinfeksi, menyebabkan kematian jaringan di lokasi infeksi, dan dapat menyebabkan kematian jika tidak segera diobati.
1. Jenis
Terkadang necrotizing fasciitis dibedakan berdasarkan bagian tubuh yang terkena. Misalnya gangren Fournier adalah istilah untuk necrotizing fasciitis yang menyerang area di sekitar organ reproduksi dan anus. Terkadang, necrotizing fasciitis menyerang ekstremitas atau area di sekitar perut.
Para ahli membedakan berdasarkan jenis organisme yang menyebabkan infeksi. Orang dengan tipe II, III, dan IV cenderung memiliki penyakit yang lebih agresif dan tingkat kematian yang lebih tinggi dibandingkan dengan tipe I.
- Tipe I: Tipe ini mencakup 70–80 persen infeksi. Biasanya ini disebabkan oleh infeksi simultan dengan lebih dari satu jenis bakteri. Ini mungkin termasuk bakteri Pseudomonas, E. coli, atau banyak spesies lainnya.
- Tipe II: Infeksi necrotizing fasciitis tipe II, yang ditemukan pada 20–30 persen orang, biasanya disebabkan oleh satu jenis bakteri. Biasanya, ini adalah Streptococcus pyogenes (bakteri yang juga menyebabkan radang tenggorokan). Bakteri Staphylococcus aureus adalah penyebab yang lebih jarang.
- Tipe III: Necrotizing fasciitis tipe III disebabkan oleh organisme yang berhubungan dengan laut. Jadi, kamu mungkin tertular lewat memakan makanan laut yang terkontaminasi atau luka yang terkena air yang terkontaminasi.
- Tipe IV: Tipe ini disebabkan oleh infeksi jamur. Tipe ini jarang terjadi, dan biasanya hanya terjadi pada orang yang memiliki masalah mendasar dengan sistem kekebalan tubuh mereka.
2. Penyebab
Necrotizing fasciitis umumnya disebabkan oleh bakteri streptokokus grup A, jenis bakteri yang sama yang menyebabkan radang tenggorokan. Namun, beberapa jenis bakteri, termasuk Vibrio vulnificus (bakteri yang hidup di air), stafilokokus, dan lainnya, juga telah dikaitkan dengan penyakit ini. Necrotizing fasciitis terjadi ketika jenis bakteri ini menginfeksi fascia superfisial, lapisan jaringan ikat di bawah kulit.
Bakteri yang dapat menyebabkan necrotizing fasciitis bisa masuk ke dalam tubuh melalui:
- Luka sayat, lecet, atau luka bakar.
- Gigitan serangga.
- Luka akibat jarum suntik dan benda lain yang menyebabkan luka tusuk.
- Operasi.
Dalam beberapa kasus, tidak diketahui bagaimana infeksi itu bermula. Begitu infeksi itu terjadi, infeksi itu dengan cepat menghancurkan otot, kulit, dan jaringan lemak.
Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah dan penyakit tertentu dapat membuat kamu lebih mungkin terkena necrotizing fasciitis. Kondisi kesehatan yang dapat meningkatkan risiko meliputi:
- Penyalahgunaan alkohol.
- Kanker
- Cacar air pada masa kanak-kanak.
- Sirosis.
- Diabetes.
- Penyakit jantung yang memengaruhi katup jantung.
- Penyakit ginjal kronis.
- Penyakit paru-paru, termasuk tuberkulosis.
- Penyakit pembuluh darah perifer.
- Penyalahgunaan steroid.
- Penyalahgunaan obat suntik atau intravena.
Dalam kasus yang sangat jarang, masalah gigi, amandel, kelenjar ludah, dan sinus dapat menyebabkan necrotizing fasciitis wajah.
3. Gejala
Tanda dan gejala bervariasi antara individu, tetapi sering kali beberapa atau semua hal berikut ini muncul.
Gejala awal
- Lokasi infeksi yang paling umum adalah tungkai bawah. Necrotizing fasciitis juga dapat memengaruhi tungkai atas, perineum, bokong, badan, kepala, dan leher.
- Gejala biasanya muncul dalam waktu 24 jam setelah cedera ringan.
- Rasa sakit sering kali sangat parah saat pertama kali muncul dan memburuk seiring waktu.
- Mungkin ada gejala seperti flu, seperti mual, demam, diare, pusing, dan malaise umum.
- Rasa haus yang hebat muncul saat tubuh mengalami dehidrasi.
Gambaran klinis setelah 3 hingga 4 hari
- Area yang terkena mulai membengkak dan mungkin menunjukkan ruam keunguan.
- Tanda-tanda gelap besar terbentuk yang berubah menjadi lepuh berisi cairan gelap.
- Luka mulai mati dan area menjadi menghitam (nekrosis).
- Edema umum terjadi.
- Sensasi berderak halus di bawah kulit (krepitus) disebabkan oleh gas dalam jaringan.
- Nyeri hebat berlanjut hingga nekrosis/gangren menghancurkan saraf tepi saat nyeri mereda.
- Infeksi mungkin tidak membaik saat antibiotik diberikan.
Sekitar hari 4–5, pasien sangat sakit dengan tekanan darah rendah yang berbahaya dan suhu tinggi. Infeksi telah menyebar ke aliran darah dan tubuh mengalami syok toksik. Pasien mungkin mengalami perubahan tingkat kesadaran.
Abses metastasis dapat berkembang di hati, paru-paru, limpa, otak, perikardium, dan jarang terjadi, di kulit.
4. Diagnosis
Dokter mungkin dapat mendiagnosis kondisi ini dengan melihat kulit. Atau, bisa juga didiagnosis di ruang operasi oleh dokter bedah.
Tes yang dapat dilakukan meliputi:
- USG.
- Sinar-X atau CT scan.
- Tes darah.
- Kultur darah untuk memeriksa bakteri.
- Sayatan kulit untuk melihat apakah ada nanah.
- Biopsi dan kultur jaringan kulit.
5. Pengobatan
Setelah diagnosis necrotizing fasciitis dipastikan, pengobatan harus segera dimulai.
- Pasien harus dirawat di rumah sakit dan sering kali dirawat di unit perawatan intensif.
- Organisme penyebab harus diidentifikasi dan diobati dengan antibiotik intravena dosis tinggi. Pilihan antibiotik awal meliputi penisilin, klindamisin, metronidazol, sefalosporin, karbapenem, vankomisin, dan linezolid. Setelah kultur dilaporkan, pilihan antibiotik akan disesuaikan.
- Sangat penting bagi dokter bedah yang berpengalaman untuk segera mengangkat semua jaringan nekrotik (debridemen).
- Oksigen tambahan, cairan, dan obat-obatan mungkin diperlukan untuk meningkatkan tekanan darah.
- Oksigen hiperbarik dan imunoglobulin intravena juga dapat dipertimbangkan.
Debridemen bedah segera meningkatkan kelangsungan hidup dan menghindari komplikasi necrotizing fasciitis. Semua jaringan yang terinfeksi harus dibersihkan menggunakan eksisi yang memadai. Debridemen berulang dilakukan selama beberapa hari.
Ketika infeksi akut telah mereda, luka harus ditutup dengan cangkok kulit jika diperlukan. Alat penutup luka dengan bantuan vakum mungkin berguna untuk menyembuhkan ulkus atau borok yang persisten.
Seberapa baik pemulihan akan bergantung pada:
- Kondisi kesehatan secara keseluruhan (terutama jika ada kondisi diabetes).
- Seberapa cepat kamu didiagnosis dan menerima perawatan.
- Jenis bakteri penyebab infeksi.
- Seberapa cepat infeksi menyebar.
- Seberapa baik pengobatan bekerja.
Jika didiagnosis dan diobati sejak dini, sebagian besar pasien akan selamat dari necrotizing fasciitis dengan jaringan parut minimal.
Jika terjadi kehilangan jaringan yang signifikan, cangkok kulit di kemudian hari akan diperlukan dan pada beberapa pasien amputasi anggota tubuh diperlukan untuk mencegah kematian.
Hingga 25 persen pasien akan meninggal karena necrotizing fasciitis, akibat komplikasi seperti gagal ginjal dan septikemia (keracunan darah) serta kegagalan multiorgan.
6. Komplikasi yang dapat terjadi
Komplikasi serius sering terjadi dan ini dapat meliputi:
- Sepsis.
- Syok.
- Gagal organ.
- Kehilangan lengan atau kaki karena amputasi.
- Jaringan parut yang parah.
- Kematian.
7. Pencegahan
Hal-hal berikut dapat membantu mengurangi risiko necrotizing fasciitis:
- Cuci tangan dengan sabun dan air secara teratur, terutama setelah menggunakan kamar mandi.
- Bersihkan semua luka dan cedera yang merobek kulit menggunakan sabun dan air. Setelah dibersihkan, tutup luka terbuka dengan perban kering hingga sembuh. Ganti perban jika kotor.
- Temui dokter untuk luka serius atau luka yang tidak dapat dibersihkan dengan baik.
- Jika memiliki luka terbuka, hindari bak air panas, kolam renang, atau sumber air alami hingga luka sembuh.
- Pada orang dengan diabetes, gunakan air sabun hangat pada kaki setiap hari. Periksa juga apakah ada luka, dan perban jika perlu.
- Rawat kondisi lain yang dapat meningkatkan risiko kulit kering dan pecah-pecah (misalnya, infeksi jamur kaki).
Diagnosis dini dan pengobatan agresif yang segera sangat penting untuk melawan infeksi kulit langka ini. Banyak orang memerlukan lebih dari satu prosedur untuk mengangkat jaringan yang rusak dan terinfeksi.
Jika kulit kamu merah, bengkak, dan tidak kunjung sembuh, segera temui dokter.
Referensi
Misiakos, Evangelos P., George Bagias, dkk. “Early Diagnosis and Surgical Treatment for Necrotizing Fasciitis: A Multicenter Study.” Frontiers in Surgery 4 (7 Februari 2017).
Bonne, Stephanie L., dan Sameer S. Kadri. “Evaluation and Management of Necrotizing Soft Tissue Infections.” Infectious Disease Clinics of North America 31, no. 3 (1 September 2017): 497–511.
Health. Diakses pada Juni 2024. What Is Necrotizing Fasciitis?
Misiakos, Evangelos P., George Bagias, dkk. “Current Concepts in the Management of Necrotizing Fasciitis.” Frontiers in Surgery 1 (29 September 2014).
Cleveland Clinic. Diakses pada Juni 2024. Necrotizing Fasciitis (Flesh-Eating Disease).
DermNet. Diakses pada Juni 2024. Necrotising fasciitis.
Penn Medicine. Diakses pada Juni 2024. Necrotizing Fasciitis.
Center for Disease Control and Prevention. Diakses pada Juni 2024. Necrotizing fasciitis: All you need to know.
WebMD. Diakses pada Juni 2024. Necrotizing Fasciitis (Flesh-Eating Bacteria).