Gangguan Eksibisionis: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Gangguan eksibisionistik atau biasa dikenal juga dengan sebutan eksibisionisme merupakan salah satu jenis dari parafilia. Gangguan parafilia (paraphilia) merupakan penyimpangan terhadap fantasi, gairah, dan perilaku seksual.
Pengidap eksibisionis bisanya ditandai dengan kepuasan seksual melalui tindakan memperlihatkan alat kelamin atau organ seksual kepada orang lain. Berikut penjelasan lebih lengkapnya.
1. Mengenal gangguan seksual eksibisionis
Gangguan eksibisionistik bisa dialami oleh laki-laki maupun perempuan. Namun umumnya gangguan ini lebih sering diderita oleh laki-laki. Sekitar 30% laki-laki yang didakwa melakukan kejahatan seksual adalah pengidap eksibisionis. Biasanya pelaku akan terangsang dan melakukan masturbasi saat menunjukkan alat kelaminnya secara langsung dan tiba-tiba kepada orang lain.
Di dunia teknologi yang semakin berkembang, pengidap eksibisionis ini lebih mudah melakukan aksinya melalui dunia maya. Biasanya mereka melakukan aksinya dengan mengirimkan foto alat kelaminnya kepada orang asing lewat media sosial.
2. Apa penyebabnya?
Sampai saat ini belum diketahui penyebab gangguan eksibisionistik secara pasti. Biasanya gangguan ini berkembang mulai dari usia remaja akhir sampai masa awal dewasa.
Meski belum ada data yang bisa dibuktikan secara pasti, tetapi diperkirakan gangguan eksibisionistik disebabkan dari beberapa faktor. Beberapa faktor tersebut seperti gangguan kepribadian antisosial, kecanduan alkohol, penyalahgunaan zat terlarang, maupun gangguan parafilia yang ikut berperan.
Faktor lainnya yang mungkin terkait dengan penyebab gangguan eksibisionistik juga diakibatkan dari pengalaman pelecehan seksual, trauma emosional selama masa kanak-kanak, dan juga hiperseks.
Baca Juga: Eksibisionisme, Suka Pamer Alat Kelamin di Tempat Umum
Editor’s picks
3. Gejala dan diagnosis gangguan eksibisionistik
Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders edisi ke-5, beberapa gejala dari gangguan eksibisionistik sebagai berikut:
- Perilaku terjadi selama periode waktu minimal enam bulan.
- Gairah seksual yang ektrem atau kepuasan seksual ketika menunjukkan alat kelamin kepada orang asing.
- Terganggunya kehidupan sosial dan karier.
- Menunjukkan perilaku eksibisionistiknya kepada orang lain tanpa izin atau persetujuan dari orang yang akan melihatnya.
4. Cara penanganan dan pengobatan
Hampir semua orang dengan gangguan eksibisionistik tidak memiliki kemauan atas diri sendiri untuk melakukan perawatan sampai mereka ketahuan oleh orang lain atau terpaksa melakukannya sebagai kewajiban.
Perawatan gangguan eksibisionis biasanya dilakukan dengan psikoterapi dan pengobatan.
- Terapi Perilaku Kognitif (CBT):merupakan jenis terapi yang dapat membantu untuk mengenali pemicu yang mengarah pada dorongan dan mengajarkan cara yang berbeda untuk menangani dorongan eksibisionistik
- Obat-obatan: seperti SSRIs (selective serotonin reuptake inhibitors) yaitu jenis obat-obatan yang dapat membantu komplikasi seperti depresi, kecemasan, dan menurunkan dorongan seksual
- Antiandrogen: Obat-obatan antiandrogen seperti cyproterone acetate dan medroxyprogesterone acetate yang dapat digunakan untuk mengurangi kadar testosteron, dan menurunkan hiperseksualitas.
Itu dia informasi mendalam mengenai gangguan eksibisionis. Bagaimana pun kegiatan dari gangguan mental ini termasuk ke dalam kejahatan seksual. Jadi, jika kamu atau orang yang dikenal merasa mengalami gangguan ini, segera bantu untuk mendapatkan penanganan medis agar tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain.
Baca Juga: Masokisme: Penyimpangan Seksual yang Menganggap Sakit itu Menyenangkan
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.