Analisis Sperma: Tujuan, Persiapan, dan Hasilnya

Tes ini dapat membantu pasangan yang ingin punya anak

Intinya Sih...

  • Tes ini dapat memberi berbagai informasi yang dapat membantu menentukan faktor-faktor yang memengaruhi kesuburan pria, serta bisa mengonfirmasi keberhasilan vasektomi.
  • Jika kamu dan pasangan sedang mencoba untuk hamil, hasil tes ini dapat membantu mengetahui langkah selanjutnya.
  • Ada beberapa alasan pria membutuhkan analisis semen. Ini termasuk infertilitas dan tindak lanjut pasca vasektomi.

Analisis semen atau analisis jumlah sel sperma, atau orang Indonesia sering menyebutkan sebagai analisis sperma, adalah serangkaian tes yang melihat seberapa sehat air mani (semen) dan sperma.

Infertilitas pria sering disebabkan oleh jumlah sperma yang rendah, pergerakan sperma yang tidak normal, atau sperma yang lemah.

Jika kamu dan pasangan sedang mencoba untuk hamil, hasil tes ini dapat membantu mengetahui langkah selanjutnya.

1. Apa itu semen?

Semen atau air mani adalah zat yang dikeluarkan dari penis ketika mengalami orgasme (ejakulasi). Dilansir Cleveland Clinic, air mani mengandung:

1. Sperma, sel reproduksi pria. Sel sperma memiliki bentuk untuk yang mengandung:

  • Kepala, yang meliputi materi genetik (DNA) untuk membuahi sel telur perempuan.
  • Ekor, yang membantu sel sperma "berenang" melalui sistem reproduksi perempuan untuk mencapai sel telur dan membuahinya.

2. Cairan, yang memungkinkan untuk menyimpan sperma ke bagian belakang vagina. Daerah ini dekat dengan leher rahim, yang merupakan pembukaan rahim, tempat di mana bayi berkembang.

3. Protein, vitamin, dan mineral, yang memberi bahan bakar perjalanan sperma menuju sel telur.

2. Siapa yang butuh analisis sperma?

Analisis Sperma: Tujuan, Persiapan, dan Hasilnyailustrasi pasangan yang mengalami gangguan kesuburan (pexels.com/RODNAE Productions)

Ada beberapa alasan pria membutuhkan analisis semen. Ini termasuk:

  • Infertilitas: Apabila kamu dan pasangan sulit untuk memiliki keturunan, mungkin ada abnormalitas air mani. Dalam beberapa kasus, ini karena adanya masalah pada sperma. Analisis semen mengevaluasi kemungkinan pria dapat menyebabkan kehamilan.
  • Tindak lanjut vasektomi: Analisis air mani menentukan apakah vasektomi berhasil. Prosedur ini memblokir tabung yang menyimpan sperma dalam air mani. Jika tidak ada sperma dalam air mani, vasektomi berhasil, dan seorang pria tidak dapat membuat perempuan hamil.

3. Persiapan

Dokter mungkin akan memberi tahu bahwa pria harus berpantang dari hubungan seks setidaknya 2–3 hari sebelum menjalani tes.

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), sampel air mani harus diambil tidak kurang dari dua hari setelah hubungan seks, dan tidak lebih dari tujuh hari.

American Society for Reproductive Medicine merekomendasikan setidaknya dua sampel dikumpulkan, diambil sekitar satu bulan terpisah. Kamu juga mungkin diminta untuk mengulang tes, terutama jika hasil pertama tidak normal atau batas abnormal.

Testis berada di luar tubuh di dalam skrotum karena sperma sensitif terhadap suhu. Inilah sebabnya mengapa kamu harus menghindari paparan panas tinggi dalam 2–3 bulan sebelum tes, misalnya berendam di bak mandi air panas, menggunakan penghangat kursi mobil, dan paparan panas tinggi di tempat kerja.

Demam tinggi juga dapat memengaruhi jumlah sperma.

Apabila kamu pernah terpapar panas tinggi atau mengalami demam tinggi, perlu beberapa minggu agar jumlah sperma kembali normal.

Beri tahu dokter jika mengalami hal-hal di atas sehingga waktu tes bisa diatur dengan benar.

Beberapa ahli juga menyarankan untuk tidak merokok, minum alkohol, kafein, dan narkotika seminggu sebelum analisis semen.

Ada kemungkinan kebiasaan gaya hidup bisa berdampak negatif pada jumlah sperma, dan "istirahat" selama seminggu mungkin tidak akan mengubah hasil tes. 

Proses pembuatan sperma berlangsung selama dua hingga tiga bulan. Jika kamu ingin mencoba meningkatkan kesuburan, pertimbangkan untuk menghentikan gaya hidup tidak sehat untuk jangka panjang.

Beberapa obat resep dapat berdampak buruk bagi jumlah sperma (Clinics, 2011). Ini termasuk:

  • 5-alpha-reductase inhibitor, yaitu obat yang digunakan untuk mengatasi pembesaran prostat dan rambut rontok.
  • Alpha-blocker, seperti silodosin, tamsulosin, dan alfuzosin, serta obat-obatan yang digunakan untuk pembesaran prostat. 
  • Beberapa jenis antibiotik.
  • Kemoterapi.
  • Cimetidine.
  • Colchicine, obat antiinflamasi untuk mengatasi gout.
  • Ketoconazole, obat antijamur. 
  • Penggunaan steroid jangka panjang.
  • Spironolactone dan nifedipine, obat untuk tekanan darah tinggi.
  • Sulfasalazine, obat yang digunakan untuk mengobati artritis reumatoid dan kolitis ulseratif.
  • Suplemen atau terapi pengganti testosteron.

4. Pengambilan sampel

Analisis Sperma: Tujuan, Persiapan, dan Hasilnyailustrasi air mani atau semen (unsplash.com/Scott Sanker)

Sampel air mani dikumpulkan dengan cara stimulasi diri alias masturbasi ke dalam wadah steril.

Perlu diketahui bahwa pelumas mengandung bahan kimia yang dapat membahayakan sperma. Dokter mungkin akan meminta kamu untuk tidak menggunakannya saat masturbasi. Air liur juga dapat membahayakan sperma, jadi jangan dijadikan pelumas.

Tanyakan kepada dokter tentang pelumas khusus yang telah disetujui untuk digunakan selama pengujian dan perawatan kesuburan.

Tempat pengambilan sampel, seperti rumah sakit, lab, atau klinik, harus punya ruangan khusus untuk pengumpulan sampel air mani. Tempat tersebut mungkin tidak memiliki alat bantu seperti majalah atau video dewasa, sehingga kamu dapat mempertimbangkan membawa majalah atau smartphone.

Apabila sulit mendapatkan sampel lewat masturbasi, kamu mungkin bisa mengumpulkan sampel lewat hubungan seksual menggunakan kondom khusus di rumah.

Jangan gunakan kondom apa pun—bahan kimia dalam kondom bisa merusak sperma sehingga hasil analisis nantinya tidak sesuai. Tanyakan kepada dokter mengenai kondom khusus yang aman untuk sperma.

Kamu mungkin bisa mengumpulkan sampel di rumah dengan masturbasi. Akan tetapi, perlu diingat bahwa sampel air mani harus dievaluasi dalam jangka waktu tertentu (umumnya dua jam).

Jika tempat tinggal kamu jauh dari tempat analisis semen, dokter akan merekomendasikan kamu untuk mengumpulkan sampel di fasilitas pengujian.

Rasa gugup atau khawatir bisa membuat kamu kesulitan ejakulasi untuk mendapatkan sampel air mani. Kamu tidak sendirian, kok. Tanyakan kepada dokter tentang hal-hal apa saja yang bisa membantu.

Menambahkan dari Healthline, dua faktor utama sangat penting untuk memiliki sampel pengujian yang baik.

Pertama, air mani harus disimpan pada suhu tubuh. Jika terlalu hangat atau terlalu dingin, hasilnya akan tidak akurat.

Kedua, air mani harus dikirim ke fasilitas pengujian dalam waktu 30 hingga 60 menit setelah meninggalkan tubuh.

Baca Juga: Sperma Kosong: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

5. Hal-hal yang bisa memengaruhi analisis semen

Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi tes secara negatif. Ini termasuk:

  • Air mani bersentuhan dengan spermisida.
  • Menjalani tes saat sedang sakit atau stres.
  • Kesalahan dari teknisi lab.
  • Kontaminasi sampel. 

Tidak ada risiko yang diketahui terkait dengan analisis sperma.

Jika hasil analisis air mani tidak dalam batas normal dan penanganan spesimen bukan merupakan faktor, dokter mungkin juga mempertimbangkan apakah kamu mengonsumsi zat berikut, yang dapat memengaruhi jumlah sperma:

  • Alkohol.
  • Kafein.
  • Herbal seperti St. John's wort.
  • Penggunaan obat resep dari obat-obatan yang diketahui mengurangi jumlah sperma, seperti simetidin.
  • Penggunaan narkoba.
  • Tembakau.

6. Bagaimana hasil yang normal?

Analisis Sperma: Tujuan, Persiapan, dan Hasilnyailustrasi diskusi hasil analisis sperma atau analisis semen dengan dokter (pexels.com/cottonbro)

Setelah sampel air mani dikumpulkan, hasil tes biasanya akan siap dalam waktu 24 jam hingga satu minggu, tergantung laboratorium tempat tes dilakukan.

Saat dokter meninjau hasil tes analisis sperma, ada banyak faktor yang perlu dipertimbangkan. Analisis setelah vasektomi mencari keberadaan sperma, tetapi analisis untuk mencari masalah kesuburan jauh lebih mendalam.

Dokter akan mempertimbangkan setiap hasil berikut ini:

  • Bentuk sperma: Hasil normal untuk bentuk sperma adalah lebih dari 50 persen sperma berbentuk normal. Jika pria memiliki lebih dari 50 persen sperma yang berbentuk tidak normal, ini akan mengurangi kesuburannya. Laboratorium dapat mengidentifikasi kelainan pada kepala, bagian tengah, atau ekor sperma. Mungkin juga sperma belum matang dan karena itu tidak dapat membuahi sel telur secara efektif.
  • Pergerakan: Untuk hasil yang normal, lebih dari 50 persen sperma harus bergerak secara normal satu jam setelah ejakulasi. Pergerakan sperma (motilitas) penting untuk kesuburan karena sperma harus melakukan perjalanan untuk membuahi sel telur. Sebuah sistem otomatis menganalisis sperma untuk pergerakan dan menilai mereka pada skala 0 sampai 4. Skor 0 berarti sperma tidak bergerak, dan skor 3 atau 4 artinya pergerakan yang baik.
  • pH: Tingkat pH harus antara 7,2 dan 7,8 untuk mencapai hasil yang normal. Tingkat pH yang lebih tinggi dari 8,0 dapat mengindikasikan pria mengalami infeksi. Hasil kurang dari 7,0 dapat menunjukkan spesimen terkontaminasi atau saluran ejakulasi pria tersumbat.
  • Volume: Volume air mani untuk hasil normal harus lebih besar dari 2 mililiter. Volume yang rendah dapat menunjukkan jumlah sperma yang rendah untuk membuahi sel telur. Volume cairan berlebih juga bisa berarti jumlah sperma yang ada encer.
  • Likuefaksi: Diperlukan waktu 15 hingga 30 menit sebelum air mani menjadi cair. Sementara air mani awalnya kental, kemampuannya untuk menjadi cair, atau berubah menjadi konsistensi encer, membantu sperma untuk bergerak. Jika air mani tidak mencair dalam 15 sampai 30 menit, kesuburan bisa terpengaruh.
  • Jumlah sperma: Jumlah sperma dalam analisis air mani normal harus antara 20 juta hingga lebih dari 200 juta. Hasil ini juga dikenal sebagai densitas sperma. Jika angka ini rendah, hamil bisa lebih sulit.
  • Penampilan: Penampilan harus keputihan sampai abu-abu dan buram. Semen yang berwarna merah kecokelatan bisa mengindikasikan adanya darah, sedangkan warna kuning bisa mengindikasikan penyakit kuning atau efek samping obat.

7. Hasil abnormal, apa artinya?

Sperma yang tidak normal akan kesulitan mencapai dan menembus sel telur, sehingga menyulitkan pembuahan. Hasil abnormal dapat menunjukkan hal berikut:

  • Kemandulan.
  • Infeksi.
  • Ketidakseimbangan hormon.
  • Penyakit, seperti diabetes.
  • Cacat gen.
  • Paparan radiasi.

Jika kamu mendapatkan hasil pada tingkat abnormal, dokter mungkin akan menyarankan kamu untuk menjalani tes tambahan, seperti:

  • Tes genetik.
  • Tes hormon.
  • Urinalisis setelah ejakulasi.
  • Mengambil sampel jaringan dari testis.
  • Pengujian sel kekebalan antisperma.

8. Analisis semen setelah vasektomi

Analisis Sperma: Tujuan, Persiapan, dan Hasilnyailustrasi analisis sperma atau analisis semen (pexels.com/Artem Podrez)

Setelah vasektomi, dokter akan memeriksa air mani untuk mengetahui adanya sperma. Jika sampel air mani tidak mengandung sperma apa pun, pria dapat berhenti menggunakan kondom dan bentuk kontrasepsi lainnya, karena kemungkinan kehamilan tidak akan terjadi.

Namun, apabila sperma masih ada, terus gunakan kontrasepsi untuk mencegah kehamilan. Mungkin dibutuhkan analisis semen lebih lanjut sampai air mani tidak lagi menunjukkan adanya sperma.

Analisis sperma yang paling konklusif butuh pengumpulan dan analisis beberapa spesimen secara cermat.

Tes ini dapat memberi berbagai informasi yang dapat membantu menentukan faktor-faktor yang memengaruhi kesuburan pria, serta bisa mengonfirmasi keberhasilan vasektomi.

Jika hasil tes tidak normal, dokter akan merujuk kamu untuk menemui spesialis kesuburan.

Untuk hasil analisis semen yang akurat, ikuti petunjuk pengumpulan sampel secara benar sesuai instruksi tim medis.

Baca Juga: Benarkah Bersepeda bisa Memengaruhi Kualitas Sperma?

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya