Apa Itu Penyakit Arbovirus?

Virus yang ditularkan oleh artropoda seperti nyamuk dan kutu

Intinya Sih...

  • Arbovirus mengacu pada sejumlah virus yang ditularkan oleh artropoda, seperti kutu dan nyamuk
  • Terdapat 134 arbovirus berbeda yang menyerang manusia.
  • Arbovirus yang terkenal termasuk dengue (demam berdarah), West Nile, demam kuning, dan virus Zika.

Merupakan akronim dari arthropod-borne virus, arbovirus mengacu pada sejumlah virus yang ditularkan oleh artropoda, seperti kutu dan nyamuk. Terdapat 134 arbovirus berbeda yang menyerang manusia.

Arbovirus yang terkenal termasuk dengue (demam berdarah), West Nile, demam kuning, dan Zika. Walaupun malaria termasuk penyakit yang ditularkan oleh nyamuk, tetapi penyebabnya adalah parasit, bukan virus, sehingga tidak termasuk arbovirus.

1. Sejarah arbovirus

Salah satu vektor (hewan yang menjadi perantara menularnya penyakit) arbovirus yang paling umum adalah Aedes aegypti, yang dapat menyebarkan demam kuning, demam berdarah, chikungunya, dan Zika.

Akibat perdagangan budak di Afrika dan meningkatnya globalisasi, penyebaran A. aegypti berkembang secara dramatis sepanjang abad ke-15 hingga ke-19. Hal ini mengakibatkan banyak epidemi demam berdarah yang menyebar ke seluruh Asia, Afrika, dan Amerika Utara pada abad ke-18 dan ke-19.

Penemuan pertama bahwa nyamuk dapat menjadi vektor patogen pada manusia adalah penemuan penularan cacing filaria oleh nyamuk oleh Sir Patrick Manson pada 1878.

Pada tahun 1881, Carlos Finlay, seorang dokter dan ilmuwan Kuba, berhipotesis bahwa agen etiologi yang bertanggung jawab atas demam kuning mungkin dibawa oleh nyamuk, dan teori ini dibuktikan kebenarannya oleh Mayor Walter Reed yang, pada tahun 1900, membuat pengamatan pertama bahwa virus pada manusia, virus demam kuning (YFV), dapat ditularkan melalui nyamuk.

Konsep dan istilah penularan virus “yang ditularkan melalui artropoda/arthropod-borne” pertama kali diperkenalkan ke bidang virologi pada tahun 1942, dan seiring dengan dipublikasikannya penemuan-penemuan perintis, istilah virus yang ditularkan melalui artropoda, atau arbovirus, terus berkembang.

Penemuan besar berikutnya terjadi pada tahun 1906, ketika demam berdarah diketahui ditularkan oleh A. aegypti, sehingga demam berdarah dan demam kuning menjadi dua penyakit pertama yang diketahui disebabkan oleh virus.

Setelah itu, muncullah penemuan ensefalitis bawaan caplak atau (tick-borne encephalitis) pada tahun 1936 dan virus West Nile pada tahun 1937.

Karena peningkatan jaringan transportasi global, adaptasi vektor artropoda ke perkotaan, peningkatan penyebaran nyamuk akibat perubahan iklim dan kegagalan dalam membendung wabah nyamuk, arbovirus telah berkembang pesat.

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), sebelum tahun 1970 hanya sembilan negara yang mengalami epidemi demam berdarah yang serius, tetapi penyakit ini kini menjadi endemik di lebih dari 100 negara.

Walaupun kemunculan arbovirus meningkat di seluruh dunia, tetapi satu arbovirus telah menjadi perhatian khusus dalam beberapa tahun terakhir.

Pada tahun 1947, virus Zika pertama kali diidentifikasi pada monyet; lima tahun kemudian penyakit itu ditemukan pada manusia. Selama beberapa dekade berikutnya, penyebaran Zika meluas, tetapi tidak ada wabah dan hanya 14 kasus Zika pada manusia yang tercatat. Karena kurangnya kasus, virus ini tidak menjadi perhatian secara keseluruhan hingga tahun 2007, ketika terjadi wabah besar di Pulau Yap di Pasifik.

Pada tahun-tahun berikutnya, penyelidikan intensif dilakukan terhadap wabah besar di empat Kepulauan Pasifik lainnya. Setelah wabah besar pada tahun 2015 di Brasil, kejadian mikrosefali (cacat lahir yang mana kepala bayi jauh lebih kecil dari biasanya) meningkat tajam. Tak lama setelah wabah, diumumkan bahwa Zika dikaitkan dengan peningkatan mikrosefali dan gangguan neurologis lainnya.

2. Jenis umum arbovirus

Apa Itu Penyakit Arbovirus?ilustrasi virus chikungunya dan nyamuk Aedes aegypti (flickr.com/NIAID)

Ada banyak jenis arbovirus. Berbagai jenis arbovirus dipecah menjadi genera tertentu. Tiga genera utama arbovirus yang menyebabkan infeksi pada manusia antara lain:

  • Flavivirus (demam kuning, virus West Nile, virus Zika, demam berdarah, ensefalitis Jepang).
  • Togavirus (virus Ross River, virus kuda timur/eastern equine virus, virus kuda barat/western equine virus).
  • Bunyavirus (ensefalitis California, virus La Crosse, virus Jamestown Canyon).

3. Penyebaran

Arbovirus menyebar terutama melalui gigitan serangga. Vektor paling umum adalah nyamuk, walaupun artropoda lain seperti kutu dan agas juga bisa menyebarkan penyakit jika menggigit manusia.

Walaupun gigitan serangga adalah cara penularan arbovirus yang paling umum, tetapi virus juga dapat menyebar melalui:

  • Transfusi darah.
  • Transplantasi organ.
  • Kontak seksual.
  • Kehamilan dan persalinan dari ibu ke anak.

Penularan sebagian besar arbovirus dari manusia ke manusia melalui kontak biasa setiap hari belum terdokumentasikan.

Baca Juga: Kenali Gejala Demam Berdarah dan Kapan Harus ke Dokter

4. Gejala

Apa Itu Penyakit Arbovirus?ilustrasi ruam demam berdarah (commons.wikimedia.org/Emy Abi Thomas, Mary John,1 and Bimal Kanish)

Kebanyakan infeksi yang disebabkan oleh arbovirus tidak menunjukkan gejala. Namun, jika terjadi, gejalanya bisa berkisar dari penyakit ringan seperti flu hingga ensefalitis, peradangan dan pembengkakan di otak yang berpotensi mengancam jiwa.

Karakteristik dan gejala klinis dibagi menjadi dua subkelompok, yaitu neuroinvasif dan non neuroinvasif.

Penyakit neuroinvasif menimbulkan gejala yang menunjukkan bahwa penyakit tersebut dapat menginfeksi sistem saraf, sedangkan penyakit non neuroinvasif tidak.

Arbovirus neuroinvasif sering menyebabkan meningitis atau ensefalitis. Gejala arbovirus neuroinvasif meliputi demam mendadak yang disertai gejala ini:

  • Sakit kepala.
  • Leher kaku.
  • Nyeri otot.
  • Kebingungan atau disorientasi.
  • Kelemahan pada lengan dan kaki.
  • Kejang.

Gejala arbovirus non neuroinvasif sedikit berbeda. Sistem saraf tidak terdampak, sehingga biasanya tidak menyebabkan perubahan kondisi mental, seperti kebingungan atau kejang.

Arbovirus non neuroinvasif dapat menyebabkan demam selain gejala ini:

  • Sakit kepala.
  • Nyeri otot.
  • Nyeri sendi.
  • Sakit perut.
  • Mual, muntah, atau diare.
  • Ruam.

Menurut penelitian, berikut ini gejala-gejala penyakit arbovirus berdasarkan famili dan jenis virusnya:

  • Flaviviridae/virus West Nile: Demam, mialgia (nyeri otot), meningismus (iritasi meningeal), perubahan status mental.
  • Flaviviridae/virus dengue: Demam, mialgia, artralgia (nyeri sendi).
  • Flaviviridae/St Louis encephalitis virus: Demam, mialgia, meningismus, perubahan status mental.
  • Flaviviridae/Powassan virus: Demam, sakit kepala, muntah, meningismus, perubahan status mental.
  • Togaviridae/eastern equine encephalitis virus: Demam, meningismus, perubahan status mental, neuropati kranial.
  • Togaviridae/Venezuelan equine encephalitis virus: Demam, sakit kepala, sakit tenggorokan, perubahan status mental.
  • Togaviridae/virus chikungunya: Demam, sakit kepala, gejala gastrointestinal, mialgia, artralgia, artritis (radang sendi).
  • Bunyaviridae/virus La Crosse: Demam, sakit kepala, muntah, perubahan status mental, kejang.

5. Diagnosis

Mayoritas orang yang terinfeksi arbovirus tidak menunjukkan gejala dan tidak terdiagnosis. Namun, kelompok orang tertentu, seperti perempuan hamil atau berencana untuk hamil dan pernah bepergian ke daerah yang banyak terdapat arbovirus tertentu, seperti Zika, dapat melakukan tes darah untuk mengetahui apakah mereka terinfeksi.

Orang yang mengalami gejala arbovirus harus mencari diagnosis untuk memastikan mereka menerima perawatan yang tepat.

Dokter akan memeriksa apakah suspek arbovirus memenuhi kriteria klinis tertentu. Kriteria klinis berbeda menurut apakah arbovirus itu neuroinvasif atau non neuroinvasif.

Arbovirus neuroinvasif

Untuk didiagnosis dengan jenis arbovirus neuroinvasif, seseorang harus menunjukkan:

  • Ensefalitis, meningitis, atau tanda-tanda disfungsi neurologis lainnya.
  • Gejala lain dari arbovirus neuroinvasif.

Selain persyaratan itu, dokter harus menyingkirkan penyebab lain yang lebih mungkin menyebabkan gejala seseorang.

Arbovirus non neuroinvasif

Untuk didiagnosis dengan jenis arbovirus non neuroinvasif, seseorang harus menunjukkan semua tanda klinis berikut:

  • Demam.
  • Tidak adanya penyakit neuroinvasif.
  • Gejala lain dari arbovirus non neuroinvasif.
  • Kurangnya penjelasan klinis yang lebih mungkin.

Setelah evaluasi fisik yang mendukung diagnosis jenis arbovirus tertentu, pemeriksaan darah kemungkinan diperlukan. Tes ini dapat mengidentifikasi keberadaan arbovirus dengan mengisolasi satu virus, antibodi, atau antigen.

Jika hasil tes darah menunjukkan adanya arbovirus neuroinvasif, dokter mungkin akan merekomendasikan pengujian cairan serebrospinal untuk memastikan diagnosis.

6. Pengobatan

Apa Itu Penyakit Arbovirus?ilustrasi minum obat (IDN Times/Novaya Siantita)

Penyakit akibat infeksi arbovirus tidak memiliki pengobatan khusus.

Dokter kemungkinan akan meresepkan obat seperti asetaminofen untuk membantu mengurangi demam dan nyeri tubuh.

Jika mengalami gejala yang parah, kamu mungkin dirawat di rumah sakit untuk menerima cairan infus dan obat-obatan untuk mengendalikan demam dan nyeri.

7. Pencegahan

Penolak serangga efektif mengurangi gigitan nyamuk dan kutu yang dapat menyebarkan penyakit. Gunakan ini sesuai situasi.

Pertimbangkan untuk mengenakan baju lengan panjang dan memasukkan celana ke dalam kaus kaki dan kemeja ke dalam celana saat berada di luar ruangan, terutama saat fajar atau senja, saat nyamuk paling aktif.

Kenakan pakaian berwarna terang untuk mengenali kutu dengan mudah.

Untuk mengurangi populasi nyamuk di sekitar rumah, kurangi atau hilangkan semua genangan air:

  • Buang kaleng, wadah plastik, pot keramik, atau wadah sejenis yang bisa menampung air.
  • Buang atau daur ulang semua ban bekas di ruman karena benda ini merupakan tempat perkembangbiakan nyamuk.
  • Lubangi dasar wadah daur ulang yang diletakkan di luar ruangan.
  • Pastikan talang atap mengalir dengan baik dan bersihkan talang yang tersumbat.
  • Singkirkan sisa-sisa daun dari pekarangan dan kebun.
  • Tutup kolam jika tidak digunakan.
  • Ganti air di tempat mandi burung dua kali seminggu.
  • Bersihkan tumbuh-tumbuhan dan kotoran dari tepi kolam.
  • Bersihkan dan klorinasi kolam renang, sauna luar ruangan, dan bak mandi air panas.
  • Hilangkan genangan air apa pun yang ada di rumah.
  • Pastikan kasa jendela dan pintu terpasang dengan benar dan dalam kondisi baik.

Baca Juga: Chikungunya: Penyebab, Gejala, Pengobatan, Pencegahan

Referensi

Huang, Y. S., Higgs, S., & Vanlandingham, D. L. (2019). Arbovirus-Mosquito Vector-Host interactions and the impact on transmission and disease pathogenesis of arboviruses. Frontiers in Microbiology, 10. https://doi.org/10.3389/fmicb.2019.00022
Microbiology Society. Diakses pada April 2024. The Emergence and History of Arboviruses.
Medical News Today. Diakses pada April 2024. What to know about arboviruses.
Miller, B. R. (2008). Arboviruses. In Elsevier eBooks (pp. 170–76). https://doi.org/10.1016/b978-012374410-4.00619-1
Beckham, J. D., & Tyler, K. L. (2015b). Arbovirus infections. Continuum, 21, 1599–1611. https://doi.org/10.1212/con.0000000000000240
WebMD. Diakses pada April 2024. What Is an Arboviral Disease?
New York State Department of Health. Diakses pada April 2024. Arboviral (Arthropod-borne Viral) Diseases.

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya