Bisakah Kanker Menyebar selama Kemoterapi?

Ketahui tanda-tanda kemoterapi tidak berhasil

Intinya Sih...

  • Kemoterapi menggunakan obat antikanker (sitotoksik) untuk menghancurkan sel kanker dan bisa memengaruhi sel-sel sehat di tubuh.
  • Keberhasilan kemoterapi tergantung pada jenis dan stadium kanker, serta tanda-tanda seperti perbaikan gejala terkait kanker.
  • Walaupun merupakan pengobatan kanker yang efektif, tetapi kemoterapi tidak selalu berhasil.

Ada beberapa opsi perawatan kanker. Salah satunya adalah kemoterapi. Kemoterapi menggunakan obat antikanker (sitotoksik) untuk menghancurkan sel kanker.

Sitotoksik berarti racun bagi sel. Kebanyakan obat kemoterapi dibawa dalam darah, yang artinya bisa menjangkau sel kanker di bagian tubuh mana pun.

Obat kemoterapi sitotoksik mengganggu cara sel kanker tumbuh dan membelah. Namun, kemoterapi juga memengaruhi sel-sel sehat di tubuh. Nah, sel-sel sehat ini biasanya bisa pulih dari kerusakan akibat kemoterapi, sedangkan sel-sel kanker tidak dapat pulih dan akhirnya mati.

Meskipun kemoterapi telah lama menjadi salah satu pengobatan kanker yang efektif, tetapi terkadang tumor bisa tumbuh dan kanker bisa menyebar selama pengobatan. Ini mungkin berarti kemoterapi tidak efektif dalam mengendalikan perkembangan tumor.

Baca Juga: Kate Middleton Jalani Kemoterapi Preventif, Apa Itu?

Tanda kemoterapi berhasil

Bisakah Kanker Menyebar selama Kemoterapi?ilustrasi pasien kanker (pexels.com/Ivan Samkov)

Keberhasilan kemoterapi untuk pengobatan kanker akan tergantung pada jenis dan stadium kanker.

Kamu mungkin merasakan adanya perbaikan pada gejala terkait kanker, seperti berkurangnya rasa sakit, berkurangnya pembengkakan kelenjar getah bening, dan energi meningkat.

Apabila kamu menggunakan kemoterapi topikal pada lesi kulit, area tersebut mungkin terasa teriritasi dan tampak merah serta bengkak selama beberapa minggu pertama. Ini semua adalah tanda bahwa kemoterapi berhasil.

Para dokter mengklasifikasikan respon tumor terhadap pengobatan sebagai:

  • Respons lengkap (CR): Tumor telah hilang sepenuhnya dari pemindaian.
  • Respons parsial (PR): Tumor telah menyusut 30 persen atau lebih dari sebelum pengobatan.
  • Penyakit stabil (SD): Tumor tidak termasuk dalam kategori lainnya—kanker belum tumbuh atau menyusut selama pengobatan.
  • Penyakit progresif (PD): Tumor telah tumbuh sebesar 20 persen, atau makin banyak tumor yang berkembang.

Selain itu, dokter mungkin menggunakan metode berbeda untuk menilai apakah kemoterapi berhasil, seperti:

  • Pemeriksaan fisik di tempat praktik dokter untuk memeriksa apakah kelenjar getah bening atau benjolan yang teraba telah mengecil.
  • Tes darah seperti hitung darah lengkap untuk mengukur sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit.
  • MRI atau CT scan untuk melihat apakah tumor kanker di dalam tubuh sudah mengecil, tumbuh, atau menyebar ke bagian tubuh lain.
  • Tes penanda tumor yang mengukur jumlah sel kanker dalam darah, jaringan, urine, dan lain-lain.

Ketika sel-sel kanker tidak merespons terhadap kemoterapi, tumor dapat tumbuh bukannya menyusut, kanker dapat menyebar ke bagian tubuh lain, dan gejala kanker dapat muncul kembali atau menjadi lebih parah. Ini artinya pengobatan kanker tidak berhasil.

Bisakah kanker menyebar selama kemoterapi?

Bisakah Kanker Menyebar selama Kemoterapi?ilustrasi obat kemoterapi (unsplash.com/National Cancer Institute)

Walaupun merupakan pengobatan kanker yang efektif, tetapi kemoterapi tidak selalu berhasil. Jadi, kanker bisa menyebar selama kemoterapi.

Penyebaran bisa berarti tumor terus tumbuh, atau tumor aslinya menyusut, tetapi kanker bermetastasis, membentuk tumor di area lain di tubuh.

Kanker stadium lanjut, yang telah menyebar ke jaringan lain dan kelenjar getah bening secara lokal, atau telah menyebar ke organ lain, merupakan kanker yang paling sulit diobati. Kemoterapi mungkin tidak berhasil mengecilkan atau membunuh kanker stadium lanjut dan metastasis.

Dalam kasus ini, kanker bisa dapat terus tumbuh dan menyebar selama kemoterapi. Terkadang, diperlukan perubahan jenis kemoterapi untuk melihat apakah kemoterapi dapat bekerja lebih baik.

Di lain waktu, tujuan kemoterapi mungkin lebih bersifat paliatif, yaitu untuk mengurangi gejala tumor.

Beberapa jenis kanker menyebar selama kemoterapi karena mengalami perubahan yang membuatnya resistan/kebal terhadap kemoterapi. Perubahan ini bisa terjadi secara langsung sebagai respons terhadap obat kemoterapi, atau mungkin sudah ada di dalam tumor. Sel kanker yang resisten kemudian dapat menjadi benih pertumbuhan baru tumor primer atau penyebaran jauh.

Kemoterapi juga menyebabkan peradangan dan menyebabkan pembuluh darah menjadi lebih permeabel (dapat ditembus oleh partikel). Hal ini dapat memudahkan sel tumor berpindah ke darah atau pembuluh limfatik dan menyebar.

Sel-sel di sekitar tumor mungkin merespons obat kemoterapi dengan melepaskan bahan kimia yang melindungi sel tumor. Perkembangan pembuluh darah baru juga dapat dipicu, dan hal ini memudahkan tumor untuk tumbuh dan menyebar.

Ada kemungkinan kanker menyebar saat kemoterapi. Ahli onkologi akan menggunakan pemindaian dan pengujian rutin untuk menentukan bagaimana kemoterapi bekerja, apakah bekerja atau tidak.

Jika kanker terus menyebar, dokter mungkin merekomendasikan perubahan rencana pengobatan kanker.

Baca Juga: Kapan Kemoterapi Tidak Dianjurkan untuk Pengobatan Kanker? 

Referensi

BuzzRx.com. Diakses pada Maret 2024. How Long Does It Take for Chemo to Start Working?
European Journal of Cancer, Juli 2016. RECIST 1.1—Update and clarification: From the RECIST committee.
Seminars in Cancer Biology, Februari 2020. Paradoxical effects of chemotherapy on tumor relapse and metastasis promotion.
Verywell Health.
Diakses pada Maret 2024. An Overview of Cancer Spreading During Chemotherapy.

Topik:

  • Nurulia R F
  • Delvia Y Oktaviani

Berita Terkini Lainnya