DBD pada Ibu Hamil: Gejala, Bahaya, Pengobatan

Dapat membahayakan ibu hamil dan janin

Saat musim hujan, demam berdarah menjadi salah satu penyakit yang perlu diwaspadai. Siapa pun bisa terkena, termasuk ibu hamil.

Demam berdarah disebabkan oleh virus yang dibawa dan disebarkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Ibu hamil harus mewaspadainya karena penyakit ini bisa menimbulkan risiko serius pada janin. Virus dengue yang ada dalam tubuh ibu hamil bisa saja diteruskan ke bayi dalam kandungan.

Perlu diketahui bahwa sebelum memasuki fase demam berdarah dengue, seseorang yang terkena gigitan nyamuk ini terlebih dahulu mengalami kondisi yang disebut demam dengue. Demam dengue berbeda dengan demam berdarah dengue (DBD). DBD adalah demam dengue tingkat lanjut.

Saat Aedes aegypti menusuk kulit untuk mengisap darah, virus yang berada alam air liur nyamuk akan ikut disuntikkan ke tubuh manusia. Virus tersebut membuat gangguan pada organ hati serta meningkatkan permeabilitas pembuluh darah kapiler di tubuh.

Hal tersebut menyebabkan turunnya trombosit serta kebocoran plasma darah. Trombosit yang rendah akan melemahkan dinding pembuluh darah, sehingga gejala perdarahan bisa terjadi.

Gejala demam dengue pada ibu hamil

DBD pada Ibu Hamil: Gejala, Bahaya, Pengobatanpotret nyamuk Aedes aegypti (commons.wikimedia.org/Wee Hong)

Demam dengue saat hamil bisa menyebabkan gejala ringan atau parah.

Gejala demam dengue dapat meliputi:

  • Demam tinggi lebih dari 38 derajat celcius dan berlangsung selama 3 sampai 7 hari, mengutip dari Hermina Hospitals.
  • Mual dan muntah.
  • Bintik-bintik merah di tubuh yang bisa hilang dan muncul kembali (biasanya di telapak tangan disertai gatal dan bengkak, dilansir BabyCenter.
  • Sakit pada mata, otot, dan sendi.
  • Pembengkakan kelenjar.
  • Sakit kepala.

Gejala ringan biasanya hilang dalam 2–7 hari. Namun, kasus yang parah memerlukan penanganan medis segera. Jika tidak, penyakit ini bisa menyebabkan syok (penurunan tekanan darah secara tiba-tiba), pendarahan internal, hingga kematian.

Gejala demam dengue yang parah biasanya mulai 24 hingga 48 jam setelah demam turun. Beberapa tanda demam dengue yang parah antara lain:

  • Sakit perut parah dan nyeri tekan.
  • Muntah-muntah setidaknya tiga kali dalam 24 jam.
  • Pendarahan dari gusi atau hidung.
  • Sulit bernapas.
  • Darah dalam muntah, urine, atau tinja.
  • Kelelahan, kegelisahan, dan mudah tersinggung.

Jika kamu sedang hamil dan merasa mengalami gejala demam dengue, segera hubungi dokter. Diagnosis dini dan pengobatan yang cepat dapat menurunkan risiko komplikasi secara signifikan.

Baca Juga: Selain Bisa Berbahaya, DBD Juga Bisa Membebani Ekonomi Pasien

Bahaya infeksi dengue selama kehamilan

DBD pada Ibu Hamil: Gejala, Bahaya, Pengobatanilustrasi ibu hamil (freepik.com/jcomp)

Menurut laporan A Narrative Review of Maternal and Perinatal Outcomes of Dengue in Pregnancy (Cureus, 2023), berikut ini dampak demam berdarah pada ibu hamil, janin, dan bayi yang dilahirkan.

Komplikasi kehamilan

  • Kematian ibu.
  • Keguguran.
  • Kelahiran prematur.
  • Diabetes gestasional.
  • Preeklamsia.

Komplikasi pada janin dan bayi baru lahir

  • Pertumbuhan janin terhambat atau intrauterine growth restriction (IUGR).
  • Bayi lahir mati (stillbirth).
  • Kematian bayi baru lahir.
  • Mikrosefali.
  • Kehilangan pendengaran.
  • Gangguan perkembangan saraf.
  • Kelainan mata.
  • Gangguan motorik.

Masalah kesehatan jangka panjang

  • Gangguan kognitif.
  • Sistem kekebalan tubuh terganggu.
  • Diabetes.
  • Hiperglikemia.
  • Obesitas.
  • Penyakit paru obstruktif.
  • Kanker.
  • Penyakit jantung.
  • Penuaan.

Pengobatan

DBD pada Ibu Hamil: Gejala, Bahaya, Pengobatanilustrasi minum air putih (unsplash.com/engin akyurt)

Jika tidak diobati, penyakit akibat virus termasuk dengue, malaria, dan banyak penyakit lainnya bisa berakibat fatal.

Jika ibu hamil terjangkit demam dengue, perhatikan tingkat nutrisi dan hidrasi. Penting untuk mengonsumsi lebih banyak cairan bersama dengan garam esensial untuk menjaga kesehatan tubuh.

Nutrisi penting yang dikonsumsi selama masa pemulihan menyeimbangkan tingkat cairan embrio, yang diperuntukkan bagi bayi.

Gejala demam dengue saat hamil sama dengan gejala pada orang sehat. Namun, karena dampak kehamilan terhadap tubuh, tingkat keparahan bisa memburuk. Ada kemungkinan terjadinya demam tinggi, sakit perut, sakit kepala yang menyiksa, muntah, dan disorientasi.

Jumlah trombosit mungkin turun, oleh karena itu transfusi harus dipertimbangkan. Kondisi ini memerlukan perhatian dan observasi terus-menerus.

Pengobatan demam berdarah memerlukan banyak cairan, relaksasi, dan nutrisi.

Dokter biasanya merekomendasikan parasetamol dan obat antiinflamasi, yang menurunkan suhu tubuh, untuk mengatasi demam. Namun, ibu hamil harus selalu berhati-hati dan hanya minum obat jika diizinkan oleh dokter. Dokter kadang akan mengurangi dosisnya.

Pengobatan alami juga bisa dicoba untuk menurunkan demam dan memperkuat sistem kekebalan tubuh. Bicarakan dengan dokter tentang pengobatan alami yang aman.

Angka kematian bisa turun hingga 1 persen dengan deteksi dini dan perawatan medis yang memadai. Karena paling berisiko, ibu hamil yang tertular dengue hanya beberapa hari sebelum melahirkan harus terus dipantau.

Pencegahan paling penting

DBD pada Ibu Hamil: Gejala, Bahaya, Pengobatanilustrasi infografis 3M Plus pencegahan demam berdarah (IDN Times/Mardya Shakti)

Karena dengue menimbulkan risiko baik bagi ibu maupun bayi, maka sangat penting untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegah terinfeksi dengue.

Berikut beberapa tips untuk mencegah demam dengue pada ibu hamil:

  • Hindari bepergian ke daerah rawan kasus demam berdarah. Ada tempat-tempat tertentu yang tingkat penularannya lebih tinggi. Pastikan untuk memeriksanya sebelum bepergian ke suatu tempat.
  • Oleskan obat anti nyamuk walaupun sedang berada di dalam ruangan.
  • Gunakan pakaian lengan panjang, kaus kaki, dan celana atau rok panjang.
  • Rutin membersihkan tempat penampungan air di rumah dan membuang sampah-sampah yang menampung air dan jentik nyamuk.
  • Tutup tempat penampungan air di rumah.
  • Pasang kasa anti nyamuk di pintu dan jendela rumah.
  • Gunakan kelambu saat tidur.
  • Lakukan gerakan 3M: menguras, menutup, dan mengubur.

Baca Juga: Mengenal Fase Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Cara Penanganannya

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya