Epididimitis: Penyebab, Gejala, Pengobatan, Pencegahan

Laki-laki usia berapa pun bisa mengalaminya

Intinya Sih...

  • Laki-laki dari segala usia bisa mengalami epididimitis, yaitu peradangan pada tabung di bagian belakang testis atau buah zakar yang membawa sperma.
  • Penyebabnya termasuk infeksi menular seksual tertentu, infeksi, urine dalam epididimis, trauma, dan tuberkulosis.
  • Epididimitis paling sering disebabkan oleh infeksi bakteri, termasuk infeksi menular seksual seperti gonore atau klamidia.

Epididimitis adalah peradangan (pembengkakan dan iritasi) pada epididimis, sebuah tabung di bagian belakang testis atau buah zakar yang membawa sperma. Laki-laki dari segala usia bisa mengalami kondisi ini.

Epididimitis paling sering disebabkan oleh infeksi bakteri, termasuk penyakit menular seksual seperti gonore atau klamidia. Kadang, testis juga mengalami peradangan, suatu kondisi yang disebut epididimo-orkitis.

Berikut ini ulasan epididimitis meliputi gejala, penyebab, diagnosis, dan pengobatannya.

1. Penyebab dan faktor risiko

Berbagai penyebab epididimitis meliputi:

  • Penyakit menular seksual: Gonore dan klamidia adalah penyebab tersering epididimitis pada laki-laki muda yang aktif secara seksual.
  • Infeksi lainnya: Bakteri dari saluran kemih atau infeksi prostat bisa menyebar dari tempat yang terinfeksi ke epididimis. Selain itu, infeksi virus, misalnya virus gondok, juga dapat menyebabkan epididimitis.
  • Urine dalam epididimis (epididimitis kimia): Kondisi ini muncul saat urine mengalir mundur ke epididimis, kemungkinan karena mengangkat beban berat atau mengejan.
  • Trauma: Cedera pada pangkal paha dapat menyebabkan epididimitis.
  • Tuberkulosis (TBC): Epididimitis bisa disebabkan oleh TBC, tetapi ini jarang terjadi.

Dilansir Mayo Clinic, perilaku seksual tertentu yang dapat menyebabkan infeksi menular seksual (IMS) menempatkan kamu pada risiko epididimitis menular seksual, termasuk memiliki:

  • Berhubungan seksual dengan partner yang memiliki IMS.
  • Seks tanpa menggunakan kondom.
  • Riwayat IMS.

Faktor risiko untuk epididimitis menular non seksual meliputi:

  • Riwayat infeksi prostat atau saluran kemih.
  • Riwayat prosedur medis yang memengaruhi saluran kemih, seperti pemasangan kateter urine atau teropong (scope) ke dalam penis.
  • Penis yang tidak disunat atau kelainan anatomi saluran kemih.
  • Pembesaran prostat, yang mana ini meningkatkan risiko infeksi kandung kemih dan epididimitis.

2. Gejala

Epididimitis: Penyebab, Gejala, Pengobatan, Pencegahanilustrasi epididimitis (mayoclinic.org)

Epididimitis mungkin diawali dengan beberapa gejala ringan. Namun, tanpa pengobatan, gejala akan cenderung memburuk, mengutip dari Healthline. Gejalanya yang perlu diwaspadai antara lain:

  • Demam ringan.
  • Panas dingin.
  • Nyeri di area panggul. 
  • Rasa sakit atau nyeri di testis.
  • Tekanan di testis.
  • Pembesaran kelenjar getah bening di selangkangan.
  • Kemerahan dan kehangatan di skrotum.
  • Nyeri saat berhubungan seksual dan ejakulasi.
  • Nyeri saat buang air kecil atau buang air besar.
  • Buang air kecil yang mendesak dan sering.
  • Keluarnya cairan penis yang tidak normal.
  • Ada darah dalam air mani.

Epididimitis memiliki gejala yang mirip dengan masalah medis lainnya yang lebih serius, yaitu torsio testis, yaitu kondisi saat testis terpelintir sehingga menimbulkan nyeri hebat pada testis secara tiba-tiba.

Namun, gejala torsio testis biasanya berkembang lebih cepat. Ini merupakan kondisi darurat yang dapat menyebabkan laki-laki kehilangan testis jika tidak mendapatkan perawatan sesegera mungkin. 

Ketika pembengkakan dan nyeri tekan meluas melewati epididimis dan ke dalam testis itu sendiri, ini dikenal sebagai epididimo-orkitis, menambahkan dari WebMD.

3. Diagnosis

Untuk menegakkan diagnosis, dokter akan memeriksa skrotum untuk mencari tanda-tanda infeksi lalu mengajukan pertanyaan tentang gejala.

Dokter juga mungkin akan melakukan pemeriksaan dubur untuk memeriksa prostat dan apakah terdapat nyeri tekan.

Apabila epididimitis dicurigai, dokter akan merekomendasikan satu atau lebih tes, seperti:

  • Tes urine: Sampel urine akan dikirim ke laboratorium untuk memeriksa tanda-tanda infeksi.
  • Tes darah: Tes ini juga dapat menemukan jika ada kelainan.
  • Tes swab: Dokter akan melakukan uji swab di ujung penis untuk mendapatkan sampel cairan. Ini digunakan untuk menguji klamidia atau gonore.
  • Ultrasonografi (USG): Untuk menghasilkan gambar skrotum dan testis.

Baca Juga: 8 Penyebab Sakit Paling Umum pada Testis, Hati-hati kalau Mulai Terasa

4. Komplikasi yang bisa terjadi

Epididimitis: Penyebab, Gejala, Pengobatan, Pencegahanilustrasi pemeriksaan dokter (freepik.com/pressfoto)

Mengutip Better Health Channel, jika tidak diobati, epididimitis akut dapat menyebabkan beberapa komplikasi, termasuk:

  • Epididimitis kronis: Inflamasi atau peradangan bisa menjadi persisten, bahkan ketika tidak ada infeksi bakteri.
  • Abses: Kumpulan nanah dapat terakumulasi di dalam epididimis atau struktur di sekitarnya. Kondisi ini butuh operasi untuk mengeringkannya.
  • Kerusakan epididimis: Peradangan dapat merusak secara permanen atau bahkan menghancurkan epididimis dan testis, yang dapat menyebabkan infertilitas.
  • Penyebaran infeksi: Infeksi dapat menyebar dari skrotum ke struktur atau sistem lainnya dalam tubuh.

5. Pengobatan

Antibiotik dibutuhkan untuk mengobati epididimitis bakterial dan epididimo-orkitis.

Jika penyebabnya adalah infeksi bakteri atau IMS, maka pasangan seksual juga butuh pengobatan.

Antibiotik yang diresepkan oleh dokter harus dihabiskan bahkan jika gejala membaik atau hilang sebelum antibiotik habis. Ini penting untuk memastikan infeksi telah sepenuhnya hilang.

Setelah pengobatan dengan antibiotik, biasanya kamu akan merasa lebih baik dalam kurun waktu 48 hingga 72 jam.

Istirahat, menopang skrotum dengan penyangga atletik, mengaplikasikan kompres dingin, dan mengonsumsi obat pereda nyeri juga dapat meredakan ketidaknyamanan.

Dokter akan menjadwalkan kunjungan tidak lanjut untuk memeriksa apakah infeksi telah sembuh.

Terkadang, epididimitis juga membutuhkan prosedur operasi. Jika ada kumpulan nanah, kamu mungkin butuh operasi untuk mengeringkannya. Kadang, seluruh atau sebagian epididimis perlu diangkat (epididimektomi). Operasi juga dapat dipertimbangkan jika epididimitis disebabkan oleh kelainan fisik yang mendasarinya.

6. Pencegahan

Epididimitis: Penyebab, Gejala, Pengobatan, Pencegahanilustrasi membersihkan dudukan toilet (pexels.com/Karolina Grabowska)

Terkadang epididimitis tidak dapat dicegah. Namun, kamu tetap bisa meminimalkan risikonya dengan cara-cara ini:

  • Menggunakan kondom atau metode penghalang lainnya untuk mencegah IMS.
  • Jangan gonta-ganti pasangan seks. Setialah pada satu pasangan.
  • Sunat.
  • Rutin disinfeksi dudukan toilet yang dipakai bersama setelah digunakan.
  • Mendapatkan vaksinasi TBC.

Apabila terdiagnosis epididimitis, segera mendapatkan diagnosis dan pengobatan akan membantu mencegah infeksi kronis.

Apabila kamu mengalami gejala epididimitis, segera temui dokter. Pengobatan yang cepat dan tepat dapat membantu mencegah komplikasi. Setelah pengobatan, lakukan kunjungan tindak lanjut ke dokter untuk memastikan infeksi benar-benar hilang.

Baca Juga: 7 Penyebab Gatal pada Testis, Temukan Solusinya dan Jangan Digaruk!

Topik:

  • Nurulia R F
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya