Gusi Turun (Resesi Gingiva): Penyebab, Gejala, Perawatan

Gigi berisiko mengalami kerusakan, infeksi, hingga lepas

Intinya Sih...

  • Resesi gingiva adalah kondisi gusi merosot, meningkatkan risiko kerusakan, infeksi, dan kehilangan gigi.
  • Faktor penyebab resesi gingiva termasuk penyakit periodontal, genetik, menyikat gigi terlalu keras, perawatan gigi yang kurang baik, dan perubahan hormonal.
  • Gusi turun bisa menjadi tanda masalah gigi yang mendasarinya, seperti penyakit gusi, diabetes, serta meningkatkan risiko kerusakan dan kehilangan gigi.

Resesi gingiva atau gusi turun (gingival recession atau receding gum) adalah kondisi gusi merosot dari permukaan gigi, sehingga mengekspos permukaan akar gigi.

Kondisi gusi turun ini menjadi masalah kesehatan ketika akar gigi terbuka, membuat gigi berisiko terhadap kerusakan, infeksi, dan kehilangan gigi.

Resesi gingiva adalah masalah kesehatan umum. Kebanyakan orang tidak tahu dirinya mengalami resesi gingiva karena ini terjadi secara bertahap.

Gigi bisa menjadi lebih sensitif saat menyikat gigi atau saat makan. Resesi gingiva bisa ringan, sedang, atau berat, serta dapat memengaruhi satu atau beberapa gusi.

Inilah hal-hal penting yang perlu kamu ketahui tentang resesi gingiva, bentuk penyakit gusi yang sebaiknya tidak kamu abaikan.

1. Penyebab dan faktor risiko

Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan gusi turun, termasuk:

  • Penyakit periodontal: Ini adalah infeksi gusi bakteri yang menghancurkan jaringan gusi dan tulang pendukung yang menahan gigi di tempatnya. Penyakit gusi adalah penyebab utama resesi gingiva.
  • Genetik: Beberapa orang lebih berisiko mengalami penyakit gusi. Studi menunjukkan bahwa 30 persen populasi mungkin cenderung terkena penyakit gusi, terlepas dari seberapa baik mereka merawat gigi.
  • Menyikat gigi terlalu keras: Menggosok gigi terlalu keras atau dengan cara yang salah bisa menyebabkan enamel gigi terkikis dan gusi menyusut.
  • Perawatan gigi yang kurang baik: Menyikat gigi, flossing, dan berkumur dengan mouthwash antibakteri yang tidak memadai akan memudahkan plak berubah menjadi kalkulus (karang gigi). Ini dapat menyebabkan resesi gingiva.
  • Perubahan hormonal: Fluktuasi kadar hormon perempuan sepanjang hidup, seperti pubertas, kehamilan, menopause, dapat membuat gusi menjadi lebih sensitif dan lebih rentan terhadap gusi turun.
  • Menggunakan produk tembakau: Pengguna tembakau mungkin memiliki plak lengket di gigi yang sulit dihilangkan dan dapat menyebabkan gusi turun.
  • Menggemeretakkan atau mengatupkan gigi: Perilaku ini dapat memberi terlalu banyak kekuatan pada gigi, menyebabkan gusi turun.
  • Gigi berantakan atau gigitan yang tidak sejajar: Ketika gigi sejajar, terlalu banyak kekuatan dapat ditempatkan pada gusi dan tulang yang memungkinkan gusi untuk surut.
  • Tindik pada bibir atau lidah: Perhiasan dapat bergesekan dengan gusi dan menyebabkan iritasi hingga jaringan gusi menjadi aus.

Usia adalah faktor risiko utama gusi yang turun. Menurut laporan, sekitar 88 persen orang yang berusia di atas 65 tahun mengalami resesi gingiva di setidaknya satu gigi (Journal of the American Dental Association, 2003).

Selain itu, menurut National Institute of Dental and Craniofacial Research, diabetes juga dapat meningkatkan risiko resesi gingiva.

2. Gejala

Gusi Turun (Resesi Gingiva): Penyebab, Gejala, Perawatanilustrasi resesi gingiva atau gusi turun (en.wikipedia.org/BedrockPerson)

Banyak orang dengan resesi gingiva mungkin tidak mengkhawatirkannya pada tahap awal dan mungkin tidak menyadari mereka mengalami gusi turun. Akan tetapi, saat mereka menyadari memiliki kondisi gusi ini, mereka mungkin akan merasakan:

  • Kekhawatiran tentang perubahan penampilan karena gigi tampak lebih panjang dan ruang di atas gigi bertambah.
  • Takut akan kehilangan gigi.
  • Kepekaan terhadap dingin dan panas karena akar gigi yang terekspos.

Hal terpenting, gusi turun bisa merupakan tanda dari masalah gigi yang mendasarinya, termasuk penyakit gusi, dan dapat meningkatkan risiko kerusakan gigi dan kehilangan gigi.

Bau napas tak sedap dan gusi berdarah juga bisa terjadi.

Baca Juga: Gingivitis (Radang Gusi): Penyebab, Faktor Risiko, Gejala, Pengobatan

3. Diagnosis

Dokter gigi dapat mendiagnosis gusi turun lewat pemeriksaan rutin. Dokter gigi akan mengukur jumlah resesi gusi pada setiap gigi menggunakan alat khusus yang disebut periodontal probe.

Pengeroposan tulang sering terjadi di area resesi gingiva. Untuk alasan ini, dokter gigi juga akan mengukur kantong periodontal di sekitar setiap gigi.

Kantong yang sehat berukuran antara 1 dan 3 milimeter (mm). Dengan gingivitis, kantong bisa berukuran 4 mm. Pada orang dengan penyakit periodontal, kantong dapat berukuran 5 mm atau lebih.

4. Perawatan

Gusi Turun (Resesi Gingiva): Penyebab, Gejala, Perawatanilustrasi perawatan gusi turun atau resesi gingiva oleh dokter gigi (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Resesi gingiva yang ringan dalam sebagian kasus tidak membutuhkan perawatan. Dokter gigi mungkin menyarankan pencegahan dan memantau gusi. Mengajarkan cara menyikat gigi yang efektif secara lembut adalah intervensi awal yang efektif.

Untuk kasus resesi gingiva yang butuh perawatan, tersedia beberapa opsi seperti:

  • Agen desensitisasi, pernis, dan agen bonding dentin: Bertujuan untuk mengurangi sensitivitas akar gigi yang terekspos. Agen desensitisasi dentin mengobati gejala saraf dan membantu menjaga kebersihan mulut dengan memudahkan menyikat gigi sensitif.
  • Restorasi resin komposit: Dokter gigi menggunakan resin komposit sewarna gigi untuk menutupi permukaan akar. Dokter juga dapat menutup celah hitam di antara gigi.
  • Porselen atau komposit merah muda: Bahan ini berwarna merah muda yang sama dengan gusi dan dapat digunakan untuk mengisi celah di mana gusi telah surut.
  • Veneer gusi yang dapat dilepas: Ini biasanya akrilik atau silikon, dan secara artifisial menggantikan sebagian besar jaringan gusi yang hilang karena resesi.
  • Ortodontik: Ini termasuk perawatan yang memindahkan posisi gigi secara perlahan dalam waktu yang lama. Reposisi ini dapat memperbaiki margin gusi dan memudahkan untuk menjaga kebersihan gigi.
  • Operasi: Ada dua pilihan, yaitu operasi dengan flap dan grafting (cangkok).
    • Operasi dengan flap adalah pembersihan jaringan dalam yang digunakan jika perawatan lain gagal. Prosedur ini akan menghilangkan bakteri dan penumpukan karang gigi dalam gusi. Dalam operasi ini, seorang periodontis mengangkat gusi dan mengembalikannya ke tempatnya ketika prosedur selesai. Terkadang gigi muncul lebih lama setelah operasi flap karena gusi lebih rapat di sekitarnya.
    • Sementara pada grafting, tujuannya adalah untuk menghidupkan kembali jaringan gusi atau tulang. Periodontis akan menempatkan partikel sintetis atau sepotong tulang atau jaringan untuk membantu gusi tumbuh kembali. Penting untuk dicatat bahwa proses ini tidak dapat berhasil dalam jangka panjang tanpa perawatan kesehatan mulut yang memadai.

5. Komplikasi yang dapat terjadi

Mengutip dari Healthline, diperkirakan penyakit periodontal seperti resesi gingiva bertanggung jawab atas sekitar 70 persen kehilangan gigi pada orang dewasa.

Saat jaringan gusi tidak cukup kuat untuk menahan akar gigi pada tempatnya, gigi rentan lepas. Dalam beberapa kasus, beberapa gigi yang goyang dicabut oleh dokter gigi sebelum tanggal.

Dalam kasus gusi turun tahap lanjut, biasanya ini membutuhkan operasi untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.

6. Pencegahan

Gusi Turun (Resesi Gingiva): Penyebab, Gejala, Perawatanilustrasi membersihkan gigi dengan benang gigi atau flossing (pexels.com/Sora Shimazaki)

Cara terbaik untuk mencegah resesi gingiva adalah dengan menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan baik, yaitu dengan menyikat gigi dan flossing setiap hari dan rutin kontrol ke dokter gigi minimal dua kali setahun.

Apabila kamu mengalami gusi turun, dokter gigi mungkin akan menjadwalkan kontrol yang lebih sering. Gunakan sikat gigi berbulu lembut dan tanyakan ke dokter gigi tentang cara menyikat gigi yang benar.

Apabila gigi yang tidak sejajar atau menggemeretakkan gigi adalah penyebab gusi turun, bicarakan dengan dokter gigi tentang cara memperbaiki masalah tersebut.

Cara lainnya untuk mencegah resesi gingiva meliputi:

  • Tidak atau berhenti merokok.
  • Menerapkan pola makan sehat bergizi seimbang.
  • Memantau berbagai perubahan yang terjadi di mulut.

Baca Juga: 7 Penyebab Gusi Gatal, dari Plak hingga Hormonal

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya