11 Kandungan Skincare Pemicu Kanker, Cek Kemasan Produk!

Di antaranya silika, formaldehida, dan kromium

Bahan kimia dan kontaminan yang terkait dengan kanker dapat ditemukan dalam makanan, air, dan banyak produk sehari-hari lainnya. Meskipun banyak bahan kimia dan kontaminan dalam kosmetik dan produk perawatan pribadi cenderung menimbulkan risiko kecil, tetapi paparan terhadap beberapa bahan tersebut telah dikaitkan dengan masalah kesehatan yang serius, termasuk kanker.

Beberapa waktu lalu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI menemukan lebih dari 10 ribu kosmetik yang mengandung bahan terlarang dijual bebas secara daring. Beberapa di antaranya bahkan bisa memicu kanker kulit. Hal ini diketahui dari patroli siber BPOM di marketplace periode Januari hingga September 2023.

International Agency for Research on Cancer (IARC) mengonsolidasikan bukti ilmiah dan mengklasifikasikan bahan kimia yang ditinjaunya ke dalam lima tingkatan:

  • Grup 1: Karsinogenik bagi manusia.
  • Grup 2A: Mungkin bersifat karsinogenik pada manusia.
  • Grup 2B: Mungkin bersifat karsinogenik pada manusia.
  • Grup 3: Tidak dapat diklasifikasikan berdasarkan sifat karsinogenisitasnya terhadap manusia.
  • Grup 4: Mungkin tidak bersifat karsinogenik pada manusia.

Dari 113 agen yang terdaftar oleh IARC sebagai karsinogen manusia (Grup 1), setidaknya 11 telah atau sedang digunakan dalam produk perawatan pribadi: formaldehida, phenacetin, tar batu bara (coal tar), benzena, minyak mineral yang tidak diolah atau diolah ringan, metilen glikol, etilen oksida, kromium, kadmium dan senyawanya, arsenik, dan silika kristal atau kuarsa.

Untuk panduan memilih produk yang aman, kenali berbagai kandungan skincare pemicu atau penyebab kanker di bawah ini.

1. Formaldehida

Dilansir Campaign for Safe Cosmetics, formaldehida sengaja ditambahkan ke beberapa produk, seperti pelurus rambut keratin. Pengawet pelepas formaldehida (formaldehyde-releasing preservatives/FRP) juga banyak digunakan dalam cat kuku, eye shadow, maskara, perawatan kuku, sampo, dan perona pipi untuk mencegah pertumbuhan bakteri.

FRP dirancang untuk melepaskan formaldehida secara perlahan dan terus-menerus dari waktu ke waktu, bertindak sebagai pengawet.

IARC mengklasifikasikan formaldehida sebagai karsinogen bagi manusia. National Institute of Occupational Safety and Health (NIOSH) juga menyuarakan kekhawatiran bahwa paparan formaldehida menyebabkan iritasi pada mata, hidung, tenggorokan, dan sistem pernapasan.

Standar kosmetik di Jepang melarang penggunaan formaldehida dalam kosmetik, dan European Commission membatasi konsentrasi formaldehida dalam kosmetik tidak lebih dari 5 persen pada produk jadi.

2. Phenacetin

11 Kandungan Skincare Pemicu Kanker, Cek Kemasan Produk!ilustrasi mewarnai rambut di salon (freepik/prostooleh)

Phenacetin digunakan sebagai pereda nyeri dan demam sampai dilarang di Amerika Serikat (AS) oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) pada tahun 1983 karena karsinogenisitasnya.

Meskipun tidak lagi digunakan sebagai obat, tetapi phenacetin kadang masih digunakan dalam produk perawatan pribadi sebagai penstabil pada produk, seperti pemutih rambut wajah, pewarna rambut, dan penghilang bulu perempuan.

IARC mengidentifikasi phenacetin sebagai karsinogen bagi manusia. National Toxicology Program (NTP) mencantumkan bahwa campuran phenacetin dan analgesik yang mengandung phenacetin diperkirakan bersifat karsinogen bagi manusia.

Phenacetin juga dapat menyebabkan kerusakan ginjal dan anemia.

Paparan phenacetin telah dikaitkan dengan tumor payudara ganas.

3. Tar batu bara

Tar batu bara diketahui bersifat karsinogen dan merupakan produk sampingan dari pengolahan batu bara. Ini digunakan dalam kosmetik yang mengandung pewarna rambut, sampo, perawatan ketombe/kulit kepala dan perawatan kemerahan/rosasea, menurut Environmental Working Group.

Tar batu bara diklasifikasikan sebagai zat yang diketahui bersifat karsinogen bagi manusia. Ini adalah salah satu paparan pekerjaan pertama yang dikaitkan dengan kanker; ketika kanker skrotum di kalangan penyapu cerobong asap muda dikaitkan dengan paparan (Occupational Medicine, 2004).

Tar batu bara juga dikaitkan dengan kanker paru-paru, kandung kemih, ginjal, dan saluran pencernaan.

Environmental Canada mengklasifikasikan tar batu bara bersifat persisten dan bersifat racun bagi organisme akuatik. European Commission melarang penggunaan tar batu bara dalam kosmetik.

Tar batu bara adalah campuran kompleks yang dapat mengandung karsinogen lain yang diketahui, seperti hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH), seperti benzo[a]pyrene.

PAH merusak DNA, dan paparan PAH dapat menyebabkan tumor pada paru-paru, kandung kemih, dan kulit; dan PAH juga dapat menyebabkan toksisitas non kanker seperti toksisitas reproduksi dan perkembangan.

Baca Juga: 8 Kandungan Berbahaya pada Fast Food, Jangan Kecolongan!

4. Benzena

11 Kandungan Skincare Pemicu Kanker, Cek Kemasan Produk!ilustrasi conditioner rambut (freepik.com/freepik)

Benzena berasal dari tar batu bara, dan rute paparan benzena adalah melalui inhalasi dan konsumsi, mengutip dari Silent Spring Institute. Benzena digunakan dalam produksi plastik dan detergen dan kadang dalam kondisioner rambut dan krim penata rambut.

Benzena diklasifikasikan sebagai zat karsinogen yang diketahui bagi manusia, penyebab toksisitas perkembangan, dapat menyebabkan tumor payudara pada tikus betina, dan racun pernapasan pada manusia. 

Benzena dianggap sebagai polutan prioritas air limbah oleh United States Environmental Protection Agency (EPA), yang berarti pelepasan benzena ke lingkungan diatur. Endocrine Disruption Exchange menganggap benzena sebagai pengganggu endokrin.

Paparan benzena di tempat kerja dikaitkan dengan leukemia; dan benzena dapat menargetkan organ termasuk mata, kulit, sistem pernapasan, darah, sistem saraf pusat, dan sumsum tulang, dilansir Centers for Disease Control and Prevention (CDC).

European Commission melarang penggunaan benzena dalam kosmetik, dan benzena dibatasi dalam Konvensi Perlindungan Lingkungan Laut Atlantik Timur Laut (OSPAR).

5. Minyak mineral (tidak diolah dan diolah ringan)

Minyak mineral berasal dari minyak mentah; dan minyak mineral yang sedikit dimurnikan selalu mengandung PAH dalam jumlah besar.

Minyak mineral umum ditemukan dalam beragam produk perawatan pribadi, termasuk eye shadow, pelembap, lip gloss, lipstik, kondisioner, pewarna dan pemutih rambut, perawatan wajah, gel/losion penata rambut, perona pipi, dan concealer, menurut EWG’s Skin Deep Cosmetics Database.

Minyak mineral yang tidak diolah dan diolah secara ringan sebagai karsinogen yang diketahui bagi manusia. NIOSH mengkhawatirkan minyak mineral dapat menargetkan organ termasuk mata, kulit, dan sistem pernapasan melalui penghirupan, atau kontak kulit dan mata.

6. Etilen oksida

11 Kandungan Skincare Pemicu Kanker, Cek Kemasan Produk!ilustrasi penggunaan skincare (pexels.com/Sora Shimazaki)

Etilen oksida kemungkinan merupakan pengotor dalam produk perawatan pribadi sebagai produk sampingan dari proses etoksilasi, yang digunakan untuk menahan efek keras dari beberapa bahan busa.

Etilen oksida paling banyak digunakan untuk mensterilkan peralatan medis. Zat ini dapat ditemukan pada asap tembakau, knalpot mobil, dan makanan.

Ada bukti kuat bahwa etilen oksida dapat menyebabkan kanker limfatik dan hematopoietik; dan beberapa penelitian menemukan peningkatan kejadian kanker payudara pada pekerja yang terpapar.

Etilen oksida diklasifikasikan sebagai penyebab kanker dan toksisitas perkembangan baik pada perempuan maupun laki-laki, dianggap sebagai pengganggu endokrin, dan disimpulkan dapat menyebabkan kanker peritoneum dan leukemia; paparan etilen oksida melalui inhalasi, konsumsi, serta kontak kulit dan mata dapat mengganggu sistem pernapasan, sistem saraf pusat, dan sistem reproduksi.

European Commission melarang penggunaan etilen oksida dalam kosmetik.

7. Logam berat

Logam berat seperti kromium heksavalen dan kadmium berfungsi sebagai pewarna pada eye shadow dan lip gloss.

Logam lain seperti arsenik merupakan pengotor pada bahan kosmetik termasuk losion wajah, sampo, dan alas bedak sebagai akibat kontaminasi arsenik pada bahan seperti D&C Red 6, pati aluminium oktenilsuksinat, minyak biji kapas terhidrogenasi, dan polivinil asetat.

Kadmium dan senyawanya, arsenik, dan kromium diidentifikasi sebagai karsinogen bagi manusia. Selain itu, kromium juga dapat menyebabkan masalah perkembangan baik pada perempuan maupun laki-laki.

Baca Juga: 9 Bahan Pasta Gigi yang Berpotensi Bahaya, Baiknya Hindari

8. Kadmium dan senyawanya

11 Kandungan Skincare Pemicu Kanker, Cek Kemasan Produk!ilustrasi memoles cat kuku (pexels.com/Karolina Grabowska)

Selain sifat karsinogeniknya, kadmium menargetkan sistem kardiovaskular, ginjal, neurologis, reproduksi, dan pernapasan melalui inhalasi dan konsumsi, menurut Occupational Safety and Health Administration (OSHA).

Standar kosmetik di Jepang dan European Commission melarang penggunaan senyawa kadmium dalam kosmetik.

9. Arsenik

EPA menyimpulkan bahwa ada cukup bukti bahwa arsenik bersifat karsinogen; dan arsenik juga dapat menyebabkan hiperpigmentasi, keratosis, dan kemungkinan komplikasi pembuluh darah.

EPA mencantumkan arsenik sebagai polutan prioritas dan meregulasi emisi arsenik. Endocrine Disruption Exchange menyebut arsenik dapat menyebabkan gangguan endokrin.

NIOSH menunjukkan bahwa paparan arsenik menyebabkan kanker paru-paru dan limfatik; karena dapat menargetkan organ termasuk hati, ginjal, kulit, paru-paru, dan sistem limfatik melalui penghirupan, penyerapan kulit, kontak kulit dan mata, serta konsumsi.

European Commission melarang arsenik dalam kosmetik.

10. Kromium

11 Kandungan Skincare Pemicu Kanker, Cek Kemasan Produk!Ilustrasi menggunakan hair spray (pexels.com/Karolina Grabowska)

European Chemicals Agency (ECHA) mencantumkan kromium sebagai karsinogen dan mutagen. NIOSH menunjukkan bahwa paparan kromium menyebabkan kanker paru-paru; dan logam tersebut menargetkan organ-organ termasuk darah, sistem pernapasan, hati, dan ginjal.

Kromium bisa menyebabkan peningkatan leukosit darah, cedera mata, dan bisul kulit jika terhirup, tertelan, serta kontak kulit dan mata. EPA menganggap kromium bersifat bioakumulatif dan ekotoksik dan European Commission melarang penggunaan kromium dalam kosmetik.

11. Silika

Silika terdapat dalam dua bentuk berbeda, yaitu kristal atau amorf. Kuarsa (quartz) adalah mineral umum dalam silika kristal. Silika kristal yang dapat terhirup adalah kontaminan di udara yang dapat menembus paru-paru saat terhirup.

Silika kristal banyak digunakan dalam lipstik, lip gloss, eye shadow, eye liner, alas bedak, tabir surya, losion, dan sampo.

NTP dan IARC mencantumkan silika kristal dengan ukuran yang dapat terhirup sebagai karsinogen bagi manusia, dan Prop 65 mengklasifikasikan silika, kristal (partikel di udara dengan ukuran yang dapat terhirup) sebagai karsinogen.

NIOSH mengkhawatirkan kanker paru-paru pada hewan yang terpapar silika kristal; dan bahan kimia ini dapat menargetkan mata dan sistem pernapasan melalui penghirupan, serta kontak kulit dan mata.

Dengan mengetahui apa saja kandungan skincare pemicu kanker, pastikan kamu selalu membaca label dan hindari skincare dan produk perawatan lainnya yang mengandung formaldehida dan bahan pengawet pelepas formaldehida (quaternium-15, diazolidinyl urea, imidazolidinyl urea, DMDM hydantoin, dan 2-bromo-2-nitropropane-1,3 diol), phenacetin, tar batu bara, benzena, minyak mineral yang tidak diolah atau diolah sedikit, etilen oksida, kromium, kadmium dan senyawanya, arsenik, dan kristal silika (atau quartz).

Baca Juga: 9 Bahan Tambahan dalam Kondom, Ada yang Berpotensi Bahaya

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya