Kapan Kemoterapi Tidak Dianjurkan untuk Pengobatan Kanker? 

Ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan

Kemoterapi adalah salah satu jenis pengobatan kanker. Namun, kemoterapi tidak direkomendasikan untuk semua orang.

Dalam kasus tertentu, kemoterapi mungkin tidak direkomendasikan untuk pasien yang mungkin mengalami efek samping serius dari pengobatan.

Ketahui kapan kemoterapi tidak diajurkan untuk pengobatan kanker dan faktor apa saja yang dipertimbangkan.

Baca Juga: 22 Efek Samping Kemoterapi, Ketahui sebelum Menjalaninya

Kapan kemoterapi tidak dianjurkan untuk mengobati kanker

Kapan Kemoterapi Tidak Dianjurkan untuk Pengobatan Kanker? ilustrasi obat kemoterapi (unsplash.com/National Cancer Institute)

Dokter biasanya tidak merekomendasikan kemoterapi jika potensi risikonya lebih besar daripada manfaatnya.

Karena efek sampingnya yang cukup besar, kemoterapi mungkin tidak aman bagi individu yang memiliki penyakit penyerta. Jika ahli onkologi khawatir tubuh tidak cukup kuat untuk menahan kemoterapi, kemungkinan besar pasien kanker akan direkomendasikan opsi pengobatan lain.

Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan apakah kemoterapi merupakan opsi pengobatan yang tepat antara lain (Clinics and Research in Hepatology and Gastroenterology, 2021):

  • Penyakit lain yang ada (komorbiditas).
  • Usia.
  • Kondisi kesehatan pasien.
  • Komplikasi pembedahan.
  • Perkembangan penyakit.

Kabar baiknya, pengobatan kanker selalu berkembang. Sekarang jenis kanker tertentu tidak memerlukan kemoterapi karena protokol pengobatan yang lebih efektif telah dikembangkan.

Misalnya, sebagian besar perempuan dengan kanker payudara stadium awal tidak memerlukan kemoterapi setelah operasi. Menurut tim peneliti, 70 persen pasien kanker payudara stadium awal bisa dengan aman menghindari kemoterapi karena itu tidak diperlukan (The New England Journal of Medicine, 2018).

Risiko kemoterapi

Kapan Kemoterapi Tidak Dianjurkan untuk Pengobatan Kanker? ilustrasi pasien kanker (pexels.com/Ivan Samkov)

Karena kemoterapi menghancurkan sel-sel sehat di seluruh tubuh, efek samping akan dirasakan pasien. Sel-sel sehat yang paling mungkin rusak akibat kemoterapi terletak di sumsum tulang, folikel rambut, mulut, saluran pencernaan, dan sistem reproduksi.

Seperti sel kanker, sel-sel di area tubuh ini juga tumbuh dengan cepat sehingga menjadi sasaran kemoterapi. Kemoterapi juga dapat merusak sel-sel di jantung, paru-paru, ginjal, kandung kemih, dan sistem saraf.

Dirangkum dari American Cancer Society, efek samping kemoterapi yang paling umum meliputi:

  • Kelelahan.
  • Rambut rontok.
  • Mual dan muntah.
  • Pendarahan dan memar.
  • Risiko infeksi meningkat.
  • Anemia.
  • Luka di mulut.
  • Diare atau sembelit.
  • Kulit kering.
  • Neuropati perifer.
  • Masalah jantung.
  • Perubahan kandung kemih.
  • Penurunan berat badan.
  • Penurunan kemampuan fokus.
  • Perubahan suasana hati.
  • Perubahan fungsi seksual atau libido.
  • Masalah kesuburan.

Kemoterapi adalah pengobatan kanker yang menggunakan bahan kimia untuk menghancurkan sel kanker. Namun, kemoterapi tidak bisa digunakan untuk semua pasien kanker karena beberapa pertimbangan.

Bicarakan dengan dokter apakah potensi manfaat kemoterapi lebih besar daripada risikonya bagi kamu.

Baca Juga: Kate Middleton Jalani Kemoterapi Preventif, Apa Itu?

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya