Marah 8 Menit Bisa Meningkatkan Risiko Serangan Jantung

Kalau sering marah, dampaknya bisa ke pembuluh darah

Intinya Sih...

  • Marah 8 menit saja sudah bisa meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke
  • Kemarahan yang berulang atau sering terjadi dapat membahayakan pembuluh darah, yang dapat meningkatkan risiko stroke dan penyakit jantung.

Marah, walaupun cuma beberapa menit, bisa mengubah fungsi pembuluh darah yang meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke, menurut temuan studi baru.

Studi ini mencoba menjelaskan mengapa beberapa orang mengalami serangan jantung atau stroke saat emosinya meledak-ledak.

Baca Juga: Mikroplastik Terkait dengan Serangan Jantung, Stroke, dan Kematian

Hati-hati jika kamu adalah orang yang mudah marah sepanjang waktu

Marah 8 Menit Bisa Meningkatkan Risiko Serangan Jantungilustrasi terkena serangan jantung. (pexels.com/Towfiqu barbhuiya)

Para peneliti merekrut 280 orang dewasa sehat penduduk New York City, Amerika Serikat, dengan rata-rata usia 26 tahun. Mereka diminta untuk duduk tenang dan rileks selama 30 menit sebelum melanjutkan ke langkah selanjutnya.

Kemudian, peneliti mengukur tekanan darah, detak jantung, mengukur pelebaran pembuluh darah menggunakan probe jari, dan mengambil sampel darah.

Selanjutnya, para peserta diberi tugas emosional berdasarkan tempat mereka di salah satu dari empat kelompok yang ditugaskan secara acak.

Kelompok satu diminta untuk mengingat kenangan yang membuat mereka marah; kelompok kedua diminta mengingat kenangan tentang kecemasan; kelompok ketiga membacakan kumpulan kalimat menyedihkan untuk membangkitkan kesedihan; dan kelompok keempat hanya menghitung dari 0 hingga 100 berulang kali untuk menciptakan keadaan netral secara emosional.

Semua individu berpartisipasi dalam tugas yang diberikan kepada mereka selama 8 menit.

Setelah tugas setiap kelompok selesai, pengukuran yang sama dari awal penelitian dilakukan kembali pada 3 menit, 40 menit, 70, menit dan 100 menit.

Temuan para peneliti

Pada peserta yang mengalami kenangan yang memicu kemarahan, sel-sel pembuluh darah mereka berubah sedemikian rupa sehingga pelebarannya terganggu hingga 40 menit setelah aktivitas, alias pembuluh darah tidak bisa rileks.

Penelitian sebelumnya telah menghubungkan masalah tersebut dengan perkembangan penyakit penyumbatan arteri yang disebut aterosklerosis, yang dapat meningkatkan risiko stroke dan penyakit jantung.

Meskipun ledakan kemarahan sesekali adalah hal yang normal dan umumnya berdampak baik pada jantung, tetapi kemarahan yang berulang atau sering terjadi dapat menimbulkan kekhawatiran.

“Jika kamu adalah orang yang mudah marah sepanjang waktu, kamu mengalami cedera kronis pada pembuluh darah,” kata pemimpin studi Daichi Shimbo, M.D., ahli jantung di Columbia University Irving Medical Center dalam sebuah rilis.

“Cedera kronis inilah yang akhirnya dapat menyebabkan efek permanen pada kesehatan pembuluh darah dan pada akhirnya meningkatkan risiko penyakit jantung.”

Menariknya, para peneliti tidak menemukan dampak negatif terhadap fungsi pembuluh darah pada partisipan penelitian yang mengalami kecemasan atau kesedihan, atau pada kelompok kontrol. Dan, tidak ada perbedaan untuk kelompok mana pun pada pengukuran lainnya.

Alasan mengapa kemarahan berdampak negatif pada fungsi pembuluh darah masih belum jelas, dan penelitian ini tidak dirancang untuk mengevaluasi mekanisme tersebut.

Namun, Shimbo mengatakan beberapa faktor mungkin berperan, termasuk aktivasi sistem saraf otonom, perubahan yang disebabkan oleh hormon stres, dan peningkatan peradangan arteri.

Shimbo mengatakan bahwa endotelium—lapisan dalam pembuluh darah, yang diketahui mengontrol pelebaran pembuluh darah itu sendiri—kemungkinan juga terlibat dalam beberapa hal.

Para peneliti berencana untuk mengeksplorasi kemungkinan mekanisme ini dalam penelitian masa depan.

Karena peserta umumnya muda dan sehat, dengan usia rata-rata 26 tahun, penelitian lain juga perlu mengeksplorasi apakah temuan ini dapat digeneralisasikan untuk lansia dengan masalah kesehatan yang kemungkinan besar sedang mengonsumsi obat.

Penelitian di masa depan juga dapat mengeksplorasi apakah emosi positif, seperti kegembiraan atau tawa, dapat membalikkan atau mengurangi efek buruk kemarahan pada jantung.

Baca Juga: 7 Tanda Serangan Jantung yang Muncul saat Berolahraga

Referensi

Shimbo, D., Cohen, M., Mcgoldrick, M., Ensari, I., et al. (2024). Translational Research of the Acute Effects of Negative Emotions on Vascular Endothelial Health: Findings From a Randomized Controlled Study. Journal of the American Heart Association (Vol 13, Issue 8), 32698. https://doi.org/10.1161/JAHA.123.032698
National Heart, Lung, and Blood Institute. Diakses pada Mei 2024. NIH-funded clinical trial links frequent anger to increased risk of heart disease.

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya