Studi: Mikroplastik Berpindah dari Usus ke Organ Lain

Mikroplastik juga dapat memengaruhi jalur metabolisme

Intinya Sih...

  • Mikroplastik ditemukan dalam tubuh manusia, memengaruhi organ dan jalur metabolisme.
  • Para peneliti meyakini rata-rata orang menelan 5 gram mikroplastik setiap minggunya.
  • Akumulasi mikroplastik dalam tubuh manusia dapat memperburuk kondisi kesehatan, terutama penyakit gastrointestinal kronis.

Bahaya mikroplastik masih terus diteliti. Istilah ini pertama kali digunakan oleh ahli biologi kelautan Richard Thompson pada tahun 2004, dalam sebuah penelitian yang mengungkap banyaknya pecahan plastik mikroskopis di lautan.

Yang lebih mengkhawatirkannya lagi, penelitian terbaru menunjukkan bahwa mikroplastik ada dalam tubuh kita, di jaringan dan organ. Dan, belum diketahui sejauh mana toksisitasnya.

Perjalanan mikroplastik dari usus ke organ-organ vital

Studi: Mikroplastik Berpindah dari Usus ke Organ Lainilustrasi organ tubuh manusia (freepik.com/macrovector_official)

Sebuah studi baru dari Universitas of New Mexico (UNM) menyoroti infiltrasi mikroplastik yang mengkhawatirkan ke dalam jaringan manusia, termasuk ginjal, hati, dan otak.

Studi yang diterbitkan dalam jurnal Environmental Health Perspectives pada 10 April 2024 ini menyelidiki bagaimana partikel-partikel plastik kecil ini, yang biasanya tertelan melalui air, makanan, dan udara, menembus saluran pencernaan dan memengaruhi organ-organ utama dan jalur metabolisme.

Temuan ini menggarisbawahi potensi risiko kesehatan yang terkait dengan mikroplastik, yang ada di mana-mana di lingkungan kita dan tertelan dalam jumlah rata-rata yang setara dengan berat kartu kredit setiap minggunya.

Penelitian perintis ini menyoroti dampak sistemik mikroplastik, dan menunjukkan implikasi signifikan terhadap kesehatan dan kebijakan masyarakat.

Temuan studi ini menggarisbawahi:

  • Mikroplastik ditemukan melintasi penghalang pencernaan dan bermigrasi ke organ seperti hati, ginjal, dan otak, mengubah jalur metabolisme di jaringan tersebut.
  • Rata-rata orang menelan sekitar 5 gram mikroplastik setiap minggunya, dan partikel ini tersebar luas di lingkungan sehari-hari, termasuk lautan, air keran, dan persediaan makanan.
  • Studi ini menyoroti kekhawatiran mengenai akumulasi mikroplastik dalam tubuh dalam jangka panjang dan potensinya memperburuk kondisi kesehatan, terutama dalam konteks penyakit gastrointestinal kronis.

Eliseo Castillo, PhD, dari Departemen Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran UNM dan seorang ahli imunologi mukosa, memimpin penelitian mikroplastik ini.

Selama periode empat minggu, dan Castillo dan rekan peneliti UNM lainnya memaparkan tikus pada mikroplastik dalam air minum mereka. Jumlah tersebut setara dengan jumlah mikroplastik yang diyakini dikonsumsi manusia setiap minggunya.

Mikroplastik bermigrasi keluar dari usus ke jaringan hati, ginjal, dan bahkan otak, demikian temuan tim tersebut. Studi tersebut juga menunjukkan mikroplastik mengubah jalur metabolisme di jaringan yang terkena dampak.

“Kami dapat mendeteksi mikroplastik di jaringan tertentu setelah terpapar,” kata Castillo dalam sebuah rilis. “Hal ini memberi tahu kita bahwa virus tersebut dapat melewati penghalang usus dan menyusup ke jaringan lain.”

Dia juga prihatin dengan akumulasi partikel plastik di tubuh manusia.

“Tikus-tikus ini dipaparkan selama empat minggu,” katanya. “Pikirkan bagaimana hal ini bisa disamakan dengan manusia, jika kita terpapar sejak lahir hingga usia tua.”

Hewan laboratorium sehat yang digunakan dalam penelitian ini menunjukkan perubahan setelah paparan mikroplastik singkat, kata Castillo.

“Bayangkan jika seseorang memiliki penyakit penyerta dan perubahan ini terjadi, apakah paparan mikroplastik memperburuk kondisi penyakit penyertanya?”

Dia sebelumnya menemukan bahwa mikroplastik berdampak pada makrofag—sel kekebalan yang berfungsi melindungi tubuh dari partikel asing.

Diterbitkan dalam jurnal Cell Biology & Toxicology tahun 2021, Castillo dan peneliti UNM lainnya menemukan bahwa ketika makrofag bertemu dan menelan mikroplastik, fungsinya berubah dan melepaskan molekul inflamasi.

“Ini mengubah metabolisme sel, yang dapat mengubah respons peradangan,” kata Castillo. “Selama peradangan usus—keadaan penyakit kronis seperti kolitis ulseratif dan penyakit Crohn, yang keduanya merupakan bentuk penyakit radang usus—makrofag ini menjadi lebih meradang dan jumlahnya lebih banyak di usus.”

Studi Castillo berikutnya akan meneliti bagaimana pola makan berdampak pada cara mikroplastik diserap oleh tubuh.

Baca Juga: Mikroplastik Terkait dengan Serangan Jantung, Stroke, dan Kematian

Referensi

The University of New Mexico. Diakses pada April 2024. Microplastics Make Their Way from the Gut to Other Organs, UNM Researchers Find.
ScienceDaily. Diakses pada April 2024. Microplastics make their way from the gut to other organs.
Environmental Health Perspectives, April 2024. In Vivo Tissue Distribution of Polystyrene or Mixed Polymer Microspheres and Metabolomic Analysis after Oral Exposure in Mice.
OpenMind BBVA. Diakses pada April 2024. Microplastics Are Already Inside Us.
Neuroscience News. Diakses pada April 2024. Microplastics Journey from Gut to Vital Organs. 

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya