Kenapa Minum Obat Flu Bisa Positif Narkoba?

Hasil positif palsu tes narkoba akibat obat flu

ilustrasi minum obat (IDN Times/Novaya Siantita)

Positif palsu (false positive) berarti tes mendeteksi narkoba dalam sistem tubuh kamu walaupun kamu tidak menggunakannya. Jika kamu telah meminum obat yang dijual bebas dan kemudian gagal dalam tes narkoba, kemungkinan besar penyebabnya adalah bahan-bahan dari obat yang kamu minum, misalnya obat flu.

Beberapa tes narkoba yang paling umum meliputi tes urine, tes folikel rambut, dan tes napas. Tes-tes tersebut dapat menyaring berbagai macam obat, termasuk alkohol, amfetamin, ganja, dan opioid.

Salah satu bahan paling umum dalam obat yang bisa menyebabkan hasil positif palsu adalah dextromethorphan (DXM). DXM adalah bahan aktif yang membuat kamu mengandung dan terkandung dalam banyak obat pereda batuk.

Jika dikonsumsi dalam dosis tinggi, DXM dapat menyebabkan halusinasi dan pengalaman keluar tubuh (out-of-body experience).

Konsumsi DXM dengan dosis lebih rendah, seperti yang ditemukan dalam obat bebas, umumnya dianggap aman. Namun, bahkan pada dosis yang lebih rendah, DXM masih dapat menyebabkan hasil positif palsu untuk opiat seperti phencyclidine (PCP). Ini karena DXM terkadang dapat dimetabolisme menjadi PCP di dalam tubuh.

Jadi, kalau kamu pernah mengosumsi obat yang mengandung DXM, kemungkinan saat kamu melakukan tes narkoba urine, hasilnya akan positif PCP.

Bahan obat lainnya yang dapat menyebabkan hasil positif palsu adalah doxylamine. Doxylamine adalah antihistamin yang terkandung dalam banyak obat pilek dan flu yang dijual bebas.

Jumlah doxylamine yang berlebihan dapat menyebabkan hasil positif palsu pada tes obat methadone. Metadon adalah opioid sintetis yang digunakan untuk mengobati rasa sakit dan kecanduan.

Meskipun bukan opioid, tetapi doxylamine memiliki struktur kimia yang mirip dengan methadone. Kesamaan ini terkadang dapat menyebabkan hasil tes tampak positif mengandung methadone.

Kalau kamu akan menjalani tes narkoba, beri tahu penyedia layanan kesehatan zat atau obat yang sedang dikonsumsi. Ini penting untuk mencegah ketegangan akibat hasil positif palsu.

Tes narkoba dengan metode imunokromatografi dapat menunjukkan hasil positif palsu pada beberapa reaksi silang seperti:

• Pemeriksaan amphetamine: Penggunaan pseudoephedrine, ephedrine, phenylephrine, propranolol, atenolol, metformin, dan levodopa.
• Pemeriksaan opioid: Konsumsi biji poppy (bagel, roti).
• Pemeriksaan PCP: Penggunaan obat pilek yang dijual bebas (dextromethorphan, doxylamine); serta tramadol.
• Pemeriksaan cannabinoid: Produk makanan yang mengandung hemp, paparan obat yang langka (dronabinol).
• Pemeriksaan lysergic acid diethylamide (LSD): Penggunaan antidepresan trisiklik seperti amitriptyline.
• Pemeriksaan tetrahydrocannabinol (THC): Penggunaan ibuprofen dan naproxen.

Beberapa obat flu, pilek, dan batuk yang dijual bebas terkadang bisa menyebabkan hasil positif narkoba, alias hasil positif palsu.

Yang terbaik adalah selalu bersiap dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menghindari potensi masalah. Kalau kamu ragu apakah obat yang kamu minum dapat menyebabkan hasil tes narkoba positif palsu, pastikan untuk membaca label obat dan bicarakan dengan dokter atau perusahaan.

Baca Juga: Studi: Remaja Menggunakan Narkoba untuk Meredakan Stres

Referensi

Kemenkes Ditjen Yankes. Diakses pada April 2024. Pemeriksaan Narkoba dari Spesimen Urin Menggunakan Metode Imunokromatografi.
US Drug Test Centers. Diakses pada April 2024. Can Nyquil Make You Fail a Drug Test?