Lupus Nefritis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Penanganan

60 persen pasien lupus akan mengembangkannya

Kabar duka datang dari dunia musik Tanah Air. Shena Malsiana, penyanyi jebolan ajang pencarian bakat X Factor Indonesia, meninggal dunia pada Rabu (25/10/2023). Meski belum diketahui pasti apa penyebab meninggalnya, tetapi Shena diketahui mengalami lupus nefritis pada usia 30 tahun. Penyakit yang dideritanya itu mengakibatkan gagal ginjal kronis.

Lupus nefritis (lupus nephritis) atau nefritis lupus adalah salah satu komplikasi paling serius dari lupus eritematosus sistemik (SLE) atau lupus, salah satu jenis penyakit autoimun.

Kondisi ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang ginjal, menyebabkan peradangan dan mungkin kerusakan organ. Peradangan pada ginjal dapat membahayakan kemampuan ginjal untuk membuang limbah dari darah dengan benar, mempertahankan jumlah cairan tubuh yang tepat, dan mengatur kadar hormon untuk mengontrol tekanan darah dan volume darah.

Lupus nefritis paling sering berkembang dalam waktu lima tahun sejak gejala lupus pertama kali muncul. Namun, pada tahap awal, gejala lupus nefritis bisa tidak disadari. Jika tidak diobati, gejala bisa bertambah parah dan berujung pada gagal ginjal. Orang yang mengalami komplikasi ginjal serius, seperti gagal ginjal, mungkin memerlukan dialisis atau transplantasi ginjal.

1. Penyebab

Tidak ada yang tahu apa penyebab lupus nefritis. Menurut National Kidney Foundation, riwayat keluarga dan hal-hal di lingkungan, seperti infeksi, virus, bahan kimia beracun atau polutan (asap mobil, asap pabrik) mungkin berperan dalam menyebabkan penyakit.

Menambahkan dari Lupus Foundation of America, studi telah menunjukkan bahwa seiring waktu, hingga 60 persen pasien lupus akan mengembangkan lupus nefritis, termasuk lebih dari setengah anak-anak dengan lupus.

Lupus nefritis lebih sering terjadi pada perempuan, dan bahkan terdapat prevalensi dan keparahan penyakit yang lebih tinggi di antara perempuan Afrika-Amerika, Asia, dan Hispanik antara usia 15–44 tahun, yang cenderung mengembangkan penyakit lebih awal dan mengalami komplikasi yang lebih serius.

2. Gejala

Lupus Nefritis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Penangananilustrasi demam (pexels.com/Anna Shvets)

Gejala lupus nefritis mungkin termasuk urine berbusa dan edema—pembengkakan saat tubuh memiliki terlalu banyak cairan, biasanya di kaki, kaki, atau pergelangan kaki, lebih jarang di tangan atau wajah. Tekanan darah tinggi juga bisa terjadi.

Mengutip National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases, masalah ginjal sering dimulai pada saat yang sama atau segera setelah gejala lupus muncul dan dapat mencakup:

  • Nyeri sendi atau bengkak.
  • Nyeri otot.
  • Demam tanpa diketahui penyebabnya.
  • Ruam merah, seringnya di wajah, hidung, dan pipi, kadang-kadang disebut ruam kupu-kupu karena bentuknya yang khas.

Baca Juga: 12 Gejala Awal Penyakit Lupus, Waspadai Tanda-Tandanya! 

3. Diagnosis

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, meninjau riwayat kesehatan, dan melakukan tes khusus yang dapat meliputi:

  • Tes urine untuk memeriksa protein dan darah.
  • Tes darah.
  • Memeriksa kadar protein dan kolesterol.
  • Memeriksa eGFR (perkiraan laju filtrasi glomerulus) untuk menunjukkan seberapa baik ginjal menyaring limbah.
  • Memeriksa antibodi antifosfolipid dan antibodi anti-nuklear (ANA) setidaknya sekali selama penyakit berlangsung.
  • Biopsi ginjal untuk melihat sepotong kecil ginjal di bawah mikroskop.

4. Pengobatan

Lupus Nefritis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Penangananilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Pengobatan dan perubahan pola makan adalah pengobatan yang paling umum untuk lupus nefritis. Dokter dapat merekomendasikan:

  • Obat tekanan darah: Angiotensin-converting-enzyme inhibitor (ACE inhibitor) dan angiotensin II receptor blocker (ARBs) membantu mengontrol tekanan darah dan mengurangi kehilangan protein.
  • Kortikosteroid dan obat imunosupresif: Obat-obatan ini mencegah sistem kekebalan menyerang pembuluh darah di ginjal.
  • Perubahan pola makan: Pasien mungkin perlu mengurangi asupan natrium. Mengurangi konsumsi protein, seperti daging dan susu, juga dapat mempermudah kerja ginjal. Konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk merencanakan pola makan sesuai kondisi dan kebutuhan.
  • Diuretik: Untuk membantu mengobati edema. Diuretik juga dapat menurunkan tekanan darah.

Gagal ginjal berkembang pada 10 hingga 30 persen orang dengan lupus nefritis. Jika ini terjadi, kamu mungkin perlu:

  • Dialisis atau cuci darah untuk membersihkan darah ketika ginjal tidak bekerja dengan baik.
  • Transplantasi ginjal, yaitu prosedur operasi yang menggantikan salah satu ginjal yang gagal dengan ginjal yang sehat dari donor.

5. Komplikasi yang dapat terjadi

Pengobatan bekerja dengan baik untuk mengendalikan lupus nefritis, sehingga kemungkinan komplikasi tergolong kecil.

Menurut studi, antara 10 hingga 30 persen orang dengan lupus nefritis mengalami gagal ginjal (Lupus, 2010).

Jenis lupus nefritis yang paling parah, yang disebut nefritis proliferatif difus, dapat menyebabkan bekas luka terbentuk di ginjal. Bekas luka bersifat permanen dan fungsi ginjal sering menurun seiring dengan makin banyaknya bekas luka yang terbentuk. Diagnosis dan pengobatan dini dapat membantu mencegah kerusakan jangka panjang.

Orang dengan lupus nefritis berisiko tinggi terkena kanker, terutama limfoma sel B, yaitu sejenis kanker yang dimulai pada sel-sel sistem kekebalan tubuh. Ada pula risiko tinggi mengalami masalah jantung dan pembuluh darah.

Lupus nefritis adalah peradangan dan kerusakan ginjal akibat lupus. Kondisi ini mencegah ginjal bekerja sebagaimana mestinya. Penting untuk mencari pengobatan untuk lupus nefritis segera. Mengelola kondisi dengan pengobatan dan perubahan pola makan dapat membantu menunda atau mencegah gagal ginjal. Dalam kasus parah, orang dengan lupus nefritis mungkin perlu cuci darah atau transplantasi ginjal.

Baca Juga: Lupus dan Kehamilan, 5 Hal Penting yang Harus Diketahui

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya