PCOS Bisa Menyebabkan Masalah Memori dan Pengambilan Keputusan

Bisa mengindikasian penuaan otak dini

PCOS adalah suatu kondisi hormonal yang memengaruhi ovarium, organ reproduksi perempuan yang menghasilkan sel telur.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan sindrom ovarium polikistik atau polycystic ovary syndrome (PCOS) memengaruhi sekitar 8-13 persen perempuan usia subur di seluruh dunia, dan sebanyak 70 persen dari mereka mungkin tidak terdiagnosis.

Salah satu gejala PCOS adalah terbentuknya kista di ovarium. Kondisi ini ditandai dengan ketidakseimbangan hormonal, yang menyebabkan menstruasi tidak teratur, kurangnya ovulasi, kelebihan rambut di wajah dan tubuh, serta penambahan berat badan. Ini adalah penyebab utama infertilitas, dan terkait dengan penyakit penyerta seperti diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.

Terlepas dari gejala fisik yang melemahkan, banyak penderita PCOS juga mengalami dampak psikologis negatif, termasuk depresi dan citra tubuh yang buruk.

Kini, sebuah studi selama 30 tahun terhadap lebih dari 900 peserta menemukan kemungkinan hubungan antara PCOS dan masalah memori dan kognisi pada usia paruh baya.

Baca Juga: Diet Keto Bantu Seimbangkan Hormon pada Pasien PCOS

Temuan studi

PCOS Bisa Menyebabkan Masalah Memori dan Pengambilan Keputusanilustrasi sindrom ovarium polikistik atau PCOS (commons.wikimedia.org/BruceBlaus)

Penulis studi, Dr Heather G. Huddleston dari Universitas California San Francisco, menjelaskan dalam sebuah pernyataan bahwa meskipun para ilmuwan memiliki pemahaman tentang bagaimana PCOS dapat memengaruhi kesehatan metabolisme, tetapi sedikit yang diketahui tentang bagaimana kondisi ini memengaruhi kesehatan otak.

“Hasil studi kami menunjukkan bahwa orang dengan kondisi ini memiliki daya ingat dan kemampuan berpikir yang lebih rendah serta perubahan otak yang tidak kentara pada usia paruh baya. Ini bisa berdampak pada seseorang di berbagai tingkatan, termasuk kualitas hidup, kesuksesan karier, dan keamanan finansial,” kata Heather.

Para peserta berusia antara 18 dan 30 tahun pada awal masa penelitian. Setelah 30 tahun, yang mana 66 anggota kelompok penelitian menderita PCOS, mereka diminta untuk menyelesaikan tes memori, kemampuan verbal, kecepatan pemrosesan, dan perhatian.

Salah satu tes untuk perhatian adalah tes Stroop, yang mana kamu disajikan dengan daftar nama warna yang ditulis dalam huruf berwarna berbeda, dan kamu harus menyatakan warna teks daripada membacanya.

Dari tes tersebut, didapat skor rata-rata orang dengan PCOS adalah sekitar 11 persen lebih rendah dibandingkan mereka yang tidak mengidapnya.

Secara keseluruhan, skor dalam tiga tes—yang berfokus pada memori, perhatian, dan kemampuan verbal—lebih rendah pada penderita PCOS, setelah disesuaikan dengan usia, ras, dan pendidikan.

Selain tes kognitif pada tahun ke-30, subkelompok peserta (291,25 di antaranya menderita PCOS) juga menerima pemindaian otak pada tahun ke-25 dan ke-30. Pemindaian tersebut menunjukkan integritas materi putih yang lebih rendah pada pasien dengan PCOS, yang mana dikatakan oleh para peneliti bisa mengindikasian penuaan otak dini.

Studi ini memiliki beberapa keterbatasan, khususnya fakta bahwa diagnosis PCOS tidak dibuat oleh dokter namun didasarkan pada tes kadar hormon pasien dan gejala yang mereka laporkan sendiri.

Dari data ini juga tidak mungkin untuk mengatakan secara pasti bahwa PCOS menyebabkan perubahan kognitif dan otak yang diamati, tetapi para peneliti yakin bahwa cukup banyak hal yang memerlukan penyelidikan lebih lanjut.

Penelitian tambahan diperlukan untuk mengonfirmasi temuan ini dan untuk menentukan bagaimana perubahan ini terjadi, termasuk melihat perubahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi kemungkinan masalah berpikir dan ingatan.

Baca Juga: 7 Pilihan Pengobatan untuk Perempuan dengan PCOS

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya