Kenali Perbedaan Heartburn, Refluks Asam, dan GERD

Sama-sama bisa sebabkan sakit dan ketidaknyamanan

Kamu merasakan sesuatu naik di tenggorokan. Ada sensasi terbakar dan rasanya asam. Sekarang kamu merasakannya di belakang tulang dada.

Apakah itu heartburn (nyeri ulu hati)? Apakah itu refluks asam? Apakah itu GERD? Apakah ketiganya sama??

Heartburn, refluks asam, dan GERD adalah kondisi yang berkaitan yang bisa menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan. Namun, ketiganya mengacu pada masalah yang berbeda. Yuk, kenali perbedaan heartburn, refluks asam, dan GERD!

Asam refluks adalah penyebab

Kenali Perbedaan Heartburn, Refluks Asam, dan GERDilustrasi refluks asam (flickr.com/PracticalCures.com)

Refluks asam (acid reflux) terjadi ketika isi perut—seperti makanan atau asam—bergerak ke arah yang salah. Mereka berjalan dari perut kembali ke tenggorokan melalui tabung yang menghubungkan keduanya, yaitu kerongkongan.

Kalau kamu memiliki kondisi refluks asam, kamu mungkin merasakan makanan atau asam lambung di bagian belakang mulut. Ini bisa menyebabkan ketidaknyamanan dan mual. Refluks asam juga disebut sebagai refluks gastroesofageal atau gastroesophageal reflux (GER), dilansir NIH MedlinePlus Magazine.

Baca Juga: GERD: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan, Komplikasi

Heartburn adalah gejala

Kenali Perbedaan Heartburn, Refluks Asam, dan GERDilustrasi heartburn (pixabay.com/Naturalherbsclinic)

Refluks asam menyebabkan heartburn, yaitu rasa terbakar di belakang tulang dada, di leher, atau di tenggorokan. Ini sering kali bertambah buruk setelah makan, pada malam hari, atau saat berbaring atau membungkuk. Hamil atau kelebihan berat badan dapat membuat heartburn lebih mungkin terjadi.

Heartburn terjadi pada sistem pencernaan (bukan dari jantung, ya!), secara spesifik di esofagus. Heartburn melibatkan nyeri ringan hingga parah di dada. Kadang ini disalahartikan sebagai serangan jantung.

Lapisan esofagus kita lebih rapuh daripada lapisan perut. Jadi, asam di kerongkongan menyebabkan sensasi terbakar di dada. Rasa sakitnya bisa terasa tajam, terbakar, atau seperti sensasi mengencang.

Beberapa orang mungkin menggambarkan heartburn sebagai rasa terbakar yang menjalar ke sekitar leher dan tenggorokan atau sebagai ketidaknyamanan yang terasa seperti terletak di belakang tulang dada.

GERD adalah kasus yang lebih serius

Kenali Perbedaan Heartburn, Refluks Asam, dan GERDilustrasi refluks asam lambung atau GERD (freepik.com/brgfx)

GERD adalah kependekan dari gastroesophageal reflux disease atau penyakit refluks gastroesofagus. Ini adalah versi lebih serius dari refluks asam. Keduanya dapat menyebabkan heartburn. Sering kali orang yang mengalami heartburn lebih dari dua kali seminggu memiliki GERD.

GERD terjadi ketika penutupan esofagus bagian bawah—yang berada di dekat perut—menjadi lemah atau mengendur padahal seharusnya tidak terjadi.

Gejalanya meliputi heartburn, regurgitasi, nyeri dada, batuk kering, sesak napas, atau kesulitan menelan.

Mengobati GERD mungkin memerlukan obat resep. Kadang, pembedahan atau prosedur lain mungkin diperlukan.

Kalau kamu curiga memiliki GERD, pastikan untuk menemui dokter atau ahli gastroenterologi. Perawatan akan membantu mengendalikan gejala serta mencegah kerusakan esofagus atau kemunculan kanker di kemudian hari.

Jadi, sudah paham ya perbedaan heartburn, refluks asam, dan GERD? Ada pilihan pengobatan ketiganya. Dokter mungkin menyarankan perubahan gaya hidup untuk mengurangi frekuensi dan tingkat keparahan gejala.

Menghindari makanan pemicu umum (seperti jeruk, tomat, bawang merah, bawang putih, dan cokelat) dapat membantu. Pemicu lainnya termasuk makanan tinggi lemak, pedas, atau gorengan. Beberapa minuman, termasuk kopi, teh, minuman berkarbonasi, dan alkohol, semuanya dapat menyebabkan GERD dan refluks asam.

Terkadang, pakaian ketat bisa memaksa asam lambung masuk ke kerongkongan, jadi mengenakan pakaian longgar akan membantu. 

Berhenti merokok dan produk tembakau lainnya juga dapat meringankan gejala.

Selain itu, meninggikan kepala saat tidur dan menghindari makan dekat jam tidur juga bisa mengurangi risiko heartburn.

Selain modifikasi gaya hidup, ada juga pilihan obat. Antasida dapat meredakan nyeri, penghambat reseptor H2 dapat mengurangi produksi asam lambung, sedangkan penghambat pompa proton dapat menghambat produksi asam lambung.

Apabila GERD tetap berlanjut meskipun sudah menjalani pengobatan dan melakukan perubahan gaya hidup, dokter mungkin merekomendasikan pembedahan.

Baca Juga: Salah Satu Gejala Awal GERD, Ini 9 Fakta Heartburn

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya